Tak selalu berisi omelan saja, fakta mengejutkan terkuak perihal bagaimana suara ibu berdampak terhadap bayinya yang lahir prematur. Ternyata, seperti apa sikap ibu kepada bayi yang baru lahir ibarat antibiotik yang krusial.
Riset Pengaruh Suara Ibu Terhadap Bayi
Karena alasan medis, bayi yang lahir prematur alias lahir sebelum waktunya harus dipisahkan dari orangtua. Selanjutnya, bayi ditempatkan dalam inkubator dan menjalani perawatan intensif dengan pengawasan dokter.
Selama beberapa minggu, bayi diharuskan menjalani prosedur medis rutin. Salah satunya adalah memberikan penghilang rasa sakit, juga mengambil sampel darah dan memberikan selang makanan. Sebenarnya, pemberian obat ini kerap berisiko bagi tumbuh kembang sang bayi prematur kedepannya.
Menyikapi hal ini, sebuah penelitian dilakukan pada Agustus 2021 lalu. Dalam penelitian yang dipublikasikan di Science Daily, tim dari Universitas Jenewa (UNIGE) bekerja sama dengan Rumah Sakit Parini di Italia dan Universitas Valle d’Aosta mengulik apa dampak suara seorang ibu terhadap bayi prematurnya.
Dalam penelitian tersebut, para ahli melibatkan 20 bayi prematur di Rumah Sakit Parini. Semua ibu diminta hadir ketika bayi menjalani tes darah harian.
“Kami memfokuskan penelitian ini pada suara ibu, karena pada hari-hari pertama kehidupan lebih sulit bagi ayah untuk hadir. Hal ini disebabkan kondisi kerja yang tidak selalu mengizinkan hari libur,” demikian penuturan Dr. Manuela Filippa, seorang peneliti di Kelompok Didier Grandjean dan penulis pertama studi ini.
“Untuk penelitian, ibu mulai berbicara atau bernyanyi lima menit sebelum penyuntikan, selama penyuntikan dan setelah prosedur,” sambung Dr. Manuela.
Artikel terkait: Studi Tunjukkan Bayi Tularkan COVID-19 Lebih Cepat, Begini Faktanya
Para dokter turut mengukur intensitas suara, sehingga dapat menutupi kebisingan di sekitarnya. Perlu diketahui bahwa perawatan intensif sering kali berisik karena ventilasi dan perangkat medis lainnya.
Hasilnya, saat ibu berbicara dengan bayi selama intervensi medis dilakukan, seketika itu juga rasa sakit bayi menurun secara signifikan. Sebaliknya, terjadi peningkatan hormon oksitosin drastis.
Adapun oksitosin adalah hormon yang terlibat dalam jalinan bonding sekaligus manajemen stres. Hormon inilah yang berperan mengatur manajemen nyeri lebih baik. Dengan kata lain, kehadiran ibu sangat berpengaruh nyata terhadap kesejahteraan dan tumbuh kembang bayi.
Selama penelitian, tim menggunakan Premature Infant Pain Profile (PIPP) atau pengukuran rasa sakit bayi prematur, yang menetapkan grid pengkodean di rentang antara 0 dan 21 untuk ekspresi wajah dan parameter fisiologis. Parameter mencakup detak jantung dan oksigenasi untuk menakar seberapa besar bayi merasakan sakit.
“Untuk mengkode perilaku bayi prematur, kami memfilmkan setiap tes darah dan menilai video ‘buta’ oleh personel terlatih tanpa suara, sehingga tidak mengetahui apakah ibu hadir atau tidak,” catat Didier Grandjean.
Lebih lanjut, terdapat hasil yang menakjubkan. Nilai PIPP adalah 4,5 saat ibu tidak ada dan turun menjadi 3 saat ibu berbicara dengan bayinya.
“Saat ibu bernyanyi, PIPP nya adalah 3,8. Perbedaan dengan suara yang diucapkan ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa ibu kurang menyesuaikan intonasi vokalnya dengan apa yang dia rasakan pada bayinya saat dia bernyanyi. Ia dibatasi oleh struktur melodi yang tidak terjadi ketika berbicara,” tegas profesor Jenewa tersebut.
Artikel terkait: Usia Kehamilan 39 Minggu Belum Melahirkan, Apa yang Harus Bunda Lakukan?
Membesarkan Bayi Prematur
Melansir laman American Pregnancy, bayi bisa dikatakan prematur ketika ia lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Kondisi ini kerap membuat ibu jadi takut dan gugup. Terlebih, bayi lahir prematur berisiko mengalami komplikasi.
Itulah sebabnya ia akan ditempatkan di unit perawatan intensif neonatal (NICU) untuk menekan risiko yang ada. Hal ini tak ditampik menimbulkan stres. Mengutip laman Healthy Children, sebanyak 11-13% kehamilan di Amerika Serikat melahirkan prematur. Umumnya, kondisi ini dialami ibu yang hamil lebih dari satu janin.
Untuk itu, lakukan tips berikut agar bisa berdamai dengan stres yang ada:
- Luangkan waktu. Mulai dari bayi masih di inkubator, luangkan waktu sebanyak mungkin hingga bayi kondisinya stabil. Seiring modernitas rumah sakit, sudah banyak unit perawatan intensif yang mengizinkan orangtua sering menengok bayinya yang membutuhkan penanganan khusus.
- Berikan makanan pertama. Dalam artian ASI, susui bayi segera setelah mendapatkan izin dokter. Bagaimanapun, ASI adalah sumber nutrisi terbaik dan kaya antibodi. Jangan sungkan meminta bantuan dokter dan perawat bagaimana teknik menyusui yang tepat, atau haruskah bayi menyusui dari feeding tube? Pilihlah yang aman dan nyaman bagi ibu dan bayi.
- Sediakan feeding tube ASI. Jika dirasa terlalu sulit untuk bayi menyusui langsung, pompalah ASI agar bayi bisa menyusui melalui feeding tube.
- Siapkan diri dengan baik. Saat Parents siap membawa bayi ke rumah, akan ada shock culture. Siapkanlah rumah dan keluarga untuk kepulangan bayi jauh hari sebelumnya. Pastikan Anda beristirahat dengan baik, juga banyak membaca buku tentang perawatan bayi prematur.
- Praktikkan Kangaroo Care. Merawat bayi secara kanguru merupakan teknik menempatkan bayi dalam posisi tegak di dada telanjang ibu agar skin to skin contact terjaga. Kepala bayi diputar sehingga telinganya berada di atas jantung ibu. Penelitian menunjukkan bahwa perawatan kanguru pada bayi prematur ampuh meningkatkan ikatan orangtua-bayi, meningkatkan pemberian ASI, menstabilkan detak jantung & pernapasan bayi, meningkatkan oksigenasi, mengatur suhu tubuh, dan mendorong tumbuh kembang bayi.
- Tetapkan aturan. Bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi. Karenanya tahan diri untuk mengunjungi tempat umum, juga batasi orang yang ingin berkunjung ke rumah menjenguk bayi. Pastikan pengunjung dalam kondisi sehat dan mencuci tangan sebelum menyentuh bayi.
- Konsultasi dengan dokter. Sebelum pulang dari rumah sakit, simpan nomor kontak dokter anak adalah hal penting. Mengingat bayi Anda membutuhkan penanganan khusus, ada momentum Anda membutuhkan penjelasan dokter saat menghadapi kebingungan.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
7 Fakta Ibu Melahirkan Bayi Besar, Beratnya Mencapai 5,13 Kg Saat Lahir
Penyebab Bayi Tanpa Tempurung Kepala dan Cara Pencegahan Anensefali
5 Cara agar Bayi Tidur Nyenyak dan Tidak Rewel, Coba Malam Ini!