Ritual Taber Laut adalah salah satu ritual yang biasanya dilaksanakan oleh masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. Tak hanya diikuti masyarakat sekitarnya saja, ritual yang satu ini juga turut melibatkan para tokoh adat setempat dengan tujuan memperkenalkan tempat wisata serta potensi alam yang harus dilestarikan.
Apa itu Ritual Taber Laut?
Sumber: kompasiana.com
Ritual Taber Laut merupakan sebuah ritual tahunan yang biasanya digelar sekitar bulan Maret hingga Juni sebagai sebuah ungkapan syukur kepada Tuhan atas limpahan hasil laut yang masyarakat dapatkan.
Ritual ini juga dapat diartikan sebagai upaya untuk mengharapkan keselamatan, keamanan dan ketentraman dari lautan. Tujuan dari ritual ini adalah membersihkan lautan dari hal-hal yang tersirat. Istilah Taber Laut berasal dari kata naber yang artinya netral dan juga kata Laut.
Ritual yang satu ini biasanya diikuti oleh masyarakat dari Desa Batu Beriga, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.
Namun, saat ini secara umum ritual Taber Laut hampir dilakukan seluruh suku Melayu dan suku Laut yang ada di Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Lepar-Pongok (Bangka Selatan), Pantai Tabjungputat, Pejem, Tuing (Kabupaten Bangka), Desa Baskara Bakti (Kabupaten Bangka Tengah), Desa Rambat (Kabupaten Bangka Barat) dan Pulau Belitung. Setiap daerah tersebut memiliki jadwal tersendiri dalam melaksanakan ritual yang satu ini.
Artikel terkait: Tedak Siten: Ritual Adat Turun Tanah Pertamakali Bagi Bayi
Prosesi Dalam Ritual Taber Laut
Ritual Taber Laut biasanya dilakukan setahun sekali dengan tanggal sesuai dengan petunjuk dari Tetua Adat. Biasanya, hal yang pertama kali dilakukan oleh Tetua Adat adalah menerawang hari baik untuk digelarnya ritual ini. Bila tanggal telah didapat, Tetua Adat akan memberitahu masyarakat setempat melalui aparat desa dengan melaksanakan upacara yang dipimpin oleh dirinya.
Ada beberapa hal yang perlu disiapkan ketika hendak menjalani ritual ruqyah laut yang satu ini, salah satunya adalah mempersiapkan ayam panggang yang ditaburi oleh dua helai daun yang terdiri dari daun selasih dan daun ati-ati. Hidangan tersebut dibawa ke tepian laut.
Selain itu, Tetua Adat juga akan membawa satu cerek air, beras kuning dan satu baskom daun taber. Air yang telah dibawa tadi akan disiram ke tepi laut serta menaburkan beras kuning dan daun taber.
Artikel terkait: 7 Adat Pernikahan Termahal di Indonesia, Nominalnya Fantastis!
Sumber: sekolahnesia.com
Setelah ritual selesai, biasanya masyarakat setempat meminta daun taber yang telah dibacakan mantra oleh sang Tetua Adat. Daun taber tersebut dinilai dapat melunturkan, menyembuhkan atau mengembalikan sesuatu menjadi lebih baik. Tak hanya ditaburkan di laut, masyarakat biasanya menaburkan daun taber di perahu, rumah, kendaraan, bahkan dinilai dapat menyembuhkan penyakit.
Bila telah selesai acara inti, masyarakat akan dipersilahkan untuk menyantap makanan di dulang. Dulang adalah wadah berbentuk bulat yang memiliki motif segitiga merah, hijau dan kuning, khas masyarakat Suku Melayu, Kepulauan Bangka Belitung.
Akan Digelar Kembali Pada Desember 2022
Semenjak pandemi COVID-19, ritual Taber Laut sempat dihentikan sementara. Melansir dari situs Kompas.com, Sihan Painter selaku Ketua Panitia Taber Laut menjelaskan bahwa saat pandemi ritual ini tidak memungkinkan untuk digelar.
“Taber Laut ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Namun, mulai terlupakan karena pengaruh budaya lain dan beberapa waktu lalu oandemi yang tidak memungkinkan untuk keramaian.” Jelas Sihan Painter.
Pada tahun ini, ritual Taber Laut akan kembali dilaksanakan pada bulan Desember di Tanjung Berikat, Bangka Tengah. Tak hanya ritual saja, sebelumnya akan ada beberapa kegiatan lainnya, yakni festival budaya berupa seni lukis, pertunjukan musik dan juga pembacaan puisi.
Menurut Ridwan Djamaluddin, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, ritual tahunan ini dan beberapa kegiatan lainnya akan digelar bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Karena nanti acara tersebut bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, tentunya tiap daerah mendukung sesuai kapasitasnya masing-masing.” Tutur Ridwan Djamaluddin.
Demikian informasi mengenai ritual Taber Laut yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. Semoga informasi diatas bermanfaat untuk kamu yang sedang mencari tahu terkait ritual Taber Laut.
Baca juga:
Mengenal Sejarah dan Makna Tradisi Wiwitan, Pesta Panen Penuh Syukur
9 Fakta Unik Rumah Adat Toraja, Bukan Asal Rumah!
Ragam Baju Adat Papua yang Unik Selain Koteka, Apa Saja ya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.