Kasus suami pukul istri dan anak hingga tewas terjadi di Banyuasin, Sumatera Selatan. Diduga karena depresi sudah berbulan-bulan tak bekerja, pelaku menghabisi nyawa anak dan istrinya sendiri.
Awal mula peristiwa ini terjadi karena tersangka nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri. Namun tak berhasil.
Tetangga yang curiga pun lantas memeriksa rumah tersangka dan kaget menemukan istri dan anak tersangka sudah tewas dengan luka karah di bagian kepala. Diduga, kedua korban dipukul dengan tabung gas tiga kilo.
Suami pukul istri dan anak hingga tewas pakai tabung gas
Kedua korban dipukul tabung gas elpiji hingga tak bergerak sama sekali dan nafas berhenti. Sungguh tega apa yang telah dilakukan Rendi Arista (34 tahun). Sehingga istri dan anaknya yang masih balita meregang nyawa di tangannya sendiri.
Dugaan polisi, berdasarkan pemeriksaan di TKP, Rendi memukul anak dan istrinya dengan tabung gas, hingga tewas. Pemukulan ini terjadi tanpa perlawanan karena anak dan istri sedang tertidur lelap.
Hal ini membuat geger warga Desa Tajamulya, Kecamatan Betung, Banyuasin, Sumatera Selatan. Kepolisian telah mengamankan tersangka.
“Iya betul, dua korban yakni ibu dan anak tewas dibunuh suami atau ayah korban. Pelaku sudah kami amankan,” kata Kasatreskrim Polres Banyuasin AKP Ginanjar.
Warga mendapati jenazah korban di kamarnya Senin, 27 juli dini hari. Korban luka parah di bagian kepala diduga akibat pukulan keras dengan tabung gas Elpiji 3 kilogram.
Sedangkan pelaku, belum dapat dimintai keterangan. Barang bukti ditemukan tabung gas elpiji yang berada di samping jenazah kedua korban.
“Kasusnya masih kami dalami. Pelaku sudah kita tetapkan tersangka, tapi belum bisa dimintai keterangan,” jelas Ginanjar.
Kronologi suami bunuh istri dan anak yang masih balita
Malang sekali nasib ibu dan anak ini. Yuti Kontesa (30) dan anaknya yang masih balita Rajata Baikal (3) harus meregang nyawa di tangan orang terdekat mereka sendiri. Berdasarkan keterangan kepolisian, Rendi mengalami depresi lantaran kehilangan pekerjaan.
Peristiwa naas ini terjadi dini hari pukul satu pagi. Kapolres Banyuasin AKBP Danny Sianipar mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di kediaman pelaku di Desa Tajamulya, Philips IV, Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin, sekitar pukul 01.00 WIB.
Seorang saksi bernama Andra yang merupakan tetangga pelaku mendadak digedor pintu rumahnya oleh Rendi dengan kondisi mulut berdarah dan leher terikat tali.
Andra yang melihat kondisi pelaku Rendi pun langsung mengantarnya ke bidan untuk mendapatkan petolongan.
“Di perjalanan ke rumah Bidan, tersangka mengatakan bahwa sedang ada masalah keluarga dan ingin bunuh diri dan ingin berobat. Tersangka diantar kembali ke rumahnya oleh saksi, namun tidak sempat masuk ke rumah korban,” kata Danny seperti dilansir dari Kompas.
Saksi yang curiga melihat gerak-gerik dan upaya bunuh diri pelaku akhirnya datang ke rumah Rendi. Di sana ia terkejut melihat istri dan anak Rendi sudah dalam kondisi tewas dengan kepala terluka parah.
“Pelaku ini memukul anak dan istrinya dengan menggunakan tabung gas ukuran tiga kilo, setelah itu ia lari dari rumah dan meminum racun. Kondisinya saat ini sedang sekarat dan menjalani perawatan di rumah sakit,” ujar Kapolres.
Tersangka sempat mencoba gantung diri dan minum racun
Ketika diamankan, Rendi berada di dalam mobil minibus BG-1191-JF miliknya. Namun kondisinya lemas dan mulut mengeluarkan busa.
“Tersangka saat ini kondisinya kritis akibat meminum racun serangga. Untuk motifnya depresi karena tersangka di-PHK dari tempat kerja, juga akibat narkoba,” kata AKP Ginanjar dari Kasatreskrim Polres Banyuasin.
Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Ginanjar mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, Rendi bermaksud hendak melakukan aksi bunuh diri satu keluarga bersama anak dan istrinya akibat depresi.
Selain itu, ternyata pelaku juga seorang pecandu narkoba. Beberapa bulan belakangan ia kehilangan pekerjaan akibat situasi Covid-19. Pelaku dan istri diketahui sering cekcok karena persoalan anak ketiga mereka yang tak diakui oleh tersangka Rendi.
“Pelaku ini lebih dulu membunuh anak dan istrinya saat sedang tidur. Setelah keduanya tewas ia bermaksud hendak bunuh diri dengan gantung diri dua kali, tapi gagal karena talinya putus,” kata Ginanjar.
Merasa aksinya itu gagal, Rendi sempat meminta pertolongan dengan tetangganya untuk dibawa ke bidan setempat dengan kondisi tali masih menempel di leher. Andra yang merupakan saksi mata menolong tersangka yang ketika itu mengaku sedang ribut dengan istrinya. Kemudian, saksi mengantar pelaku lagi pulang ke rumah.
Usai membunuh anak dan istrinya, Rendi pun pergi menggunakan mobil ke arah Kecamatan Sungai Lilin. Disana ia kembali mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun. Namun gagal lagi dan keburu diringkus oleh kepolisian.
***
Demikian informasi tentang kasus suami pukul anak dan istri. Semoga kejadian seperti ini tak terjadi lagi pada keluarga mana pun.
Baca juga :
Kejam! Suami bunuh istri yang sedang hamil 8 bulan, apa alasannya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.