Anak haruslah dididik sesuai dengan zamannya. Untuk itu, Parents perlu terus belajar tentang pengasuhan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Di era new normal seperti sekarang, resilient parenting sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter orangtua dan anak yang adaptif dan tahan banting.
Apa Itu Karakter Resilient?
Resilient merupakan kemampuan untuk pulih, bertahan dalam situasi tertentu, dan bangkit kembali dari kesulitan. Karakter ini kemudian termanifestasi dalam kemampuan beradaptasi dalam diri seseorang pada situasi apapun.
Anak dengan karakter resilient adalah anak yang tangguh dan mampu mengatasi stres, terutama setelah mengalami kegagalan atau peristiwa yang traumatis seperti kehilangan orang yang disayang, kehilangan hewan peliharaan, dan bullying.
Pentingnya Resilient Parenting
Menurut psikolog perkembangan dalam laman About Kid’s Health, beberapa anak mampu mengembangkan karakter resilient sendiri secara alami. Namun, sebagian besar anak membutuhkan bantuan orangtua yang memahami resilient parenting untuk menumbuhkan karakter itu.
Bukan hanya anak, Parents juga perlu membangun karakter resilient dalam diri sendiri. Agar bisa melatih si kecil, tentunya Parents perlu melatih karakter ini agar tetap tumbuh dan semakin kuat setiap harinya.
Terlebih di masa pandemi seperti saat ini, di mana situasi serba tidak menentu dan penuh tantangan, kemampuan beradaptasi bagi orangtua dan anak sangatlah penting. Parents harus beradaptasi dengan banyak hal, mulai bekerja dari rumah dan masih harus membimbing anak sekolah dari rumah. Tentunya ini tidak mudah dilakukan.
Namun, jika berhasil melewati perubahan situasi ini, maka akan tumbuh resilient dalam diri Parents dan si kecil. Sebaliknya, ketika adaptasi dan bertahan pada situasi tersebut gagal, dapat berdampak buruk bagi orangtua dan anak. Parents dapat mengalami burnout dan anak merasa cemas dan stres.
Resilient Parenting: Cara Membentuk Karakter Resilient Anak di Masa New Normal
Perlu diketahui, resilient adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Rumah adalah lingkungan terpenting untuk mengembangkan karakter resilient pada anak. Perkembangan anak yang sehat juga dimulai dari rumah.
Menurut Structure APA (American Psychological Association), anak perlu mengetahui apa yang mereka harapkan dan apa yang diharapkan dari mereka. Struktur ini memberikan keamanan dan kenyamanan untuk anak. Struktur dapat membantu mengurangi ketidakteraturan yang timbul karena stres.
Parents dapat membantu si kecil menumbuhkan karakter resilient dengan membuat struktur sebagai berikut:
1. Buat dan terapkan rutinitas keluarga
Tetapkan kapan waktu untuk makan, tidur, belajar dan mengerjakan tugas, rutinitas menjaga kebersihan, dan tradisi keluarga seperti; menonton film, bermain game, dan jalan-jalan di akhir pekan.
2. Ciptakan aturan dan harapan
Salah satu kunci pengasuhan dan disiplin yang efektif adalah membiarkan anak tahu apa yang diharapkan dari mereka, apa yang diharapkan jika mereka tidak melakukan yang seharusnya, dan kemudian menindaklanjutinya. Aturan dan harapan ini membantu menciptakan struktur dalam kehidupan anak-anak.
3. Ciptakan konsistensi di manapun memungkinkan
Ketika berada di tempat baru (rumah baru, penitipan anak, atau sekolah), Parents bisa mengurangi respon negatif anak terhadap perubahan dengan menjaga rutinitas dan hubungan dengan teman-teman, dan kita juga harus mengelola ekspektasi tentang apa yang akan terjadi dalam perubahan.
4. Tumbuhkan hubungan yang akrab dan hangat
Hubungan yang hangat membantu anak-anak merasa aman, terutama ketika dihadapkan dengan stres harian yang berkelanjutan. Anak-anak perlu belajar bagaimana mengekspresikan dan mengatur emosi dengan tepat. Mereka memandang orang tua sebagai model untuk semua jenis perilaku, termasuk pengaturan emosi.
Berbicaralah dengan anak tentang emosinya, baik positif maupun negatif. Hal ini dapat membantu mereka mengenali perasaan itu dan belajar bagaimana cara megaturnya.
5. Menjadi contoh dalam pengendalian diri
Kemampuan untuk mengatur emosi dan perilaku sangat penting untuk bisa berhasil di sekolah, di tempat kerja dan dalam hubungan sosial. Ketika berbicara tentang perasaan, bicarakan juga tentang apa yang akan Parents lakukan untuk mengekspresikan atau melepaskan perasaan-perasaan itu dengan tepat.
6. Menjadi contoh dalam menyelesaikan masalah
Berikan contoh saat Parents menyelesaikan masalah, besar maupun kecil. Misalnya, Parents memberi tahu apa yang harus dibuat untuk makan malam.
Ketika si kecil memiliki pertanyaan atau masalah, alih-alih langsung menawarkan saran, mulailah dengan pertanyaan, seperti, “Menurutmu, apa yang mungkin berhasil?”
Dukung Perkembangan Si Kecil dengan Nutrisi yang Baik
Anak berkarakter resilient tidak hanya tangguh secara mental, tapi juga kuat fisiknya dan tidak mudah sakit. Oleh sebab itu, selain metode resilient parenting, si kecil juga memerlukan dukungan nutrisi yang baik sesuai dengan kebutuhannya.
Nutrilon Royal ActiDuoBio+ bisa menjadi pilihan Parents untuk memperkuat ketahanan tubuh dan kemampuan berpikir si kecil. Nutrilon Royal ActiDuoBio+ memiliki kombinasi emas sebagai berikut:
- FOS:GOS 1:9 yang dipatenkan dan telah teruji klinis, serta vitamin C dan E untuk membantu memperkuat daya tahan tubuh si kecil.
- Omega 3, DHA, Omega 6, dan zat besi untuk mendukung kemampuan berpikir si kecil.
Nutricia Research Center telah melakukan penelitian pada 767 anak (usia 12-29 bulan). Hasilnya, 23% dari populasi anak yang diberikan FOS:GOS 1:9 sebanyak 6.3 gram/hari dan EPA & DHA sebanyak 101.4 mg/hari selama 52 minggu terlindungi dari infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran cerna.
Ingin tahu lebih banyak tentang resilient parenting? Parents dapat mempelajarinya dengan mengunduh e-book Booklet Nutrilon ini.
Baca juga:
Cara Merangsang Perkembangan Intelektual Balita
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.