TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Cara pintar memisahkan sampah organik dan sampah anorganik

Bacaan 3 menit
Cara pintar memisahkan sampah organik dan sampah anorganik

Selama ini kita selalu berpikir bahwa semua sampah itu sama saja. Padahal, kenyataannya bukanlah demikian. Bacalah untuk mengetahuinya.

Belakangan ini sampah menjadi masalah pelik di setiap kota besar dan kecil di Indonesia. Semakin besar sebuah kota, semakin pelik juga masalah sampah yang dihadapinya. Salah satu masalah sampah yang masih kerap terjadi ialah pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik. 

Sampah yang menggunung dan dibiarkan tanpa penanganan khusus bukan hanya akan membuat lingkungan sekitar tampak jorok dan tidak nyaman. Namun juga bisa menjadi ancaman untuk kesehatan Anda.

Aneka jenis binatang seperti lalat, tikus dan kecoa akan mendatangi tempat-tempat yang penuh dengan sampah, dan mereka akan datang meneror rumah Anda sambil membawa bibit penyakit yang mereka dapatkan dari hinggap di tempat pembuangan sampah.

Mengatasi masalah sampah dengan memisahkan sampah organik dan sampah anorganik

sampah organik

sampah organik

Sebagian dari kita mungkin tak terlalu peduli dengan masalah ini, karena merasa telah membayar pihak tertentu yang bertanggung jawab untuk mengurusnya. Misalnya jika Anda tinggal di kawasan perumahan, Anda tinggal meletakkannya di depan rumah dan akan ada seorang petugas kebersihan yang datang untuk mengambilnya.

Namun, ada kalanya si petugas tidak dapat melakukan tugasnya secara tepat waktu karena beberapa hal. Misalnya, terjadi cuaca buruk, hari libur nasional, atau karena sedang sakit. Kalau sudah begini limbah rumah tangga Anda bisa menumpuk berhari-hari dan membuat Anda merasa risih.

Pernahkah Anda membayangkan, apa yang terjadi kelak jika sampah terus menumpuk sampai tak ada lagi tempat pembuangan  yang bisa menampungnya? Apakah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi jumlahnya, paling tidak yang dihasilkan dari rumah kita sendiri?

Oleh karena itu, tidak ada salahnya ‘kan kalau kita memulai kebiasaan baru, yaitu memisahkan sampah berdasarkan bahan dasarnya menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Di negara-negara Eropa dan Jepang, hal semacam ini sudah bukan hal baru dan telah diterapkan sejak bertahun-tahun lalu.

Mengelola sampah menurut bahan dasarnya

sampah organik 1

Secara umum, pengelolaan sampah di banyak negara di dunia dilakukan berdasarkan prinsip 3R, yaitu mengurangi arus sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (reduce), memanfaatkan kembali barang-barang bekas (reuse), dan mendaur ulang limbah jenis tertentu (recycle). Anda juga bisa memisahkan tempat untuk sampah organik dan sampah anorganik dalam menangani limbah rumah tangga Anda sendiri.

Sampah organik terdiri dari sisa makanan, kertas bekas, karton bekas, daun-daun kering dan apa saja yang terbuat dari tubuh hewan dan tumbuhan. Anda dapat mengumpulkannya  dalam sebuah lubang di halaman belakang rumah, lalu biarkan di situ sampai membusuk dan terurai menjadi pupuk kompos.

Dari namanya saja kita sudah tahu bahwa sampah anorganik adalah bahan rongsokan yang tidak dibuat dari bagian tubuh makhluk hidup. Misalnya, tas plastik (tas kresek), ember plastik yang sudah bocor, kaca, kaleng, botol dan masih banyak lagi. Khusus untuk baterai dikategorikan sebagai bahan beracun berbahaya (B3) yang tak boleh dibuang sembarangan.

Tak ada cara untuk menangani sampah anorganik selain memanfaatkannya kembali, karena tanah tak bisa menguraikan limbah jenis ini. Sampah kering yang dibuang ke sungai akan terbawa arus sampai ke laut dan dimakan oleh ikan. Akibatnya, ikan di laut banyak yang mati karena pencemaran.

Bahkan jika berhasil hidup pun, kita harus berhati-hati mengkonsumsinya karena dikhawatirkan dagingnya mengandung bahan berbahaya seperti merkuri.

Daur ulang adalah solusi tunggal

sampah organik 2

Karena masih minimnya perhatian pihak terkait tentang cara mengolah sampah anorganik, maka tak ada jalan lain selain menggunakan ide dan inisiatif kita untuk mengolahnya.

Bekas kemasan sabun pencuci piring atau sejenisnya bisa dikumpulkan dan dijahit sebagai barang kerajinan yang unik dan bernilai jual. Kaleng bekas bisa kita manfaatkan sebagai pot bunga setelah diberi lubang di bagian bawahnya.

Punya ide lain tentang membuat barang kerajinan dari sampah kering? Yuk kita berbagi ide melalui kolom komentar di bawah ini.

Referensi: Academia.edu edu

Baca juga

Ragam Sayuran Organik yang Mudah Ditanam Sendiri di Rumah

 

Cerita mitra kami
Cara Memilih Obat Demam untuk Anak, Mengapa Harus Sesuai Usia?
Cara Memilih Obat Demam untuk Anak, Mengapa Harus Sesuai Usia?
Ingin Si Kecil Aktif dan Stylish Tanpa Terganggu Popok? Simak Rahasianya di Sini!
Ingin Si Kecil Aktif dan Stylish Tanpa Terganggu Popok? Simak Rahasianya di Sini!
Sariawan pada Anak dan Obat yang Aman, Catat Ya, Bun
Sariawan pada Anak dan Obat yang Aman, Catat Ya, Bun
8 Cara Mengobati Panas Dalam, Alami dan Sederhana
8 Cara Mengobati Panas Dalam, Alami dan Sederhana

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

jpqosinbo

  • Halaman Depan
  • /
  • Kesehatan
  • /
  • Cara pintar memisahkan sampah organik dan sampah anorganik
Bagikan:
  • 13 Penyakit yang Disebabkan oleh Virus, Ada HMPV hingga Marburg

    13 Penyakit yang Disebabkan oleh Virus, Ada HMPV hingga Marburg

  • Cegah Sakit Tulang! Ini Manfaat Vitamin D untuk Anak dan Sumber Terbaiknya

    Cegah Sakit Tulang! Ini Manfaat Vitamin D untuk Anak dan Sumber Terbaiknya

  • 12 Ciri-ciri Anak Cacingan yang Jarang Disadari, Parents Perlu Tahu!

    12 Ciri-ciri Anak Cacingan yang Jarang Disadari, Parents Perlu Tahu!

  • 13 Penyakit yang Disebabkan oleh Virus, Ada HMPV hingga Marburg

    13 Penyakit yang Disebabkan oleh Virus, Ada HMPV hingga Marburg

  • Cegah Sakit Tulang! Ini Manfaat Vitamin D untuk Anak dan Sumber Terbaiknya

    Cegah Sakit Tulang! Ini Manfaat Vitamin D untuk Anak dan Sumber Terbaiknya

  • 12 Ciri-ciri Anak Cacingan yang Jarang Disadari, Parents Perlu Tahu!

    12 Ciri-ciri Anak Cacingan yang Jarang Disadari, Parents Perlu Tahu!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti