Parents, pernahkah mendengar istilah sholat mutlak? Sholat mutlak adalah sholat sunnah yang dilakukan tanpa terikat oleh waktu layaknya sholat lima waktu. Sholat ini juga bisa dilakukan, bahkan tanpa sebab khusus misalkan hendak bepergian, meminta hujan ataupun meminta petunjuk. Umumnya, sholat mutlak boleh dilakukan kapan pun dengan jumlah rakaat berapa pun. Dengan catatan, tetap dilakukan di luar waktu-waktu yang dilarang.
Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Sholat adalah sebaik-baiknya apa yang yang disyariatkan. Barang siapa yang berkehendak maka perbanyaklah dan barang siapa yang berkehendak maka sedikitkanlah” (HR Ibnu Hibban).
Para ulama ahli fiqih menjadikan hadits tersebut sebagai dasar untuk memberikan hukum bahwa sholat sunnah mutlak hukumnya sunnah berdasar hadits di atas. Ini berarti sholat tersebut jika dilakukan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapatkan dosa. Dari hadits tersebut juga tampak bahwa sholat sunnah mutlak merupakan salah satu dari sekian banyak ibadah sunnah dalam Islam.
Waktu Pelaksanaan Sholat Mutlak
Lalu kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat mutlak? Jawabannya adalah kapan saja. Sholat sunnah yang satu ini boleh dilakukan pada malam hari maupun pada siang hari. Dengan catatan tidak dilakukan pada waktu-waktu dilarang sholat, yakni setelah sholat Subuh, setelah sholat Ashar, dan waktu istiwa’ selain di Tanah Haram, Makkah. Meski demikian, sholat sunnah mutlak yang dilakukan pada malam hari lebih utama dari sholat sunnah mutlak yang dilakukan pada siang hari.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Paling utamanya sholat (sunnah) setelah sholat wajib adalah sholat (yang dilakukan) di malam (hari).” Dari hadits tersebut, Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairami al-Mishri (1131-1221 H) mengarahkan bahwa yang dimaksud sholat malam pada hadits di atas adalah sholat sunnah mutlak yang dilakukan pada waktu malam dan bukan pada siang harinya. Oleh karena itu, meskipun sholat sunnah mutlak tidak terikat oleh waktu, dilakukan pada malam hari lebih utama daripada dilakukan pada siang hari.
Berkenaan dengan tempat sholat adalah lebih baik dilakukan di rumah. Seperti perkataan Imam Nawawi berikut: “sholat sunnah yang dilakukan di rumah lebih baik dari yang dilakukan di masjid.” (Imam Nawawi, Raudhatuth Thalibin, [Baitu: Darul Kutub al-Ilmiah, 1996], juz 1, halaman 338).
Artikel terkait: Tak Pernah Ditinggalkan Rasul, Begini Panduan Lengkap Shalat Qobliyah Subuh
Tata Cara Sholat Mutlak
Dalam pelaksanaannya, sholat mutlak tidak memiliki perbedaan khusus dengan sholat-sholat sunnah lainnya. Ia tidak memiliki bacaan, waktu maupun tata caranya tersendiri. Perbedaannya hanya terletak pada niat yaitu:
أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla
Artinya, “Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Pada lafal niat sholatnya pun tidak ditentukan harus menggunakan kata “mutlak” ataupun kata “sunnah”, sehingga cukup menyebutkan niat sholat sunnah saja seperti di atas. Meskipun membaca niat bukanlah keharusan, namun dengan menyebutnya akan lebih baik karena setiap pekerjaan yang disertai niat akan dinilai lebih baik dan lebih sempurna.
Setelah membaca niat, maka dilanjutkan seperti sholat biasa yakni takbiratul ihram, membaca doa iftitah, membaca ta’awudz, dan surat Al-Fatihah, dilanjut dengan membaca surat-surat pendek, ruku, i’tidal, sujud, duduk, sujud lagi, tahiyat membaca dua kalimat syahadat, membaca shalawat ibrahimiyah, dan diakhiri dengan salam.
Syekh Zakaria al-Anshari dalam kitab Hasiyah Jamal memberikan pandangannya secara khusus tentang teknis sholat mutlak. Bahwa ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dan lebih baik jika dilakukan, yaitu durasi waktu ketika berdiri lebih baik dipanjangkan daripada memperbanyak jumlah rakaatnya.
Teknis sholat sunnah ini juga boleh dilakukan dengan satu kali salam dalam setiap satu rakaat, dua rakaat, tiga rakaat, atau lebih. Boleh juga dilakukan dengan satu kali salam dalam setiap dua rakaat. Juga boleh mengerjakan banyak rakaat dengan satu kali salam (Imam Nawawi, Majmu’ Syarhil Muhadzdzab, [Bairut: Darul Fikr, 1990], juz IV, halaman 56).
Cara Membaca Bacaan Shalat Sunnah Mutlak
Selain itu, bagaimanakah cara membaca bacaan saat sholat mutlak? Dengan bersuara (jahr) atau senyap (israr)? Allah berfirman dalam Al-Quran yakni:
وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا
Artinya: “Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) salatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!” (QS Al-Isra’: 110)
Ayat tersebut menjelaskan tentang anjuran untuk tidak mengeraskan suara ketika melaksanakan sholat, sekaligus juga anjuran untuk tidak terlalu merendahkan suara. Oleh karena itu, Allah memerintahkan umat Islam untuk berada di tengah-tengah yakni antara keras dan senyap.
Batasannya adalah untuk bacaan yang keras (jahr) bisa didengar oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, dan bacaan yang senyap (israr) adalah bisa didengar oleh dirinya sendiri, sedangkan bacaan yang dianjurkan saat itu adalah bacaan yang sedang-sedang saja (tawasuth), yaitu dengan cara mengukur antara terdengar oleh orang di sekitarnya dan sebatas didengar oleh diri sendiri.
Menurut Syekh Musthafa al-Bugha, yang dimaksud dengan sholat pada ayat di atas adalah sholat sunnah mutlak yang dilakukan pada malam hari. Dari penjelasan ini, anjuran untuk membaca dengan sedang (tawasuth) hanya dilakukan ketika sholat mutlak pada malam hari. Artinya, jika sholat sunnah mutlak dilakukan pada siang hari, yang dianjurkan adalah membaca bacaannya dengan senyap (israr).
Artikel terkait: Mantapkan Hati dengan Shalat Istikharah, Pahami Niat, Tata Cara, dan Bacaan Doanya
Doa dan Dzikir Setelah Sholat Mutlak
Sebenarnya tidak ada anjuran bacaan khusus setelah sholat sunnah ini. Namun, dalam hadis dari sahabat Tsauban radhiyallahu’anhu beliau mengabarkan bahwa: “Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bila usai dari sholat wajib, beliau membaca istighfar (astaghfirullaahal ‘azhiim) sebanyak tiga kali. Kemudian beliau membaca, “allaahumma antas salaam wa minkas salaam, tabaarakta ya dzal jalaali wal ikroom” (artinya: Ya Allah Engkaulah yang memberikan kedamaian, dari-Mu lah seluruh kedamaian, maha suci Engkau ya Allah Maha Gagah lagi Maha Pemurah)” (HR. Muslim).
Dari hadits tersebut, maka dua bacaan ini dapat menjadi dzikir yang dibaca setelah sholat. Meski demikian, tidak ada keharusan atau tuntunan khusus untuk membaca doa ataupun dzikir setelah sholat sunnah ini. Sehingga Parents dapat berdoa dan berdzikir sebanyak apapun sesuai dengan harapan yang ingin dipanjatkan kepada Allah SWT.
Keutamaan Sholat Mutlak
Keutamaan sholat ini sesuai dengan perkataan Nabi Muhammad SAW bahwa orang yang memperbanyak sujud akan dinaikkan derajatnya. Dalam sebuah hadits dari Ma’dan bin Abi Thalhah al-Ya’mari menyebutkan: “Saya pernah bertemu Tsauban, budak yang dibebaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku pun bertanya kepadanya, ‘Tolong ceritakan kepadaku, amalan apa yang bisa menjadi sebab Allah memasukkanku ke dalam surga?’
Dalam riwayat yang lain: ‘Sampaikan kepadaku amalan yang paling dicintai Allah?’ Tsauban pun terdiam. Kemudian aku mengulangi pertanyaanku tiga kali. Setelah itu beliau menjawab, ‘Aku pernah menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliau menjawab: ‘Perbanyaklah bersujud. Karena tidaklah kamu bersujud sekali, kecuali Allah akan mengangkat satu derajat untukmu dan menghapus satu kesalahan darimu.’” (HR. Muslim).
Dari hadits tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa memperbanyak sujud dapat meningkatkan derajat kita sebagai umat Muslim. Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan sholat mutlak, karena dapat dilakukan kapan saja.
Itulah penjelasan mengenai sholat mutlak. Semoga informasi ini bisa semakin menambah semangat bagi kita dalam memperbanyak ibadah, Aamiin.
***
Baca juga
Tata Cara Melaksanakan Shalat Sunnah Qobliyah Dzuhur: Bacaan Niat, Dalil, dan Keutamannya
Hukum dan tata cara shalat gerhana matahari yang perlu diketahui!
Batas Waktu dan Tata Cara Shalat Tahajud Menurut Syariat Islam
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.