Aksi perundungan di sekolah kembali terjadi hingga merenggut nyawa. Pada Minggu (12/6), seorang siswa MTS meninggal usai dibully oleh teman-teman sekolahnya. Kasus ini membuat publik terhenyak dan geram akan aksi kriminal para pelajar tersebut.
Mirisnya lagi, aksi tersebut dilakukan ketika jam pelajaran berlangsung. Kejahatan yang dilakukan remaja tersebut tentu membuat para orang tua cemas dengan buah hati mereka. Lantas, bagaimana peristiwa ini bisa terjadi? Simak informasinya berikut.
Korban Dianiaya Ketika Hendak Beribadah
Kejadian mengenaskan ini terjadi di MTS Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara yang pertama kali diunggah oleh pengguna akun Facebook Dedeng Mopangga.
Menurut cerita yang ditulis pengguna tersebut, korban dianiaya oleh teman sekelasnya berjumlah 9 orang. Sang korban berinisial BT (13) awalnya hendak menunaikan ibadah salat dzuhur di masjid sekolah pada Rabu (8/6).
Tiba-tiba wajahnya ditutupi dengan sajadah oleh para pelaku. Tak sampai di situ, pelaku kemudian melakukan penganiayaan dengan mengikat tangan, memukuli berkali-kali hingga BT meringis kesakitan.
Sumber: iNews Sulut
Mengutip yoursay.id, setelah dianiaya BT merasakan sakit di bagian perut dan mengeluhkannya kepada orang tuanya. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pombudayan pada Sabtu (11/6).
Pihak rumah sakit mendiagnosis BT mengalami kelainan usus dan dirujuk ke RSUP Prof. RD. Kandou Manado. Meskipun telah mendapatkan penanganan dan sempat menjalani operasi, BT dinyatakan meninggal pada Minggu (12/6).
Pelaku Diduga Berjumlah 9 Orang
Sesuai kronologi yang ditulis lewat laman Facebook, pelaku yang melakukan aksi tak terpuji ini berjumlah sembilan orang yang duduk di kelas 9, sedangkan korban merupakan siswa kelas 7.
Hingga Selasa (14/6) kepolisian telah memeriksa 18 orang mulai dari guru, pihak sekolah, dan sebagian pelajar. Dari jumlah tersebut telah mengantongi beberapa terduga pelaku kekerasan.
Artikel terkait: Anak Alami Bullying di Sekolah, Ini Cara Menyikapinya
Kejadian Serupa Pernah Terjadi
Fakta mengejutkan mencuat, pasca kejadian yang merenggut nyawa BT, rupanya pernah ada kejadian serupa yang menimpa empat korban lainnya. Hal ini dikonfirmasi oleh Kasat Pol PP Bolaang Mongondow Zulfaldy Binol yang mengaku anaknya menjadi korban ketiga.
Menurutnya, BT merupakan korban terakhir dan satu-satunya yang meninggal karena insiden itu. Sang anak APB (13) yang dipukul di bagian kepala sempat melarikan diri dan mengeluarkan darah di hidungnya, dikutip dari Kompas.
Sekolah Mengakui Adanya Kelalaian
Kepala sekolah MTs Negeri 1 Kotamobagu, Intan Safitri Mokodompit akui adanya kelalaian dalam pengawasan di lingkungan sekolah. Ia mengungkap bahwa tidak mengetahui ada kejadian tersebut karena tak mendapatkan laporan.
Pihaknya pun meminta maaf atas kejadian yang menewaskan BT dan menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian.
Betapa mirisnya aksi perundungan sampai membuat korban meninggal dunia ini berlangsung di dalam lingkungan sekolah dan dilakukan oleh para pelajar yang seharusnya fokus belajar.
Semoga keluarga korban bisa segera mendapatkan keadilan dan pelaku dihukum sesuai tindakannya. Semoga hal ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi semua orang tua untuk memberikan pendidikan bagi buah hatinya tentang bahaya dan dampak perundungan, ya. Bagaimana pendapat Anda dengan kasus ini?
Baca juga:
5 Cara Mendidik Anak Agar Tidak Menjadi Pelaku Bullying, Parents Wajib Tahu!
Tak Bisa dengan Kata-Kata! Begini Cara Saya Mengatasi Bullying di Sekolah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.