Sejarah Salat Tarawih, Ibadah Bulan Ramadan yang Penuh Keutamaan

Pada awalnya, salat sunah tidak dilakukan di masjid secara berjemaah seperti sekarang ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salat tarawih merupakan salah satu ibadah yang dikerjakan umat Muslim di bulan Ramadan. Ibadah salat sunah yang hanya dilakukan di bulan Ramadan ini memiliki banyak sekali keutamaan sehingga sayang sekali untuk dilewatkan. Sebagai umat Islam, ada baiknya untuk mengetahui sejarah dari shalat tarawih.

Mengutip dari Tirto, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari Syarh Al Bukhari menjelaskan bahwa dalam bahasa Arab, kata Tarawih adalah bentuk jamak dari kata Tarwiihah yang artinya sekali istirahat.

Dinamakan seperti ini lantaran pada awal mula pelaksanannya, Rasulullah SAW selalu menyempatkan untuk istirahat setiap kali menyelesaikan 2 rakaat salat sunah tersebut.

Salat tarawih adalah salat sunah mu’akkadadah atau salat sunah yang sangat dianjurkan. Salat sunah ini dikerjakan setelah salat Isya di bulan Ramadan.

Jumlah rakaat salat tarawih adalah 20 rakaat dan menjadi salah satu ibadah yang sangat disukai Rasulullah. Tidak ada perbedaan khusus antara salat tarawih dan salat sunah lainnya seperti witir dan fardhu, dan tidak diharuskan membaca surat-surat tertentu setelah Al Fatihah.

Sumber: Freepik

Artikel Terkait: Bacaan Niat Shalat Tarawih Berjamaah dan Bacaan Niat Tarawih Sendiri di Rumah

Lalu, apa saja keutamaan yang dapat kita raih dari mengerjakan salat tarawih?

Ternyata keutamaannya tidak hanya kita dapatkan saat mengerjakan salatnya, melainkan sejak kita sudah memiliki niat untuk melaksanakan salat tarawih. Menurut hadis riwayat Shahih Abu Daud dan Tirmidzi, salah satu keutamaan tarawih adalah mendapatkan pahala ketika melangkahkan kaki ke masjid.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika berada di masjid, sebelum melaksanakan salat kita akan bertemu dengan tetangga, saudara, dan teman-teman kita. Pertemuan ini pun dapat mempererat tali silaturahmi antar umat Muslim.

Sebelum salat dimulai, imam akan memberikan ceramah atau siraman rohani yang berguna untuk kita memperdalam ilmu agama, yang akan menjadi pahala ketika kita belajar.

Berdasarkan hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi, umat Muslim yang melakukan salat tarawih akan mendapatkan pahala setara dengan shalat semalaman suntuk. Benar-benar ibadah yang sangat luar biasa dan sayang jika dilewatkan, bukan?

Nah, berikut adalah sejarah tarawih yang menarik untuk disimak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sejarah Tarawih, Ibadah Bulan Ramadan dengan Sejuta Keutamaan

Pertama Kali Dikerjakan Nabi Muhammad

Sumber: Freepik

Asal usul shalat tarawih bermula dari Nabi Muhammad SAW mengerjakan salat sunah di tanggal 23 Ramadan tahun kedua hijriyah. Salat ini kemudian dilakukan Rasulullah kembali pada tanggal 25 Ramadhan selama tiga hari berturut-turut.

Kemudian banyak sahabat Nabi yang mengikuti beliau mengerjakan salat tersebut sebagai makmum dan semakin banyak lagi yang ikut shalat berjamaah.

Artikel Terkait: Hukum Berpuasa Ramadhan tanpa Shalat Tarawih, Parents Wajib Tahu

Sengaja Tidak Dilakukan Rasulullah di Masjid

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akan tetapi, setelah tanggal 27 Ramadan, Rasulullah tidak lagi terlihat di masjid. Padahal sudah banyak sahabat Nabi yang menanti-nanti kehadiran beliau untuk melaksanakan salat sunah yang sebelumnya mereka kerjakan bersama. Mengapa demikian?

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنْ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ

Artinya: “Dari ‘Aisyah Ummil Mu’minin radliyallahu ‘anha, sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam justru tidak keluar menemui mereka. Pagi harinya beliau bersabda, 'Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian.” Sayyidah ‘Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan’.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas, Rasulullah sengaja menghentikan salat di masjid karena khawatir umatnya akan mewajibkan shalat tarawih tersebut. Setelah itu, para sahabat pun memutuskan utnuk mengerjakan salat tersebut secara sendiri-sendiri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salat Tarawih di Masa Abu Bakar

Sumber: Freepik

Melansir dari situs Islam NU, umat Islam pada masa Khalifah Abu Bakar radliyallahu’anh melaksanakan salat tarawih secara sendiri-sendiri (munfarid) atau berkelompok sebanyak tiga, empat, atau enam orang.

Ketetapan jumlah rakaatnya pun masih belum disepakati. Ada yang melaksanakan salat tersebut 8 rakaat di masjid, kemudian menyempurnakaannya di rumah. Masih belum ada kegiatan salat tarawih berjemaah dengan satu imam di masjid untuk seluruh makmumnya.

Artikel Terkait: Doa Setelah Tarawih yang Perlu Parents Lafalkan, Jangan Sampai Lupa!

Sejarah Salat Tarawih Berjemaah

Sumber: Unsplash

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pelaksanaan salat tarawih pun berubah setelah Umar bin Khattab berinisiatif untuk menggelar salat tarawih secara berjemaah. Hal tersebut ia lakukan karena menilai salat tarawih yang dikerjakan sebagian sendiri-sendiri dan sebagian berkelompok kurang kompak.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُ قَالَ: خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَيْلَةً فِي رَمَضَانَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَإِذَا النَّاسُ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُونَ يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ فَقَالَ عُمَرُ إِنِّي أَرَى لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ أَمْثَلَ ثُمَّ عَزَمَ فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلاَةِ قَارِئِهِمْ قَالَ عُمَرُ نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ

Artinya: “Dari ‘Abdirrahman bin ‘Abdil Qari’, beliau berkata: ‘Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu ‘anh ke masjid pada bulan Ramadhan. (Didapati dalam masjid tersebut) orang yang shalat tarawih berbeda-beda. Ada yang shalat sendiri-sendiri dan ada juga yang shalat berjamaah. Lalu Sayyidina Umar berkata: ‘Saya punya pendapat andai mereka aku kumpulkan dalam jamaah satu imam, niscaya itu lebih bagus.” Lalu beliau mengumpulkan kepada mereka dengan seorang imam, yakni sahabat Ubay bin Ka’ab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid. Orang-orang sudah melaksanakan shalat tarawih dengan berjamaah di belakang satu imam. Umar berkata, ‘Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini (shalat tarawih dengan berjamaah),” (HR Bukhari).

Pada waktu tersebut, jumlah rakaat salat tarawih yang disepakati adalah 20 rakaat, sebagaimana disampaikan dalam hadis berikut ini:

عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ: كَانُوا يَقُومُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً (رواه البيهقي وَصَحَّحَ إِسْنَادَهُ النَّوَوِيُّ

Artinya: “Dari Sa’ib bin Yazid, ia berkata, ‘Para sahabat melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat,” (HR. Al-Baihaqi, sanadnya dishahihkan oleh Imam Nawawi dan lainnya).
Hingga saat ini, shalat tarawih dianjurkan para ulama untuk dilakukan secara berjamaah, namun bagi yang tidak mampu misalnya karena sudah uzur atau sakit boleh dilakukan secara sendiri atau munfarid.

***
Sejarah tarawih telah mengalami banyak perkembangan sejak zaman Rasulullah SAW hingga sekarang. Tak ada salahnya pula bagi Parents untuk mengenalkan ibadah salat tarawih kepada buah hati sejak dini agar rasa cintanya terhadap masjid dan agama Islam dapat dipupuk sejak dini. Semoga di bulan Ramadan 1443 Hijriyah atau tahun 2022 ini kita bisa menjadi Muslim yang semakin baik.

Baca Juga: