Kenali Ciri Sakit Saat Ovulasi yang Membuat Bunda Sulit Hamil, Ini Cara Mengatasinya

Sakit saat ovulasi biasa terjadi sebelum haid datang, waspadai sakit ini karena bisa menyebabkan Bunda kesulitan memiliki anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa perempuan mengalami sakit saat ovulasi. Seperti apa sakit saat ovulasi? Perasaan seperti perut ditusuk, sesuatu meletus di dalam atau tergelitik adalah salah satu tandanya. Biasanya terjadi pada awal tahapan menstruasi, dan perempuan mengeluh sakit saat ovulasi.

Beberapa wanita mungkin mengalami sakit perut atau kram di bagian bawah perut ketika mendekati menstruasi, dan hal ini dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal sebenarnya sakit saat ovulasi adalah hal yang tidak normal. Apalagi jika sakit yang dirasakan sangat parah hingga menghambat aktifitas.

Melansir dari Bellybelly, sakit saat ovulasi ternyata merupakan pertanda buruk. Karena menunjukkan ada masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Yang bisa mengakibatkan wanita sulit memiliki anak.

Artikel Terkait: 5 Rekomendasi Merek Alat Tes Ovulasi, Cek Masa Subur Bunda!

Penyebab Sakit Saat Ovulasi Terjadi

Doctor Andrew Orr, seorang spesialis dalam kesehatan wanita dan pengobatan reproduksi. Dia memperingatkan bahwa sakit saat ovulasi bisa bersumber dari berbagai masalah kesehatan serius. Yang harus ditangani oleh petugas kesehatan profesional.

Beberapa penyebab umum yang mengakibatkan sakit saat ovulasi, menurut Dr. Orr adalah sebagai berikut:

1. Kista Ovarium

Sakit ketika masa ovulasi seringkali menjadi penanda adanya kista di dalam indung telur atau ovarium. Kista bisa terbentuk atau bahkan pecah ketika masa ovulasi. Wanita yang mengalami PCOS seringkali menderita sakit ketika ovulasi, dikarenakan memiliki lebih dari satu kista di dalam indung telurnya.

Artikel terkait: Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) Penyakit yang Menyebabkan Wanita Sulit Hamil

Kista ovarium disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, biasanya terjadi karena tubuh Anda resisten terhadap insulin. Bunda bisa menghindarinya dengan mengurangi konsumsi gula serta makanan yang terbuat dari gandum.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Karena gandum meningkatkan tingkat gula darah, juga pembengkakan di dalam tubuh. Doctor Orr merekomendasikan menjaga asupan makanan untuk menjaga gula darah tetap terkontrol.

Artikel terkait: Kista Ovarium; Gejala, Penyebab dan Cara Penanganannya

2. Endometriosis

Endometriosis adalah penyakit yang menyerang tuba falopi dan ovarium. Penyakit ini juga menyebabkan sakit ketika Bunda dalam masa ovulasi. Gejala lainnya seperti; sakit saat berhubungan intim, migrain, sembelit, sakit kepala, pusing, dan lain-lain.

Selengkapnya: Endometriosis, Penyebab Wanita Sulit Punya Anak

3. Pelekatan Jaringan karena Operasi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bila Bunda pernah menjalani operasi bedah sebelumnya, seperti operasi cesar, atau usus buntu. Pelekatan dan bekas luka pada jaringan bisa menyebabkan Bunda mengalami sakit saat ovulasi. Rasa sakit ini juga bisa disebabkan oleh ovarium yang menempel pada usus.

Hal ini bisa disembuhkan dengan operasi laparoscopy yang membantu ovarium kembali bergerak. Pil KB untuk mencegah ovulasi tidak akan mencegah Bunda mengalami sakit ini, karenanya segeralah minta operasi jika diagnosanya telah keluar.

4. Bakteri dari Prosedur Medis yang Pernah Dijalani

Rongga pelvis bisa terpapar bakteri ketika ibu menjalani operasi, atau bahkan ketika dalam proses persalinan. Hal ini menyebabkan inflamasi dan infeksi yang membuat Bunda merasakan sakit saat ovulasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Sakit ketika ovulasi juga bisa terjadi karena infeksi menular seksual. Contohnya ialah chlamydia, yang menyebabkan inflamasi di tuba falobi, dan penyakit inflamasi pelvis yang membuat wanita bisa sangat kesakitan.

Artikel terkait: Mencukur Rambut Kemaluan, Tingkatkan Risiko Infeksi Menular Seksual

Cara Menangani Sakit saat Ovulasi

Setelah mengetahui sakit saat ovulasi seperti apa, ketahui cara mengatasinya seperti berikut: 

Istirahat

Umumnya, keluhan nyeri ovulasi ringan dan berlangsung sementara tidak memerlukan perawatan dari dokter. Untuk meredakan rasa nyeri, Anda dianjurkan beristirahat sejenak dari aktivitas sehari-hari.

Mandi Air Hangat

Berendam atau mandi air hangat bisa membuat tubuh lebih rileks dan tenang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Konsumsi Obat Nyeri

Bunda juga bisa menggunakan obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen. Namun, hindari konsumsi obat-obatan tersebut jika sedang menjalani program kehamilan karena bisa mengganggu ovulasi.

Periksakan ke Dokter

Bila nyeri ovulasi tidak kunjung membaik dan makin parah, atau berlangsung lebih dari 1 hari, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Dr. Orr menghimbau para wanita untuk tidak mengabaikan rasa sakit yang dialami ketika ovulasi. Meskipun dokter kandungan dan orang-orang di sekitar mengatakan bahwa hal tersebut adalah normal.

“Pastikan untuk menemui spesialis agar bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat, karena tidak semua orang memahami bidang ini. Apalagi jika Anda hanya periksa pada dokter umum,” papar Dr. Orr.

“Sebagai seorang spesialis di bidang kesehatan reproduksi dan kesehatan perempuan. Saya bisa memberitahu bahwa wanita tidak seharusnya merasakan sakit. Banyak wanita terjebak mitos bahwa sakit saar haid adalah normal padahal tidak,” ujarnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dr. Orr juga menambahkan, meskipun dia seorang lelaki, dia juga memahami apa yang dialami oleh wanita. Semua wanita mengalami sakit saat haid dan masalah kesehatan lain, yang memicu kemandulan.

Oleh sebab itu, sakit apapun yang melibatkan organ reproduksi Bunda, sebaiknya diperiksakan ke dokter spesialis. Agar bisa mendapat penanganan tepat dan penyakit kronis bisa dihindari.

Semoga bermanfaat ya, Bunda.

***

Baca juga:

Benarkah Nyeri Haid Membuat Wanita Sulit Hamil?

Penulis

Aulia Trisna