Orang tua jaman dahulu bilang bahwa anak adalah rezeki. Hadirnya anak kadang tak terduga sampai akhirnya Bunda harus hamil sambil mengasuh balita.
Hamil sambil mengasuh balita tidak akan menjadi masalah sangat besar jika ada asisten rumah tangga maupun baby sitter yang ikut membantu. Namun, tak semua ibu beruntung memilikinya.
Berikut adalah tips mengatasi kerepotan saat hamil sambil mengasuh balita:
1. Atur jadwal
Pelajari tipe kehamilan bunda. Apakah Anda adalah tipe yang mengalami morning sickness ataukah tipe yang insomnia malam hari? Kompromikan dengan suami tentang apa yang sanggup Anda kerjakan pada pagi hari maupun malam hari.
Jika Anda tak mungkin mencuci piring pada pagi hari karena mual dan lainnya, lakukan itu di malam hari. Pekerjaan rumah bisa menunggu untuk dikerjakan. Namun tidak dengan mengurus balita Anda. Jadi, prioritaskan mereka lebih dahulu.
2. Turunkan standar
Bunda selalu ingin rumah bersih, makanan tersedia tepat waktu dengan gizi yang cukup, semua pakaian terurus dengan rapi, dan banyak lagi yang Bunda butuhkan. Sekarang saatnya mengabaikan standar itu.
Ingat bahwa tenaga Bunda terbatas. Bunda sedang hamil, bukan sedang malas. Menurunkan standar kerapihan atau tugas Bunda untuk sementara waktu akan menyelamatkan kesehatan fisik dan mental Bunda.
3. Pikirkan ulang prinsip parenting bunda
Bunda tahu bahwa menonton tayangan video di internet selama 2 jam lebih itu tidak baik untuk balita. Selama ini Bunda selalu berusaha untuk disiplin menaatinya.
Namun, ingatlah bahwa Bunda juga butuh istirahat dan tidak ada hal yang bisa membuat balita Bunda tenang untuk sementara, selain memberikannya gadget. Tidak apa-apa menggunakan cara “curang” tersebut untuk istirahat beberapa waktu.
Barangkali bunda nanti jadi dihinggapi rasa bersalah atau merasa salah mendidik anak. Namun, bunda juga harus bisa mencari segala cara untuk bisa istirahat barang sebentar demi dedek di dalam kandungan.
Bunda juga bisa melatih balita untuk lebih mandiri dengan hal-hal sederhana. Misalnya, memilih dan memakai bajunya sendiri sehabis mandi. Melatih kemandirian juga penting untuk melatihnya menjadi seorang kakak nantinya.
Artikel terkait: Cara melatih anak mandiri dan tidak merepotkan orang tua.
4. Gunakan waktu main bersama
Bunda bisa mengajak adik di dalam kandungan berbicara dengan kakaknya saat istirahat siang. Terutama jika sang kakak sudah rutin tidur siang. Cara ini sangat baik untuk membangun ikatan kakak dengan adiknya yang belum lahir sekaligus membantu perkembangan otak janin.
Mengajak balita bermain dengan adiknya di dalam kandungan juga dapat membentuk kedewasaan anak. Ajak terus bicara bahwa Bunda juga butuh istirahat demi menjaga kesehatan adik.
5. Minta bantuan
Katakan sejujurnya pada suami tentang apa yang Bunda rasakan saat hamil. Mintalah berbagi tugas rumah tangga dengannya.
Jika memungkinkan, tak ada salahnya menyewa asisten untuk membantu pekerjaan rumah atau membantu untuk mengasuh balita Bunda. Meminta bantuan bukan berarti menunjukkan bahwa Bunda lemah, namun itu adalah tanda bahwa Bunda cukup bijaksana untuk mengetahui batasan kekuatan tubuh dan mental untuk membereskan segalanya.
6. Berpikir positif
Hormon dan kelelahan sering jadi hambatan bagi ibu hamil untuk bisa berpikir positif. Tapi minimal, sadarilah satu hal. Bunda tak akan mengalami ini selamanya.
Waktu terus berjalan, anak di dalam kandungan akan segera lahir dan kakaknya akan segera dewasa. Tantangan ke depan akan makin banyak. Jadi, menyerah di masa sekatang bukanlah pilihan.
Tekankan pada diri sendiri bahwa Anda adalah wanita yang berbeda dari sebelumnya. Kini Anda adalah seorang ibu yang sudah berpengalaman dengan kehamilan sebelumnya. Anda bukanlah ibu yang gagal melaksanakan tugas.
Berpikir positif membantu memperkuat kesehatan mental. Setidaknya, jangan biarkan bunda jatuh pada pikiran-pikiran yang membawa pada depresi.
Hamil sambil mengasuh balita memang bukan hal yang mudah. Namun, itu baik untuk melatih managemen waktu, emosional, dan fisik Bunda.
Ungkapan ini barangkali relevan untuk para ibu yang hamil sambil membesarkan balita. Bahwa sebenarnya, bukan orang tua yang nantinya mendewasakan anak-anak. Namun justru anak-anaklah yang akan mendewasakan orang tua.
Dari 6 tips tersebut, mana yang paling relevan untuk Bunda? Bagi pengalaman Anda dengan Bunda lainnya di kolom komentar ya…
Baca juga:
Jarak Kehamilan Antar Anak yang Pendek Tingkatkan Risiko Autisme
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.