Negeri Beruang Merah membuktikan omongannya bukan gertak sambal belaka. Per Kamis (24/2), Presiden Vladimir Putin mengesahkan deklarasi perang terhadap Ukraina. Nyatanya jauh sebelum tensi kedua negara tinggi, siswa Ukraina sudah diajarkan cara bertahan dari invasi. Seperti apa?
Rusia Kibarkan Deklarasi Perang
Bukan tanpa alasan Rusia melakukan serangan, perlindungan perbatasan menjadi alasan. Mengutip laman Washington Post, Presiden Putin menjabarkan alasannya harus melakukan hal ini.
“Tidak ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri kita sendiri. Hal yang sama sedang terjadi sekarang. Anda dan saya belum pernah diberi kesempatan untuk melindungi Rusia dan rakyat kita sebelumnya, kecuali hal yang akan kita hadapi hari ini. Situasi yang ada menuntut kita untuk bertindak tegas dan cepat. Republik Rakyat Donbas telah meminta bantuan Rusia.
Terkait hal ini, dan sesuai dengan Pasal 51 Bab VII Piagam PBB, dengan persetujuan Dewan Federasi Rusia dan Majelis Federasi, pada 22 Februari yang lalu [kami] meratifikasi hubungan persahabatan dan kerja sama dengan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.
Saya membuat keputusan untuk melakukan sebuah operasi militer khusus. Tujuannya untuk melindungi rakyat yang telah diperlakukan semena-mena lewat genosida yang dilakukan rezim Kiev selama delapan tahun.
Demi tujuan tersebut, kami bertekad melakukan demiliterisasi dan denazifikasi (melepaskan pengaruh NAZI, red) di Ukraina, dan mengadili mereka yang melakukan kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk warga negara Federasi Rusia.”.
Presiden Putin juga menegaskan dirinya tidak bermaksud menguasai Ukraina. Tujuannya semata memutuskan masa depan dan melawan penjajahan yang hingga kini masih diperjuangkan oleh Donetsk dan Luhansk di daratan Ukraina.
Artikel terkait: Perdana Buat Akun Instagram, Angelina Jolie Unggah Surat Haru Gadis Afganistan
Siswa Ukraina Diajarkan Cara Bertahan dari Invasi
Sumber: Globe Echo
Dalam sesi bincang santai bersama CNBC Indonesia, Duta Besar Ukraina di Indonesia Vasyl Hamianin menuturkan bahwa Rusia sudah resmi memulai perang. Namun, keadaan ini tidak membuat masyarakat di Ukraina panik.
Bahkan, pelajar di negeri tersebut memang sudah dilatih untuk mempertahankan diri. Mengutip Reuters, beberapa sekolah di Kharkiv mendapatkan simulasi bagaimana cara mengidentifikasi bahan peledak.
Tak hanya itu, mereka juga mendapat bekal pentingnya rompi anti peluru dan helm. Latihan evakuasi dan pertolongan pertama juga dipegang teguh oleh remaja belasan tahun tersebut.
Spesialis pertahanan sipil Oleksandr Shevchuk mengatakan bahwa pelajaran tersebut sejatinya telah dimulai per Januari. Rangkaian bom tipuan di seluruh negeri diperkenalkan ke seluruh siswa Kiev bahkan sebelum Presiden Putin mendeklarasikan perang baru-baru ini.
“Kini, kami memberikan pelatihan itu lebih sering demi mencegah anak kami terluka. Atau jika mungkin, kematian,” ujar Shevchuk. Demi menghindari kepanikan masif, latihan ini pun diadakan sesering mungkin dan dapat dicerna generasi muda.
“Kami menunjukkan kepada mereka apa itu bahan peledak, kami biarkan mereka mencoba seragam dan rompi anti peluru. Tujuannya supaya mereka menyadari situasi yang bisa saja menimpa mereka,” lanjut Shevchuk.
Artikel terkait: Warga Korut Dilarang Tertawa 11 Hari Lamanya, Ternyata Ini Alasannya
Pelajar Menganggap Ini Hal Biasa
Salah satu pelajar bernama Arina Cherkasova, 15, tersenyum ketika rompi antipeluru diturunkan di atas kepalanya. Salah satu instruktur membantunya mengenakan helm oranye terang.
“Ini agak berat, dan ternyata cukup lucu melakukan ini di hadapan teman-teman,” ujar Arina. Sementara siswa lainnya, Nazar memaparkan bahwa apa yang ia dapat di sekolah sejatinya sudah ia pikirkan sejak lama.
“Kami sering membahas kapan serangan seperti ini akan terjadi. Apakah itu akan terjadi, dan apa yang harus kami lakukan jika itu terjadi. Ini jawabannya,” tukas Nazar.
Siswa di Ukraina sadar betul bahwa simulasi seperti itu relevan dengan eskalasi militer yang cukup tinggi saat ini antara negerinya dan Rusia. Namun, bukan berarti siswa tidak merasa takut.
“Menakutkan. Sangat menakutkan,” pungkas Nazar.
Kita doakan saja ya Parents supaya konflik antar dua negara ini bisa terselesaikan dengan baik tanpa lebih banyak lagi korban yang berjatuhan di kedua belah pihak.
***
Baca juga:
10 Film Perang Terbaik Sepanjang Masa, Cocok untuk Menemani Weekend!
Taliban Bicara soal Hak Perempuan di Afghanistan, Bagaimana Reaksi Masyarakat?
Ternyata Tak Mudah, 7 Aturan Ini Harus Dipatuhi Ri Sol-ju Istri Kim Jng Un
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.