Penelitian demi penelitian terus dilakukan untuk menemukan obat dan vaksin Covid-19. Baru-baru ini, dexamethasone ( deksametason) diklaim efektif bekerja melawan virus corona. Para peneliti di Universitas Oxford, Inggris, menyebut memiliki bukti obat dexamethasone bisa mengurangi risiko kematian pasien Corona bergejala berat.
Menurut laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), manfaat dari obat ini hanya terlihat pada pasien yang sakit parah dengan virus COVID-19.
“Ini adalah pengobatan pertama yang ditunjukkan untuk mengurangi angka kematian pada pasien dengan virus Corona COVID-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
Sementara itu, ketua Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Wawaimuli Arozal, M Biomed, PhD mengatakan, deksametason merupakan obat anti-inflamasi atau anti-peradangan yang tergolong obat keras.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah obat ini, tidak untuk dikonsumsi bagi penderita hipertensi, sakit gula, dan penderita infeksi bakteri/virus karena bisa menekan sistem imun.
Terkait kabar obat ini disinyalir dapat menyelamatkan pasien Covid-19, Wawaimuli, mengungkapkan, penelitian dan pengujian tersebut masih kontroversi.
“Ini masih kontroversi, beberapa kasus digunakan untuk pasien virus corona yang berat. Tapi, karena sifat deksametason menekan sistem imun, justru tidak direkomendasikan, karena untuk mengeliminasi virus perlu sistem imun badan yang terjaga,” jelas Wawaimuli dilansir Kompas (17/6/2020)
Apa dan bagaimana obat ini bekerja? Adakah efek samping yang ditimbulkannya? Kita bahas lebih lanjut di artikel ini.
Apa itu dexamethasone?
Dexamethasone adalah obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan dan penyakit autoimun. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,5 mg, sirup, suntikan (injeksi), dan tetes mata.
Mengutip laman Alodokter, dexamethasone termasuk ke dalam golongan obat kortikosteroid. Sama halnya dengan obat kortikosteroid lainnya, dexamethasone yang telah digunakan untuk jangka panjang tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba. Dokter akan menurunkan dosis obat ini secara bertahap sebelum menghentikan pemakaiannya.
Siapa saja yang bisa menggunakan obat ini?
Dexamethasone dapat digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak. Namun, tidak disarankan untuk diberikan pada ibu hamil dan menyusui karena obat ini termasuk dalam kategori C.
Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Dexamethasone dapat terserap ke dalam ASI, jadi tidak boleh digunakan selama menyusui kecuali atas anjuran dokter.
Bagaimana aturan penggunaan dexamethasone?
Dosis dexamethasone tergantung pada kondisi yang diderita pasien. Biasanya obat ini diresepkan dokter hanya untuk penggunaan jangka pendek saja. Namun, pada kasus tertentu dokter bisa meresepkannya untuk jangka waktu yang lama, sesuai kebutuhan pasien.
Apa ada efek sampingnya?
Beberapa efek samping dexamethasone yang dapat dialami penggunanya adalah:
- Nafsu makan meningkat.
- Berat badan bertambah.
- Perubahan siklus menstruasi.
- Gangguan tidur.
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Sakit perut.
Meskipun jarang terjadi, dexamethasone juga bisa menimbulkan efek samping yang lebih serius. Segera ke dokter bila muncul gejala di bawah ini:
- Demam.
- Perubahan emosi.
- Tubuh mudah lelah.
- Nyeri di tulang, sendi, atau otot.
- Pembengkakan di tungkai.
- Gangguan penglihatan.
- Tinja berwarna hitam.
- Jantung berdebar.
- Kejang.
Peringatan sebelum mengonsumsi dexamethasone
- Diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan dexamethasone, terutama bila memiliki alergi pada makanan, obat, maupun bahan lain dalam obat ini.
- Hati-hati mengonsumsi obat ini bila memiliki riwayat TBC, herpes, infeksi jamur, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit tiroid, penyakit mata, osteoporosis, gangguan pembekuan darah, gangguan mental, dan gangguan sistem pencernaan.
- Beri tahu dokter bila Anda akan menjalani vaksinasi. Kondisi tersebut dapat memicu komplikasi bila dilakukan selama menggunakan dexamethasone.
- Pasien lanjut usia harus lebih hati-hati dalam menggunakan obat ini karena lebih berisiko mengalami efek samping, terutama osteoporosis.
- Selama menggunakan dexamethasone, jangan mengonsumsi minuman beralkohol atau obat pereda nyeri tanpa pengawasan dokter, karena dapat menyebabkan perdarahan lambung.
- Penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi terhambat. Periksakan anak secara berkala ke dokter anak agar diketahui proses perkembangannya.
- Dexamethasone dapat menyebabkan pusing. Hindari melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti berkendara, setelah mengonsumsi obat ini, sampai Anda yakin sanggup melakukannya.
Meski disebut-sebut ampuh untuk obati pasien Covid-19 yang parah, dexamethasone tidak boleh dikonsumsi sembarangan dan harus di bawah pengawasan dokter.
Sumber: Detik, Kompas, Alodokter
Baca juga:
Vaksin Belum Ditemukan, Moms Bisa Melindungi Si Kecil dari Virus Corona dengan Cara Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.