Gejala stroke muncul ketika terdapat kekurangan oksigen dan nutrisi pada bagian otak. Jika gejala menghilang dalam waktu 24 jam, kejadian ini disebut mini stroke.
Seorang ibu muda Heather Ondersma, dari West Michigan menuturkan kisahnya yang mengharukan setelah mengalami stroke tulang belakang. Dokter mengatakan itu adalah kondisi medis yang langka yang tidak mengeluarkan tanda peringatan.
Stroke tulang belakang bisa terjadi pada siapa saja, mempengaruhi kemampuan seseorang untuk membaca dan mengirim sinyal ke otak dan bagian lain dari tubuh.
Dokter mengatakan masih sulit untuk mencari tahu, gejala stroke ini disebabkan oleh apa ? tetapi untuk ibu muda ini mendapatkan pemulihan ajaib. Dia mengatakan ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah dia lupakan.
Heather Ondersma mengenang kisahnya kejadian itu terjadi pada 19 Mei 2015. Gejala yang dirasakan adalah kakinya mulai merasa aneh seperti tertidur. Dan ia merasakan sakit di bagian belakang punggungku. “Rasa sakitnya langsung menembus tubuhku, ke diafragma dan aku tidak tahu apa yang sedang terjadi,” kenang Heather.
Di rumah sakit, ibu 26 tahun itu mendapat kabar yang menyedihkan. Dokter memvonisnya bahwa dia tidak akan pernah berjalan lagi. Heather mengatakan dokter butuh waktu seminggu untuk mendiagnosis kondisinya sebagai stroke tulang belakang karena gejala yang dialaminya tersebut.
“Ini bisa sangat membuat frustasi bagi dokter dan sangat sulit bagi pasien karena tidak ada peringatan dan mereka tidak memiliki risiko khusus,” jelas Dr. Daniel Fechtner, seorang dokter Pengobatan Fisik dan Rehabilitasi di RS Rehabilitasi Mary Free Bed, West Michigan.
“Itu hanya seperti sambaran petir.”
Dokter Daniel Fechtner adalah dokter Heather di Mary Free Bed. Dia mengatakan stroke tulang belakang sangat langka, mempengaruhi hanya beberapa ribu orang di AS setiap tahun.
“Itu karena jumlah mereka tidak banyak. Kami tahu sedikit lebih sedikit dari siapa yang berisiko. Ketika mereka terjadi, itu biasanya ketika mereka menjalani operasi besar, seperti operasi pada aorta pada sistem sirkulasi,” ujar Dr. Fechtner.
Tapi, itu bukan kasus untuk Heather. Bertekad untuk membuktikan prognosisnya yang salah, Heather bisa berjalan seminggu sebelum meninggalkan Mary Free Bed. Tapi, efeknya akan tetap bersamanya. Sekarang, dia ingin orang lain sadar. “Saya pikir saya tak terkalahkan dan ini terjadi,” kata Heather. “Saya lemas, saya punya tremor otot sporadis yang tidak bisa saya kendalikan.”
Dan sedihnya Heather divonis kalau ia tidak bisa punya anak. “Aku diberi tahu aku tidak bisa punya anak.” Tapi, sungguh ajaib saat ini Heather menceritakan kisahnya, Heather sekarang adalah ibu dari bayi yang sehat. “Itulah keajaiban terbesar yang muncul dari semua ini.” Dan, dia bersyukur atas kesempatan baru ini dalam hidup. “Mary Free Bed adalah keajaiban. Kalau bukan karena mereka, aku mungkin tidak akan berjalan hari ini.”
Dokter Fechtner memberi tahu kepada para wanita jika tiba-tiba mengalami kelemahan atau kehilangan kekuatan di kaki atau lengan Anda, segera masuk ke ruang gawat darurat. Biasanya, MRI dapat membantu dokter mengetahui apa yang sedang terjadi. Namun, dia mengatakan pemulihan bisa bervariasi, tergantung pada orangnya dan seberapa parah stroke yang menyerang.
Sumber : Fox17online.com
Baca Juga : https://id.theasianparent.com/stroke-pada-bayi-baru-lahir
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.