Beberapa waktu ini, beredar daftar resep obat COVID-19 dari rumah sakit yang bisa digunakan oleh pasien virus mematikan tersebut saat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Resep obat pasien COVID-19 yang telah menjalani perawatan medis tersebut diklaim manjur memberikan kesembuhan dari infeksi virus Corona.
Apa Kata Dokter tentang Resep Obat Covid-19 yang Beredar di Masyarakat
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RA Adaninggar,dr,SpPD lewat Instagramnya, @drningz menanggapi fenomena tersebut.
“Dengan semakin banyaknya pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah, banyak beredar lagi daftar obat-obatan yang diklaim sebagai terapi Covid,” buka pemilik National Board Certified Internist dan Health Educator itu.
Dengan beredarnya daftar obat-obatan itu, dia meminta masyarakat agar waspada terhadap dosis dan cara pemberian tertentu. Pasalnya, masing-masing pasien berbeda-beda penanganannya.
“Hati-hati ya dengan penggunaan obat. Obat itu memiliki dosis dan cara pemberian tertentu, disesuaikan juga dengan kondisi masing-masing pasien yang tentunya berbeda-beda, terkait indikasi, kontraindikasi, risiko efek samping, dan interaksi obat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia juga menegaskan agar setiap orang yang terinfeksi COVID-19 tetap terlebih dahulu konsultasi ke dokter.
“Jadi tetap harus konsultasi dulu ke dokter sebelum mengkonsumsi obat APAPUN. Penggunaan obat yang salah sering sekali menyebabkan komplikasi organ jangka panjang, apalagi jangan hanya percaya dengan broadcast pesan berantai yang tidak jelas sumbernya. Pedoman tatalaksana Covid secara resmipun hanya petunjuk tapi pelaksanaannya harus mempertimbangkan manfaat dan risikonya terhadap pasien,” jelasnya.
Dia juga meminta rekan medis agar selalu update terkait ilmu COVID-19, termasuk mengenai obat-obatan yang akan diberikan.
“Untuk para dokter juga diharapkan selalu update ilmu terutama mengenai Covid ya. Ilmu akan terus berkembang termasuk mengenai obat-obatan. Tetap ingat prinsip do no harm pada pasien ya,” ungkapnya.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Resep Obat COVID-19
Dalam daftar resep obat-obatan, tercantum 5 jenis obat yang diklaim sesuai resep dokter dan dipakai di rumah sakit Covid-19 Wisma Atlet.
Obat-obatan itu adalah Azytromycin 500 mg 10 tablet sebagai antibiotik yang diminum sehari sekali. Kemudian Favipiravir atau avigan 600 mg 10 tablet sebagai antivirus yang diminum dua hari sekali. Ketiga jenis lainnya disebutkan untuk obat batuk, antioksidan, radang, dan penurun panas.
Resep tersebut bisa jadi telah membantu seseorang sembuh dari Corona. Namun, yang perlu diingat adalah obat-obatan yang diberikan kepada pasien COVID-19 telah sesuai dengan gejala dan kondisi masing-masing pasien.
Dengan kata lain, setiap resep bersifat pribadi atau tidak berlaku secara universal kepada seluruh pasien COVID-19.
Pasalnya, saat ini belum ada obat untuk COVID-19 dan obat-obatan yang disertakan dokter adalah untuk mengurangi gejala atau meredakan penyakit penyerta pasien. Lalu, apa masalahnya?
“Penggunaan obat harus secara rasional untuk mencapai tujuan pengobatan yang tepat, efektif, efisien dan mengurangi risiko efek yang merugikan,” jelas Adaninggar.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat rasional:
– Sesuai kebutuhan klinis pasien
– Dosis sesuai
– Lama pemberian yang benar
– Biaya terjangkau
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
1. Kondisi klinis pasien COVID-19 berbeda-beda:
– Gejala klinis berbeda
– Penyakit komorbid berbeda
– Umur berbeda
– Konsumsi obat terkait penyakit komorbid berbeda-beda.
2. Beda pilihan obat, beda lama pemberian obat. Mempertimbangkan indikasi, kontraindikasi, kemungkinan interaksi antarobat.
3. Obat yang boleh dan bisa digunakan pasien satu berbeda dengan pasien lain. Tidak bisa disamaratakan.
Lebih lanjut, Dr Adaninggar juga menghimbau masyarakat agar hati-hati mengonsumsi obat-obatan “Baru” yang sudah diklaim sebagai obat Covid karena hingga sekarang belum ada obat definitif untuk pencegahan/pengobatan covid.
Selalu cek izin edar BPOM dan selalu konsultasi ke dokter terkait dosis, lama pemberian indikasi, kontraindikasi, dan risiko efek samping.
Bila Terinfeksi COVID-19, Apa yang Harus Dilakukan?
Dengan seluruh fakta tentang obat-obatan tersebut, Dr Adaninggar menghimbau masyarakat yang positif COVID-19 dan tengah melakukan isolasi mandiri agar tak sembarangan mengonsumsi obat-obatan ataupun menjalani nebulisasi.
“Bila covid positif, isolasi mandiri di rumah, dan sesak, jangan sembarangan melakukan terapi nebulisasi/UAP karena akan memproduksi aerosol (risiko penularan tinggi) dan tidak semua sesak bisa diobati nebulisasi. Untuk itu, selalu konsultasi dulu ke dokter,” paparnya.
Sama dengan tindakan medis apapun, pemberian obat harus mempertimbangkan manfaat dan risikonya. Ada indikasi, kontraindikasi, dosis, lama pemberian dan efek samping.
“Untuk masyarakat jangan asal mengobati diri sendiri, apalagi hanya berdasarkan broadcast daftar obat Covid yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hati-hati efek samping dan interaksi obat yang berbahaya. Selalu konsultasi ke dokter ahli, jangan ke orang yang bukan dokter ya!” tandasnya.
Kata Kemenkes soal Obat-obatan bagi Pasien COVID-19
Senada dengan penjelasan Dr Adaninggar, Kementerian Kesehatan RI dalam akun Instagramnya, @kemenkes_ri juga telah mem-posting terkait hal ini.
“Bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri/karantina mandiri, selain memenuhi syarat klinis, juga harus memperhatikan syarat rumah dan proses terapi. Obat-obatan yang disebutkan tersebut, harus berdasarkan resep dokter. Jangan lakukan self medicating tanpa konsultasi dan pengawasan nakes maupun petugas Puskesmas,” kata mereka dalam posting-annya, Minggu 27 Juni 2021.
Itulah penjelasan dokter penyakit dalam mengenai obat-obatan bagi pasien COVID-19. Jadi, jangan sembarangan mengonsumsi obat-obatan tersebut ya Parents, semua harus dikonsultasikan pada tenaga medis terlebih dahulu!
Baca juga:
id.theasianparent.com/obat-remdesivir-atasi-corona
id.theasianparent.com/molnupiravir-bisa-sembuhkan-covid-19
id.theasianparent.com/dexamethasone
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.