Baru saja Indonesia bernapas lega dengan kelonggaran aturan COVID-19, kini ditemukan subvarian baru Omicron di Australia. Berita ini diumumkan oleh The Guardian pada 4 Mei 2022. Subvarian tersebut diberi nama BA.2.12.1, BA.4, dan BA.5.
Ketiga Subvarian Masih Langka
Sumber: Unsplash
Ketiga subvarian Omicron tersebut didapatkan dari beberapa pasien, sehingga masih tergolong langka. Namun kondisi ini tetap harus diiringi dengan kewaspadaan.
Otoritas kesehatan Australia menyarankan kepada para pasien untuk tidak melakukan vaksin hingga 3 bulan setelah terjangkit virus subvarian baru.
Setelah itu, pasien diharapkan segera mendapatkan penanganan vaksin sesegera mungkin untuk menghindari penularan lebih lanjut.
Sebelumnya, subvarian ini berasal dari Afrika Selatan dan mulai ditemukan di berbagai negara di dunia pada akhir April 2022.
Artikel Terkait: Vaksin Khusus Omicron Mulai Dikembangkan Beberapa Perusahaan Vaksin Dunia
Penelitian Terkait Karakteristik Masih Terus Dilakukan
Sumber: Unsplash
Peneliti masih terus menggali terkait karakteristik subvarian Omicron baru di Australia.
Sebelumnya, Omicron BA.1 dan BA.2 memiliki karakteristik untuk menghindari respon antibodi, sehingga dapat menular ke orang yang sudah terkena COVID-19 sekaligus, meski tidak parah.
Sedangkan subvarian BA.4, BA.5, dan BA2.12.1 kemungkinan akan menghapus subvarian sebelumnya di Australia. Karakteristiknya pun disinyalir serupa dengan subvarian sebelumnya.
Namun hal ini masih belum bisa dipastikan. Peneliti tengah memprioritaskan penelitian terkait penularan dan juga respon antibodi pada tubuh. Selain itu prioritas lainnya adalah tingkat keparahan penyakit jika sudah tertular.
Disinyalir Akibat Musim Dingin
Sumber: Unsplash
Otoritas kesehatan Australia sudah memprediksi bahwa musim dingin ini akan terjadi peningkatan COVID-19 karena kelonggaran aturan yang selama ini berperan menahan penularan Omicron.
Selain itu, musim dingin juga menjadi musim dimana virus mudah tertular.
Aktivitas masyarakat yang lebih banyak dihabiskan di dalam ruangan menyebabkan virus mudah menular karena sirkulasi udara yang terbatas.
Ada pun beberapa hari besar dan festival yang dirayakan secara bersama-sama seperti Natal dan Thanksgiving membuka peluang besar bagi virus untuk melompat dari satu orang ke orang lainnya.
Artikel Terkait: 4 Fakta Asal-usul Kasus Penularan Omicron di Indonesia, Masih Ada yang Tak Terdeteksi
Masyarakat Australia Kini Juga Fokus pada Kesehatan Para Disabilitas
Sumber: Unsplash
Terlepas dari munculnya subvarian Omicron baru di Australia, beberapa warga mendesak prioritas difokuskan pada kesehatan teman-teman disabilitas.
Dilansir dari SBS News, perwakilan dari Inclusion Australia, Catherine McAlphine menyatakan bahwa beberapa masyarakat dengan disabilitas terancam risiko tinggi dari COVID-19 akibat tidak adanya fasilitas kesehatan yang memadai selama pandemi.
Hal ini khususnya pada masyarakat dengan disabilitas intelektual. Masih banyak yang belum mendapatkan vaksin penuh sehingga membuka risiko lebih tinggi.
Protokol Kesehatan Jangan Sampai Turun
Sumber: Unsplash
Dimana pun Parents berada, pastikan protokol kesehatan jangan sampai turun, apalagi untuk buah hati tercinta.
Kondisi ini bisa dicegah bersama-sama dengan mendapatkan vaksin booster, konsumsi makanan bergizi dan multivitamin, serta menjaga istirahat yang cukup.
Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan subvarian Omicron Australia tidak ditemukan di Indonesia.
***
Gejala COVID-19 Varian XE pada Anak, Orang Tua Harus Tetap Waspada
Viral Pasien Positif COVID-19 Selama 505 Hari, Begini Penjelasan Pakar
Rahasia Masjidil Haram Bebas Covid-19 Diungkap Menkes Arab Saudi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.