Komunitas Partnership Kura-Kura Bali menyiapkan beragam produk untuk suvenir yang berasal dari sampah plastik dan akan diberikan kepada delegasi KTT G20. Limbah tersebut diambil dari wilayah sekitar Serangan, Denpasar, Bali.
100 Kerajinan untuk Delegasi yang Datang ke Bali
Sumber: detik.com
Menyambut delegasi KTT G20 yang akan datang ke Bali, Komunitas Partnership Kura-Kura di Serangan, Denpasar menyiapkan berbagai macam produk kerajinan yang diolah dari sampah plastik. Rumah perajin tersebut menargetkan 100 buah suvenir kerajinan tangan untuk buah tangan para tamu dari berbagai negara.
“Kami ingin membawa setidaknya 100 kerajinan yang dibuat dari plastik untuk para delegasi KTT G20 yang datang ke Bali,” jelas Koordinator Komunitas Partnership Kura-kura Bali dengan masyarakat Desa Serangan, I Wayan Patut dikutip dari Kumparan.com.
Sementara itu, nantinya akan ada 10 jenis kerajinan yang akan ditampilkan dan diberikan kepada para delegasi KTT G20. Mulai dari kursi, meja, pot tanaman, jukung (perahu kecil bercadik kayu khas Indonesia), kerajinan berbentuk ikan, kura-kura, tempat sabun, dan masih banyak lainnya.
Artikel terkait: Mengulik Sejarah KTT G20 dan Peran Indonesia di Dalamnya
Sumber Bahan Baku dari Sampah Plastik Sekitar
Sumber: detik.com
Untuk menghasilkan produk kerajinan, I Wayan Patut mengatakan bahwa mereka mengambil bahan baku yang berasal dari sampah-sampah di masyarakat sekitar Serangan, Bali. Hal ini ia lakukan berdasarkan inisiatif untuk membebaskan lingkungan dari sampah plastik dan kewajiban menjaga alam.
“Sehingga saat G-20, kami sudah siap untuk ikut terlibat. Kami ingin para delegasi ini melihat bahwa kami memiliki inisiatif dalam membebaskan lingkungan dari sampah plastik dan tentunya turut dalam menjaga alam,” jelasnya, dikutip dari detik.com.
Menurut penjelasan pihak komunitas, produk kerajinan atau barang-barang yang digunakan sehari-hari ini memerlukan cukup banyak plastik. Misalnya saja untuk membuat sebuah kursi berukuran 40 x 25 cm memerlukan 8 kg sampah plastik dan mampu menahan 90 kg beban.
Artikel terkait: Profil 10 Negara Anggota ASEAN, Jangan Lupa Kenalkan pada Anak
Komunitas Lakukan Persiapan Sejak 6 Bulan Lalu
Proses pembuatan kerajinan untuk suvenir KTT G20 oleh komunitas sampai saat ini kurang lebih menghabiskan waktu sejak 6 bulan yang lalu. Meski begitu, pengerjaan masih sampai di tahap 40% karena waktu tenggat penyelenggaraan pun tergolong masih lama.
“Kami sudah dari 6 bulan yang lalu mempersiapkan kerajinan ini khusus untuk KTT G20, tapi karena waktu penyelenggaraannya masih jauh, kesiapannya baru 40 persenan,” kata I Wayan Patut, dikutip dari detik.com.
Dengan adanya karya kerajinan ini, komunitas berharap para delegasi KTT G20 dapat melihat inisiatif mereka untuk membebaskan lingkungan dari sampah plastik. Sekaligus bisa membuka peluang pasar dan berkembangnya sektor ekonomi melalui pengelolaan sampah berkelanjutan.
Artikel terkait: Ada Nasi Kuning Hingga Jajanan Tradisional Indonesia untuk Para Delegasi G20
Berkarya Sejak Tahun 2016
Sumber: Detik.com
Komunitas Partnership Kura-kura telah lahir sejak tahun 2013 yang mulanya memiliki fokus untuk menghijaukan lingkungan di Serangan yang dominan memiliki tanah berpasir. Kemudian di tahun 2016, mereka menginisiasi untuk membuat produk kerajinan yang berasal dari limbah plastik masyarakat sekitar.
Sampah-sampah plastik tersebut diolah oleh 14 orang warga Serangan ini menginisiasi pembuatan produk kerajinan yang berasal dari sampah plastik. Mulai dari penyaluran sampah plastik sampai dengan pengolahan produk dikerjakan bersama dengan masyarakat setempat.
“Latar belakang dan tujuan kami melakukan kegiatan ini adalah bagaimana Serangan ini bisa bebas dari sampah plastik,” kata komunitas.
***
Baca juga:
Bangga! Maudy Ayunda Ditunjuk Jadi Juru Bicara untuk Presidensi G20
Profil 10 Negara Anggota ASEAN, Jangan Lupa Kenalkan pada Anak
5 Negara Pendiri ASEAN, Salah Satunya Ada Indonesia!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.