X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Catat! Sejarah Hari Toleransi Internasional 16 November

Bacaan 4 menit
Catat! Sejarah Hari Toleransi Internasional 16 November

Kata toleransi atau toleran berasal dari bahasa latin "tolerare" yang berarti sabar membiarkan sesuatu.

Parents, tahukah Anda jika hari ini, Senin, 16 November 2020 adalah Hari Toleransi Internasional? Tanggal 16 November telah diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional sejak belasan tahun yang lalu. Namun, belum banyak yang tahu sejarah Hari Toleransi Internasional 16 November. Bagaimana awal mulanya? Simak cerita lengkapnya berikut ini.

Sejarah Hari Toleransi Internasional 16 November, Begini Awal Mulanya

sejarah hari toleransi internasional 16 november Sumber: Shutterstock

Bagi sebagian orang, hari ini, Senin (16/11/2020) mungkin tak ubahnya seperti hari-hari lainnya. Namun, tanggal 16 November yang jatuh pada hari ini adalah peringatan Hari Toleransi Internasional.

Peringatan ini pertama kali dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 1995. Saat itu, mereka tengah memperingati hari ulang tahun (HUT) yang ke-50 tahun.

Perwakilan negara anggota UNESCO saat itu berpendapat bahwa sikap toleransi antar umat manusia dapat mencegah hal-hal buruk seperti diskriminasi, kekerasan, dan ketidakadilan. Deklarasi ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap ekspresi serta keragaman budaya yang ada di seluruh dunia.

Baca juga: Viral! Video biarawati Katolik ikut nyanyi qasidah, tunjukkan indahnya toleransi

Sejarah Hari Toleransi Internasional 16 November, Arti secara Etimologis

sejarah hari toleransi internasional 16 november Sumber: Shutterstock

Secara etimologis, kata toleransi atau toleran berasal dari bahasa latin "tolerare" yang berarti sabar membiarkan sesuatu.

Sementara,  pengertian toleran berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bersikap menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Bertolak dari pengertian ini, maka toleransi secara umum dapat diartikan sebagai perilaku atau sikap manusia di mana seseorang menghormati atau menghargai tindakan yang dilakukan oleh orang lain.

Toleransi erat kaitannya dengan perbedaan. Sebagai manusia, kita memiliki identitas yang berlapis-lapis yang berasal dari latar belakang suku, bangsa, agama, kepercayaan, hingga gender yang berbeda-beda. Perbedaan ini, dalam sejarah panjang umat manusia, kerap menimbulkan gesekan atau konflik yang tak jarang menelan korban.

Hari Toleransi Internasional sengaja dibuat agar masyarakat global senantiasa ingat bahwa perbedaan tak boleh menjadi alasan seseorang untuk saling membenci bahkan hingga saling menghabisi satu sama lain.

Justru, perbedaan seharusnya dipandang sebagai suatu entitas yang menyatukan masyarakat dari berbagai wilayah di dunia.

Baca juga: 7 Pasangan Artis Indonesia Ini Tetap Langgeng Meski Beda Agama

3 Cara Menumbuhkan Toleransi sesuai Rekomendasi PBB

sejarah hari toleransi internasional 16 november Sumber: Shutterstock

Salah satu negara anggota PBB, Inggris merekomendasikan tiga cara untuk menumbuhkan sikap toleransi pada masyarakat. Bagaimana caranya?

1. Pendidikan

Pendidikan adalah kunci utama untuk menanamkan sifat toleran pada masyarakat. Perlu digarisbawahi bahwa angka toleransi yang tinggi dalam sebuah negara  termasuk ciri masyarakat yang sejahtera. Maka, institusi pendidikan dalam hal ini berperan sangat untuk menunjukkan kepada para siswa mengenai pentingnya sikap toleransi.

Selain lewat institusi pendidikan, keluarga dan lingkungan masyarakat juga perlu berperan aktif untuk mengajarkan sikap toleransi antar umat manusia.

2. Regulasi dan Penegakan Hukum

Penegakan hukum bisa menjadi tolak ukur apakah suatu negara atau masyarakat telah mengadopsi sikap toleran. Hukum tak boleh timpang atau pilih kasih hanya karena adanya perbedaan.

Penegakan hukum terhadap kasus intoleransi seperti ujaran kebencian, diskriminasi, SARA juga harus ditegakkan. Dengan demikian, masyarakat bisa tumbuh menjadi masyarakat yang penuh sikap toleran.

3. Membongkar Stereotip Negatif

Catat! Sejarah Hari Toleransi Internasional 16 November

Pelabelan atau stereotip kerap tidak disadari. Seringkali, kita melabeli seseorang hanya karena identitas yang melekat dalam dirinya seperti daerah asal, suku, agama, keyakinan, hingga perbedaan jenis kelamin. Label atau stereotip juga cenderung memiliki konotasi negatif. Biasanya, hal ini kita lakukan kepada orang lain yang "berbeda" dengan kita.

Hal ini, disadari atau tidak justru sangat membahayakan. Sebab,  satu orang dengan yang lainnya tak bisa disamakan begitu saja hanya karena memiliki persamaan dalam hal daerah asal, suku, agama, dan yang lainnya.

Setiap orang memiliki perbedaan yang membuat dirinya unik. Generalisasi semacam ini bisa membahayakan suatu kelompok karena ada prasangka buruk yang dirawat selama bertahun-tahun. Maka, stereotip negatif perlu dibongkar agar tak ada lagi prasangka buruk yang bisa mengancam nyawa seseorang atau suatu kelompok.

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Nah, Parents, itu tadi sekilas mengenai sejarah Hari Toleransi Internasional 16 November. Semoga kita termasuk orang-orang yang menghargai perbedaan antar sesama manusia ya. Selamat Hari Toleransi Internasional!

Baca juga:

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ruhaeni Intan

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Catat! Sejarah Hari Toleransi Internasional 16 November
Bagikan:
  • Kata Pakar: Ini cara mudah ajarkan toleransi pada anak sejak dini

    Kata Pakar: Ini cara mudah ajarkan toleransi pada anak sejak dini

  • Bayi November, selain berbakat di olahraga, apa lagi karakter unik lainnya?

    Bayi November, selain berbakat di olahraga, apa lagi karakter unik lainnya?

  • Kata Pakar: Ini cara mudah ajarkan toleransi pada anak sejak dini

    Kata Pakar: Ini cara mudah ajarkan toleransi pada anak sejak dini

  • Bayi November, selain berbakat di olahraga, apa lagi karakter unik lainnya?

    Bayi November, selain berbakat di olahraga, apa lagi karakter unik lainnya?

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.