Amat Dianjurkan WHO, Yuk Mengenal Metode Responsive Feeding MPASI!

WHO menyarankan metode responsive feeding pada saat bunda memberikan MPASI saat bayi usia 6 bulan. Apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukannya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Si kecil sudah memasuki usia MPASI? Wah, bunda pasti bingung ya mencari metode MPASI yang tepat untuk si kecil. Jangan sampai parents menerapkan MPASI yang kurang tepat, karena bisa mengganggu kesehatan dan pertumbuhan anak. Salah satu metode yang disarankan oleh WHO & UNICEF adalah metode responsive feeding. Metode ini menganjurkan kita untuk mengamati respons anak terhadap makanannya.

Nah ini dia 5 hal yang harus kita ketahui tentang metode responsive feeding pada MPASI anak ya, Bunda!

1. Perhatikan Tekstur dan Gizi dalam Makanan

Usia anak saat memakan MPASI dianjurkan sudah 6 bulan ya, Parents! Jangan memberikan MPASI pada anak di bawah usia 6 bulan, Karena pencernaannya belum terbentuk dengan sempurna. Jika dipaksakan maka akan mengganggu saluran pencernaan dan kesehatan si kecil.

Mengacu pada metode responsive feeding MPASI, seiring bertambahnya usia anak, tingkatkan tekstur makanan. Jangan lupa perhatikan juga kecukupan gizi yang ada dalam makanan. Usahakan kita membuat MPASI sendiri, sehingga bisa tau nutrisi apa saja yang sudah dikonsumsi anak kita. Jika kita memperhatikan nutrisi anak dengan baik, maka anak akan terhindar dari potensi obesitas, diabetes dan lain sebagainya.

Artikel terkait: MP-ASI yang Tidak Tepat Dapat Akibatkan Berbagai Masalah

2. Perhatikan Respons Lapar dan Kenyang Anak

Parents jangan lupa ya untuk mengenali bagaimana respons lapar dan kenyang si kecil. Hal ini bisa memudahkan kita untuk tau kapan anak harus mulai makan dan berhenti makan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tanda-tanda anak lapar salah satunya adalah merengek dan menangis. Selain itu mereka juga memasukkan tangan, jari atau benda ke dalam mulutnya. Saat kita menunjukkan makanan ia terlihat tertarik dan matanya mengikuti makanan yang kita bawa.

Sedangkan tanda-tanda anak sudah kenyang adalah mengeluarkan makanannya dari mulut, bermain dengan makanannya, menutup mulut dan menolak saat kita menyuapinya, serta menjauhkan kepala dari makanannya.

Artikel terkait: Panduan Pemberian MPASI Bayi Berdasarkan Saran Dokter Anak, Simak Bun!

3. Jangan Memaksa Anak untuk Makan atau Berhenti

Setelah mengenali respons lapar dan kenyang pada anak, kita pasti paham kapan harus memberikan anak makanan dan kapan harus menyudahi makan anak. Ayah perlu tahu kalau kita tidak boleh memaksa anak untuk mulai makan atau berhenti makan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini dikarenakan, jika kita terbiasa memaksa anak untuk makan atau berhenti makan padahal ia belum kenyang, maka ia bisa menganggap makan bukan kegiatan yang menyenangkan. Padahal makan adalah kegiatan penting yang tidak boleh dilewatkan.

Jika anak menolak untuk makan, Bunda bisa cari tau alasan kenapa dia menolak makanan. Bisa jadi karena ia tidak mau disuapi, karena ada anak-anak yang merasa penasaran dan ingin melakukan banyak hal sendiri.

Anak tidak mau makan juga bisa dikarenakan ia tidak suka rasa makanannya. Di usia satu tahun biasanya anak sudah mengenal rasa manis dan asin. Sehingga si kecil menolak MPASI karena rasanya hambar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bunda jangan khawatir, karena kita bisa membangkitkan selera makan anak lewat visual makanan yang menarik. Misalnya memberi hiasan sayuran berbentuk bunga, atau bentuk wajah dari rumput laut. Dengan demikian, si kecil akan tertarik lagi dengan makanannya.

Artikel terkait: Mengaku Parno, Ini 9 Gaya Pengasuhan Fitri Tropika yang Unik

4. Hindari Distraksi Saat si Kecil Makan

Mengacu pada metode responsive feeding, saat anak sedang makan, usahakan jauhkan benda-benda yang bisa mengganggu konsentrasi makan anak yaa. Misalnya matikan terlebih dahulu televisi, jauhkan si kecil dari gadget, simpan dulu mainan anak dan hal-hal lain yang sekiranya membuat anak tidak fokus pada makananannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini dilakukan agar anak mengenali makanan dan pola makannya dengan baik. Karena jika anak dibiarkan terus menerus makan sambil menonton televisi, maka ia tidak sadar apa yang ia makan, tidak paham bagaimana rasanya dan tidak mengerti apakah ia sudah kenyang atau belum.

Berbagai respons ini bisa mengganggu pola makannya dan berdampak serius pada Kesehatan buah hati.

Proses tumbuh kembang anak memang sangat kompleks, apalagi jika anak sudah mulai di tahap makan MPASI. Parents harus berhati-hati dan terus mengawasi apa yang dikonsumsi oleh anak. Agar anak bisa tumbuh dengan sehat dan bahagia.

Ditulis oleh Arta Laras Angelina, UGC Contributor theAsianparent.com

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel UGC Contributor lainnya:

id.theasianparent.com/peran-ayah-dalam-pemberian-asi

id.theasianparent.com/gula-darah-ibu-hamil

id.theasianparent.com/makanan-menaikkan-kadar-hb