Stigma 'Ibu Manja' pada Persalinan Caesar

Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Stigma “ibu manja” kerapkali melekat pada seorang ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar belum menjadi ibu yang seutuhnya. Bahkan, ada orang yang dengan santai melontarkan komentar yang ‘menusuk hati’ secara langsung kepada ibu yang baru saja melahirkan caesar.

Dicap sebagai “ibu manja” adalah salah satu stigma yang sampai saat ini masih seringkali dilekatkan pada ibu yang melahirkan secara caesar. Padahal, faktanya melahirkan secara caesar tidak serta-merta diinginkan setiap ibu yang melahirkan secara caesar.

Banyak faktor yang mengharuskan seorang ibu harus rela menjalani operasi caesar demi keselamatan sang buah hati dan dirinya sendiri. Berikut beberapa pertimbangan seorang dokter mengharuskan operasi caesar: 

1. Plasenta Previa

Plasenta previa adalah permasalahan yang terjadi pada plasenta karena letaknya rendah di dalam rahim dan menutupi sebagian atau seluruhnya serviks.

2. Sungsang

Jika janin dinyatakan dalam posisi sungsang atau melintang, persalinan caesar seringkali menjadi pilihan, meskipun persalinan pervaginam dapat dilakukan dalam keadaan tertentu. Namun, seringkali janin dengan posisi sungsang akan mengalami terlilit tali pusar, oleh karena itu operasi caesar diperlukan.

3. Tidak Ada Kemajuan dalam Proses Persalinan

Hal ini dapat terjadi ketika serviks belum melebar sempurna, persalinan lambat atau terhenti, atau bayi tidak dalam posisi persalinan yang optimal. Hal ini dapat didiagnosis saat memasuki fase kedua persalinan (pelebaran lebih dari 5 sentimeter).

4. Fetal Distress

Suatu kondisi dimana janin kekurangan oksigen, hal ini sangat membahayakan untuk janin.

5. Diabetes

Jika ibu menderita diabetes gestasional selama kehamilan atau sebelumnya, kemungkinan janin akan memiliki ukuran yang lebih besar dibanding rata-rata dan juga memiliki kemungkinan komplikasi lainnya. Hal ini meningkatkan peluang ibu untuk melahirkan secara operasi caesar. 

6. Preeklamsia

Suatu kondisi dimana sang ibu menderita tekanan darah tinggi selama kehamilan. Kondisi ini dapat mencegah plasenta mendapatkan jumlah darah yang dibutuhkan dan mengurangi aliran oksigen ke janin. Persalinan normal mungkin saja dilakukan namun pada ibu yang menderita preeklamsia berat dokter biasanya mengambil tindakan operasi caesar untuk mengurangi risiko.

7. Hamil kembar

Melahirkan secara normal mungkin saja dilakukan untuk ibu yang hamil kembar jika posisi janin memungkinkan, perkiraan berat badan, dan usia kehamilan. Namun jika ibu hamil kembar lebih dari dua janin, biasanya operasi caesar akan menjadi pilihan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

8. Birth Defects

Jika janin telah didiagnosis dengan cacat lahir, operasi caesar dapat dilakukan untuk membantu mengurangi komplikasi lebih lanjut selama persalinan. 

Jika dokter telah mendiagnosis untuk operasi caesar dengan alasan tertentu seperti yang tertera diatas maka seorang ibu rela untuk disayat perutnya untuk melakukan operasi caesar agar sang buah hati terlahir dengan selamat. 

Bunda sekalian yang belum pernah operasi dan khususnya belum pernah operasi caesar, coba bayangkan. Dengan menahan rasa tidak enak karena harus buang air kecil melalui kateter, tangan yang diinfus dan bantuan oksigen jika diperlukan, lalu suntikan anestesi yang membuat badan bagian bawah mati rasa seorang ibu yang sedang kesakitan dan cemas harus rela perutnya disayat hingga belasan centimeter untuk melahirkan sang buah hati dengan cara yang aman. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Belum lagi lampu-lampu di kamar operasi dan dinginnya air conditioner menambah ketegangan tersendiri karena harus menjalani operasi dengan sadar. 

Pasca operasi, ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar akan melakukan semua hal yang sama yang dilakukan oleh ibu yang melahirkan dengan normal, menyusui, memandikan, menggantikan baju, menggendong, menenangkan saat menangis dan tentu saja menyayangi dengan sepenuh hati. Bahkan, ada treatment tambahan pasca operasi agar proses penyembuhan dapat optimal seperti berikut :

1. Meminimalisir aktivitas berat

Meminimalisir aktivitas berat pasca operasi caesar dapat membantu pemulihan lebih cepat. Minta bantuan pada suster saat masih di rumah sakit dan meminta bantuan pada anggota keluarga saat sudah berada di rumah untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga banyak terutama hindari mengangkat apapun yang berat. Fokus pada penyembuhan pasca operasi dan perawatan khusus bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Minum air putih dan makanan bergizi

Pastikan ibu mendapatkan banyak cairan agar tetap terhidrasi, dan makan makanan yang sehat dan bergizi untuk memulihkan energi. Makanan sehat dan bergizi dibutuhkan pula untuk menghindari sembelit, dan batuk. Karena dua penyakit tersebut akan sangat menyiksa jika terjadi pada ibu pasca operasi caesar.

3. Perawatan pada luka sayatan

Biasanya sebelum pulang dari rumah sakit, perawat akan mengganti perban pada luka sayatan. Perban anti air, agar luka sayatan tidak terkena air saat mandi. Dokter biasanya meminta pasien untuk kembali ke rumah sakit tujuh hari pasca operasi caesar untuk memeriksa luka sayatan. 

Sekian sedikit gambaran pembaca seputar operasi caesar. Semoga setelah membaca artikel ini, stigma mengenai ‘ibu manja’ pada ibu-ibu yang melahirkan secara caesar dapat berangsur-angsur menghilang. Karena sejatinya, seorang ibu adalah manusia yang pertama berjuang demi anaknya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

***