X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Waspada! 6 Sampah rumah tangga ini berpotensi jadi limbah berbahaya, lho

Bacaan 5 menit

Tanpa disadari, kita sering ikut menyumbang limbah berbahaya. Kok bisa? Pasalnya, limbah tidak hanya dihasilkan oleh industri seperti pabrik, tetapi juga dari sampah rumah tangga. 

Seperti dilansir Kompas, founder Komunitas Sadari Sedari Nabilah Kushaflyki menyebutkan setidaknya ada 6 jenis sampah rumah tangga yang jika tidak dikelola dengan baik berpotensi menjadi limbah yang berbahaya. Apa sajakah itu?

6 Jenis sampah rumah tangga yang berbahaya

1. Popok dan pembalut sekali pakai

urate crystal atau kristal urat pada bayi

Coba Parents hitung berapa banyak popok bekas si kecil jika dikumpulkan sejak ia lahir hingga besar dan tidak memakai popok lagi? Lalu hitung berapa banyak pembalut yang Bunda pakai setiap bulan dikalikan sekian tahun? Kemudian kalikan lagi dengan jumlah bayi dan wanita yang ada di dunia. Wah, tentu sangat banyak.

Tidak heran jika Bank Dunia tahun 2017 melaporkan bahwa popok dan pembalut sekali pakai menjadi penyumbang sampah terbanyak kedua di laut.  Proporsinya disebut mencapai 21 persen dari total sampah di laut. 

Limbah popok dan pembalut ini dapat berbahaya bagi lingkungan karena mengandung Super Absorbent Polymer (SAP) hingga 42 persen, yang akan berubah bentuk menjadi gel saat terkena air. Nah, apabila zat kimia ini terurai dalam air, dapat membahayakan lingkungan.

2. Sampah plastik

sampah rumah tangga

Plastik sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Peralatan rumah tangga banyak yang berbahan plastik. Kemasan peralatan mandi dan kosmetik pun rata-rata terbuat dari plastik. Belum lagi kantong belanja yang biasanya sekali pakai langsung dibuang, juga plastik.

Padahal, plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diuraikan. Oleh sebab itu sampah ini bisa menjadi bahaya jika tidak didaur ulang.

“Sampah plastik butuh ratusan tahun untuk mengurai sehingga menjadi sampah menumpuk dan mengancam ekosistem di sekitarnya,” tutur Nabilah.

Artikel terkait: Cara mudah mengolah sampah rumah tangga, sudahkah Parents terapkan?

3. Sampah rumah tangga yang berbahaya: Tisu basah

Jangan anggap remeh, ini 6 penyebab vagina gatal saat hamil!

Sedang bepergian bersama anak? Tisu basah biasanya wajib ada di tas perlengkapan bayi. Mulai dari untuk mengelap sisa makanan yang belepotan di mulut bayi hingga membilas selangkangan bayi ketika berganti popok. Selain itu, tisu basah sangat praktis dibawa. 

Faktanya, sampah dari bekas tisu basah sangat sulit terurai di lingkungan dan pada akhirnya berakhir di lautan. Hal ini karena tisu basah terbuat dari resin plastik.

4. Baterai

Beberapa alat rumah tangga memerlukan baterai seperti telepon seluler, jam dinding, remot TV dan AC, dll. Baterai yang tak lagi dipakai seharusnya dibuang di tempat terpisah, tidak disatukan dengan pembuangan rumah tangga lainnya.

Membuang baterai bersama sampah rumah tangga dapat mengekspos alam terhadap bahan bahan kimia yang terdapat pada baterai.

5. Kaleng bekas minuman dan makanan

Waspada! 6 Sampah rumah tangga ini berpotensi jadi limbah berbahaya, lho

Coba Parents cek isi lemari es di rumah, adakah makanan atau minuman kaleng di dalamnya? Kaleng termasuk limbah anorganik. Limbah ini tidak bisa diurai secara alami.

Dikutip dari Greenguy Recycling, dibutuhkan waktu 80-200 tahun untuk mengurai sebuah kaleng. Oleh sebab itu jika tidak didaur ulang, kaleng menghasilkan tumpukan di tempat pembuangan sampah.

6. Sampah rumah tangga: Pakaian

Waspada! 6 Sampah rumah tangga ini berpotensi jadi limbah berbahaya, lho

Setelah mengecek isi lemari es, sekarang coba kita periksa isi lemari pakaian. Jangan-jangan lemari pun tidak muat menampung semua pakaian karena seringnya membeli pakaian baru. Perlu diketahui, bahan tekstil pembuat pakaian juga bisa menjadi limbah yang berbahaya karena tidak mudah terurai.

Di dunia, 100 miliar pakaian diproduksi setiap tahunnya. Dari jumlah itu, 85 persen diantaranya berakhir di penampungan sampah.

“Penumpukan tersebut menjadi salah satu sumber gas metana terbesar yang dapat memicu pemanasan global,” cetus perempuan lulusan Teknik Lingkungan ITB ini.

Artikel terkait: Beberes rumah bikin bahagia dengan metode Konmari, coba yuk Bun!

Bagaimana cara mengurangi sampah rumah tangga?

Kami paham, akan sangat sulit untuk berhenti menggunakan barang-barang di atas. Namun, kita masih bisa berusaha untuk menguranginya.

1. Gunakan produk pengganti popok dan pembalut sekali pakai

cara pakai menstrual cup

Bunda bisa menggunakan popok kain untuk si kecil ketika di rumah dan memakai diaper hanya ketika bepergian, atau beralih ke clodi (clothes diaper).

Cerita mitra kami
3 Alasan Penting Beli Rumah Idaman untuk Keluarga harus Jadi Prioritas
3 Alasan Penting Beli Rumah Idaman untuk Keluarga harus Jadi Prioritas
Jadi Orangtua Baru, Ini 5 Tips Parenting Positif Ala Irish Bella
Jadi Orangtua Baru, Ini 5 Tips Parenting Positif Ala Irish Bella
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca
Tayang di Disney+ Hotstar, Ini 7 Fakta Film ‘Susi Susanti: Love All’ yang Belum Diketahui
Tayang di Disney+ Hotstar, Ini 7 Fakta Film ‘Susi Susanti: Love All’ yang Belum Diketahui

Untuk menggantikan pembalut, Bunda bisa memilih menstrual cup atau mens pad yang terbuat dari kain. Benda ini bisa dicuci dan digunakan berulang-ulang. Dengan demikian bisa mengurangi sampah popok dan pembalut.

2. Ganti tisu basah dengan kain lap atau handuk kecil

Jaman dulu, nenek moyang kita tidak mengenal tisu atau tisu basah. Mereka mengelap menggunakan kain yang bisa dipakai berulang kali. Kenapa tidak mencoba kebiasaan dengan kearifan lokal ini demi lingkungan yang lebih baik?

3. Kurangi penggunaan plastik

Sebisa mungkin kurangi penggunaan plastik. Parents bisa memulainya dengan membawa tas atau kantong belanja sendiri ketika berbelanja ke pasar atau supermarket.

4. Memilah sampah rumah tangga

sampah rumah tangga

Pisahkan sampah berdasarkan kategorinya. Jangan mencampur sampah organik dengan sampah anorganik seperti plastik dan logam (kaleng). Pisahkan juga sampah elektronik seperti baterai dan barang elektronik bekas. Dengan demikian sampah mudah didaur ulang.

5. Batasi membeli pakaian baru

Belilah pakaian hanya ketika butuh, bukan karena ingin, serta rawat pakaian dengan baik supaya bisa dipakai dalam waktu yang lama. Pertimbangkan untuk membeli pakaian dengan kualitas bagus tetapi awet daripada membeli pakaian yang murah tapi mudah rusak.

Manfaatkan pakaian lama, bisa dihibahkan ke orang lain atau dirombak menjadi barang baru. Untuk adik yang masih kecil, bisa memakai pakaian kakak yang masih bagus.

***

Yuk, kita kurangi dan kelola sampah rumah tangga dengan baik sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Sumber: Kompas.com

Baca juga:

id.theasianparent.com/cara-membuat-pupuk-kompos

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Yuniati Rohmah

Diedit oleh:

Fitriyani

  • Halaman Depan
  • /
  • Hiburan
  • /
  • Waspada! 6 Sampah rumah tangga ini berpotensi jadi limbah berbahaya, lho
Bagikan:
  • Cara mudah mengolah sampah rumah tangga, sudahkah Parents terapkan?

    Cara mudah mengolah sampah rumah tangga, sudahkah Parents terapkan?

  • Sayangi bumi dengan membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga, begini caranya

    Sayangi bumi dengan membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga, begini caranya

  • 7 Pemeran Drakor The World of the Married dan Kabar Terbaru Mereka

    7 Pemeran Drakor The World of the Married dan Kabar Terbaru Mereka

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • Cara mudah mengolah sampah rumah tangga, sudahkah Parents terapkan?

    Cara mudah mengolah sampah rumah tangga, sudahkah Parents terapkan?

  • Sayangi bumi dengan membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga, begini caranya

    Sayangi bumi dengan membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga, begini caranya

  • 7 Pemeran Drakor The World of the Married dan Kabar Terbaru Mereka

    7 Pemeran Drakor The World of the Married dan Kabar Terbaru Mereka

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.