Remaja Membakar Rumah karena Permintaannya Tak Dituruti, Pelajaran Bagi Parents!

Hanya gara-gara keinginannya tak bisa dipenuhi, seorang anak bakar rumah sendiri. Ia merasa kesal lantaran harapannya untuk punya motor gagal terwujud.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, aksi seorang anak bakar rumah sendiri di Kulonprogo membuat sang ayah geram. Betapa tidak, hanya karena dipicu persoalan sepele, anak tersebut nyaris saja membahayakan seluruh keluarga. Seperti apa kisah lengkapnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Seorang Anak Bakar Rumah Sendiri karena Tak Dibelikan Motor

Melansir Okezone.com, seorang bapak di Kulonprogo, DIY, melaporkan anak kandungnya sendiri ke kepolisian setempat. Pelaporan ini dipicu aksi sang anak yang nekat membakar rumah mereka lantaran keinginannya memiliki motor sendiri tidak dikabulkan.

Pelaporan ini berawal dari rasa geram TK, 45, warga Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Ponorogo yang mendapati pintu rumahnya nyaris hangus terbakar. Saat itu dirinya bersama sang istri baru pulang dari kerja bakti pada Minggu (10/1/2021) sekitar pukul 09.00 WIB.

TK meyakini pelaku pembakaran adalah anaknya sendiri, AR, 17. Keyakinan itu dilandasi karena sejak Sabtu (9/1/2021) AR marah kepada orang tuanya yang belum bisa membelikannya sepeda motor.

Kasubbag Humas Polres Kulonprogo, Iptu I Nengah Jeffri, mengatakan pihaknya telah mendatangi lokasi kejadian dan sudah melakukan pemeriksaan saksi serta terduga pelaku AR. Dari keterangan sejumlah sumber itu diketahui bahwa saat kejadian, rumah tersebut dalam keadaan sepi. Hanya ada AR di dalam rumah, sementara orang tuanya pergi kerja bakti.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

AR yang masih menyimpan amarah karena tak dibelikan motor lantas berniat membakar rumahnya sendiri. Menggunakan daun kelapa yang disulut api dari kompor, AR terlebih dulu membakar pintu depan rumah yang terbuat dari kayu itu.

"Setelah itu yang bersangkutan pergi dengan maksud agar rumah orang tuanya hangus terbakar," beber Jeffri.

Beruntung kobaran api tidak sampai menghanguskan rumah tersebut. Kendati begitu, pintu rumah telah terbakar dengan kerugian ditaksir Rp500.000.

"Sementara itu untuk terduga pelaku masih dalam pemeriksaan kami," terang Jeffri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Cara Mengasuh Anak, Disiplin atau Memanjakan?

Cara Mendidik Anak Agar Tak Selalu Menuntut

Parents, tentunya semua orangtua mengharapkan anak yang bersikap baik dan pengertian. Nah, ketika si anak tumbuh menjadi sosok penuntut yang keras kepala, apa ya yang salah dengan dirinya?

Pada dasarnya, harus disadari bahwa sifat dan perilaku anak adalah hasil didikan orangtua. Mungkin Parents memang tidak secara langsung mengajarkan untuk berperilaku negatif. Namun sayangnya, orangtua seringkali tak menyadari bahwa pola asuhnya selama ini malah membangun kebiasaan buruk pada diri anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dari kasus di atas misalnya, kita bisa menganalisis bahwa ada dua permasalahan utama yang berkaitan dengan perilaku anak tersebut. Pertama, ia menuntut keinginannya harus dipenuhi dan yang kedua kegagalan mengelola emosi yang kemudian diwujudkan dengan aksi bakar rumah.

Anak tipe penuntut umumnya terbiasa dipenuhi apapun keinginannya. Oleh karena itu, kebiasaan orangtua memanjakan anak bukanlah hal yang baik untuk perkembangan psikologis anak di kemudian hari.

Parents perlu melatih dan membiasakan si kecil untuk berkompromi dengan keadaan. Sejak dini pola pikir mereka harus dibangun bahwa tidak semua hal yang mereka inginkan harus terwujud detik itu juga. 

Artikel terkait: Surat terbuka untuk ibu yang anaknya mengamuk di restoran tanpa sebab

Jika Anak Selalu Mengamuk dan Menuntut, Ini yang Harus Dilakukan Parents

Menghadapi anak yang selalu menuntut sesuatu kemudian mengamuk ketika tuntutannya tak terpenuhi, kuncinya adalah orangtua harus bersikap tegas dan konsisten.

Psikolog yang juga direktur psikolog dari Personal Growth, Ratih Ibrahim, dilansir dari Republika, mengatakan sikap tegas orang tua diperlukan untuk membantu anak mengelola dorongan keinginannya. Orang tua juga harus mengetahui apa tujuan ia ingin mengubah perilaku anak yang tidak dapat menahan keinginannya tersebut. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jelaskan pula mengapa anak harus mampu menahan keinginannya. Ini agar anak memahami mengapa orang tua memintanya menahan apa yang diinginkannya.

Selanjutnya, Parents dan si kecil dapat membuat kesepakatan yang rinci. Misalnya, sebelum berangkat ke mal, Bunda membolehkan anak belanja mainan atau barang, tapi harganya tidak lebih dari 100 ribu. 

Jadi, saat anak bertemu mainan yang diinginkannya dan harganya yang lebih tinggi, orangtua dengan mudah bisa menolaknya, “Kan, tadi Bunda bilang, kamu boleh belanja, asalkan harganya nggak lebih dari 100 ribu. Yang ini kan 200 ribu, Sayang.”

Nah, dengan cara seperti itu, anak akan lebih terbiasa mengontrol emosi dan keinginannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/apakah-cara-mengasuh-anak-saya-sudah-benar

id.theasianparent.com/mengasuh-anak

id.theasianparent.com/cara-mendidik-anak

Penulis

Titin Hatma