Kehamilan tentu saja menjadi momen yang menyenangkan sekaligus mendebarkan, khususnya bagi ibu baru. Mengingat belum adanya pengalaman, tak mengherankan jika ibu hamil butuh saran kehamilan dari orang-orang yang telah menjalaninya terlebih dahulu.
Biasanya, orang-orang terdekat seperti para sahabat, hingga pihak keluarga tentu saja akan dengan senang hati memberikan saran-saran terkait dengan kehamilan.
Sayangnya, terkadang semakin banyak saran yang diterima justru akan menimbulkan pertanyaan baru yang berujung pada kebingungan. Mulai dari aturan makan, tidur yang benar bagi ibu hamil, terkait dengan aktivitas seks saat hamil, hingga persiapan menjelang melahirkan.
Benar tidak?
Menerima dan menolak saran kehamilan
Alasan orang-orang memberi saran kehamilan
Sesama perempuan memang sudah sepatutnya saling memberikan dukungan satu sama lain, termasuk berbagai informasi dan pengalaman. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari keinginan untuk memudahkan mencari informasi dan mengambil keputusan. Terlebih di era digital seperti sekarang ini, kita, sesama orangtua tentu saja bisa saling bertukar pesan dan informasi dengan sangat mudah.
Faktanya, memang tak semua saran yang bisa diterima bersifat positif dan bisa diaplikasikan. Termasuk risiko adanya komentar negatif mengenai banyak hal
Ya, seperti yang kita ketahui saat ini mom shaming menjadi salah satu isu hangat diperbicangkan. Alih-alih memberikan dukungan, justru tidak sedikit para ibu yang memberikan komentar negatif pada ibu lainnya terkait kehamilan, proses melahirkan, hingga gaya pengasuhan.
Kita memang tak pernah tahu isi hati seseorang ketika melontarkan berbagai kalimat atau ucapan negatif yang kita alami. Namun, apapun yang dikatakan, berusahalah untuk menghargai setiap ucapan dan tidak usah terlalu memusingkan perkataan yang menyakitkan.
Toh, sebenarnya kita bisa memetik pelajaran terhadap kata-kata apa yang pantas dan tak pantas terucap kepada ibu yang tengah merasakan kehamilan.
Lalu bagaimana, ya, jika yang memberikan komentar miring dan negatif jutsru dari orang terdekat seperti anggota keluarga? Reaksi apa yang seharusnya kita berikan?
Tips untuk menolak saran kehamilan dari orang terdekat
Memiliki support system seperti keluarga terdekat tentu saja akan sangat membantu proses kehamilan ataupun melahirkan. Sayangnya, tidak semua saran dari mereka bisa diterima. Oleh karena itu, jika orang-orang terdekat sudah mulai bersikeras terhadap pendapat mereka, sebaiknya lakukan beberapa cara ini.
Dengarkan lebih dulu
Ketika saran yang tak diinginkan datang dari keluarga terdekat, tentu cukup sulit mengatasinya. Untuk menghargai setiap usulan yang diberikan, ada baiknya Anda mendengarkan secara utuh perkataan dan saran kehamilan yang diberikan lebih dahulu. Setidaknya, pihak keluarga yang memberikan saran akan merasa dihargai dan didengarkan.
Jadi, jangan ‘patahkan’ atau potong kalimat secara terburu-buru, ya, Bun.
Diam
Saat orang terdekat memberikan saran yang mungkin sulit untuk diterima, kadang-kadang cara terbaik memberikan respon cukup dengan tidak mengatakan apa-apa.
Meskipun mungkin tergoda untuk mencoba ‘mendidik’ mereka dengan pengetahuan yang Anda miliki dan menjelasakan bahwa saran tersebut sebenarnya keliru, mungkin akan lebih bijaksana untuk tetap diam.
Ingat, tidak mengatakan apa pun sebenarnya masih merupakan respons. Dan Anda sebenarnya tidak diharuskan memberikan bukti bahwa saran mereka tidak tepat.
Berikan pengertian
Saat menyanggah perkataan orang terdekat, tentu kita harus memiliki alasan kuat mulai dari mengumpulkan fakta-fakta hingga perkataan dokter.
Ucapkanlah perkataan dari dokter “Ya, dokterku menyarankan itu…”. Bila masih belum mempan, mungkin Bunda bisa mencoba mengajak anggota keluarga tersebut saat berkonsultasi dengan dokter.
Selain itu, tak ada salahnya untuk mendiskusikan lebih dulu dengan pasangan. Terutama jika saran tersebut memang diberikan dari keluarga pihak pasangan Anda. Minta pasangan untuk membantu menjelaskan dengan cara yang baik.
***
Ingat, semua orang tentu saja boleh memberikan saran kehamilan pada Anda. Terlepas, saran tersebut baik atau tidak. Tetapi pada akhirnya,yang paling diperlukan adalah keputusan Anda sendiri. Lakukan saja apa yang menurut Anda terbaik, terutama untuk janin yang masih di kandungan.
Benar bukan?
Baca Juga :
Usia Pernikahan Rawan Konflik, Atasi Sebelum Hancurkan Rumah Tangga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.