Kasus kekerasan dan pelecehan seksual diduga dilakukan selebriti Saipul Jamil sontak membuka mata kita.
Ia diduga melecehkan seorang remaja 17 tahun setelah menonton acara yang diisi Saipul Jamil di sebuah televisi swasta. Belakangan tak hanya remaja ini, beberapa orang juga mengaku pernah menjadi korban Saipul Jamil.
Parents, maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak dan remaja tentu membuat semakin was-was. Kekerasan seksual tidak memandang status, orientasi seksual, jenis kelamin dan usia anak.
Siapa pelaku pelecehan seksual pada anak?
Data Violence Against Women (VAW) Indonesia adalah sebuah lembaga yang memantau pemberitaan media terhadap kekerasan pada perempuan.
Pada November 2015 VAW Indonesia mencatat kasus kekerasan seksual terhadap anak menempati urutan kedua (108 kasus) setelah perkosaan (110 kasus), dari total 253 kasus.
Sementara pelaku kekerasan seksual didominasi orang terdekat korban yakni pacar (17), tetangga (17), ayah (16), teman (15), ayah tiri (14), paman (8), kakak ipar (4) dan kakek (3).
Bayangkan, ini baru angka satu bulan dan lebih banyak lagi kasus yang tidak diekspos media.
Karena itu, tak bisa ditawar lagi orangtua harus mengawasi anak secara intensif agar anak terhindar dari kekerasan seksual apapun bentuknya.
Cara menghindarkan anak dari pelecehan seksual
Salah satu hal terpenting untuk menghindarkan anak dari kekerasan seksual adalah dengan memberikan pendidikan seksual yang utuh dan jelas, terbuka dan mudah dipahami anak.
Untuk Balita
Untuk anak usia 0-5 tahun satu-satunya cara untuk menghindarkan anak dari pelecehan seksual adalah dengan menjaga anak tetap berada dekat dengan orangtua atau orang yang benar-benar dipercaya misalnya nenek.
Karena, pada usia ini anak belum mengerti tindakan yang termasuk kekerasan seksual dan tak punya energi besar untuk menolak atau mengatakan tidak. Anak juga cenderung belum punya akal untuk menghindar dari orang yang membuatnya tak nyaman.
Jika Anda terpaksa harus meninggalkan balita Anda, misalnya karena pekerjaan rumah tangga, pastikan anak berada dalam jangkauan penglihatan Anda.
Jika tidak memungkinkan dan Anda meninggalkan anak bersama orang lain, misalnya tetangga, luangkan waktu setiap beberapa menit untuk mencek keadaan anak.
Untuk anak 6 tahun hingga remaja
1. Beritahu anak area paling sensitif dari tubuhnya
Area ini terutama daerah dada, mulut dan kemaluan. Hanya orang tertentu dan pada waktu tertentu yang boleh memegang daerah tersebut. Katakan, “Bagian ini cuma boleh dipegang mama atau papa atau nenek saat memandikan adik ya.”
Jika ada orang lain yang coba menyentuh bagian tersebut segera lari, berteriak dan katakan tidak. Untuk anak remaja, jika sedang tak di rumah, ajarkan mereka cara melaporkan diri ke pos polisi terdekat jika merasa terancam.
2. Ajarkan rasa malu
Biasakan anak mengganti pakaian atau membuka baju saat akan mandi di ruangan tertutup. “Ganti baju di dalam kamar ya dek. Malu kelihatan sama orang.”
Tak ada salahnya juga membiasakan anak memakai pakaian yang cukup tertutup.
3. Biasakan mandiri
Ajarkan anak semua hal yang harus dilakukannya sendiri sesuai dengan usianya, misalnya mandi sendiri, mengganti baju sendiri dan buang air sendiri. Semakin anak mandiri, semakin kecil kesempatannya disentuh orang lain.
4.Main dengan teman sebaya
Sebaiknya anak-anak tidak bermain dengan anak yang usianya terpaut jauh di atasnya tanpa pengawasan. Ini juga menghindari anak dimanfaatkan untuk hal yang tidak diinginkan oleh teman-teman yang lebih dewasa.
5. Di tempat umum, jangan biarkan anak ke toilet sendiri
Belakangan di media sosial beredar informasi seorang anak yang dilecehkan di toilet umum di sebuah mall di Bandung.
Saat itu sang ibu hanya berdua dengan anak lelakinya. Saat anak ingin buang air, ibu membiarkan anaknya masuk sendiri ke dalam toilet laki-laki.
Setelah terlalu lama menunggu, sang ibu masuk ke toilet laki-laki dan melihat anaknya terduduk shock dan ketakutan. Rupanya dia baru saja dilecehkan seseorang di dalam toilet umum.
6. Jangan paksa anak untuk memeluk atau mencium selain orangtuanya
Terkadang orangtua ingin mendekatkan anak dengan anggota keluarga lain atau teman. Jangan paksa jika anak-anak tak ingin melakukannya.
Anak-anak punya insting sendiri terhadap orang yang membuat mereka nyaman atau tak nyaman. Selain itu Anda juga harus ingat, sebagian besar kasus pelecehan seksual dilakukan orang terdekat.
Sebaiknya Anda juga tidak mempercayakan anak kepada supir atau asisten rumah tangga.
7. Hindari anak melihat orangtua berhubungan seksual
Ada kasus di mana seorang anak perempuan dilecehkan supirnya, salah satunya karena sang anak menganggap berhubungan seksual adalah hal yang wajar. Rupanya sang anak pernah melihat orangtuanya berhubungan seksual.
8. Jangan bermain di tempat sepi
Cara lain untuk menghindari pelecehan seksual pada anak adalah pastikan ia bermain di tempat ramai dan dalam jangkauan Anda. Sebaiknya anak-anak juga tidak bermain di dalam rumah temannya tanpa pengawasan orangtua.
Selain itu mintalah anak-anak bermain bersama-sama atau berkelompok agar dapat saling menjaga dan mengingatkan.
9. Selalu pantau keberadaan anak
Jika anak Anda pergi bersama teman-temannya, misalnya ke mall, selalu pantau keberadaannya. Caranya dengan menjaga komunikasi lewat berbagai aplikasi chatting seperti Blackberry Messanger, Whatsapp atau Line.
Jika Anak pergi dalam waktu lama, minta anak memberikan nomor telepon teman atau orangtua temannya jika terjadi kemungkinan hilang kontak dengan Anda.
Anda juga sebaiknya memantau gerak gerik anak di media sosial. Bila ia punya Facebook, sebaiknya Anda juga menjadi temannya di Facebook.
10. Komunikasikan semua hal terutama perubahan rencana perjalanan
Jika anak Anda pergi berjalan-jalan tanpa Anda, dan harus menginap pastikan Anda mengetahui jelas tujuan dan jadwal mereka. Katakan mereka harus segera memberitahu Anda jika terjadi perubahan rencana atau jadwal.
11. Ajarkan anak cara negosiasi dan menolak
Berkaca dari kasus Saipul Jamil, korban yang masih 17 tahun tak kuasa menolak ajakan Saipul Jamil untuk datang ke apartemennya sebelum dilecehkan.
Kadang anak sudah punya firasat tentang suatu yang buruk, namun sulit menolak karena sungkan dengan teman atau orang lain yang sudah dianggap dekat.
Ajarkan anak untuk negosiasi atau menolak sesuatu tanpa harus berbohong, misalnya “Sorry, saya tak bisa ikutan hangout karena saya tahu ibu saya akan khawatir jika saya harus pulang larut malam”.
12.Belajar bela diri
Penting memberi anak fasilitas untuk belajar bela diri, seperti karate, silat, taekwondo, dll. Namun ingatkan mereka bahwa bela diri hanya digunakan jika mereka merasa terancam, bukan sengaja untuk menyerang orang lain.
13. Mengatur foto di media sosial
Saat mengunggah foto Anda bersama anak di media sosial sebaiknya diatur agar foto hanya bisa dilihat oleh orang tertentu. Kini banyak oknum yang memanfaatkan foto di media sosial untuk melakukan kejahatan termasuk kekerasan dan pelecehan seksual.
14. Pantau penggunaan gadget anak
Gadget untuk anak ibarat pisau bermata dua. Selalu pantau saat anak menggunakan gadget. Tak perlu selalu berada di samping anak, tapi Anda bisa mengatur setting di Youtube agar anak-anak tak melihat konten dewasa.
Anda bisa juga mengatur posisi komputer atau laptop agar layarnya tidak menghadap dinding sehingga sambil lewatpun Anda bisa melihat kegiatan anak-anak di depan komputer. Sebaiknya komputer anak-anak tidak diletakkan di dalam kamar.
15. Beri limpahan kasih sayang dan perhatian
Terakhir namun yang terpenting berikan anak Anda cukup perhatian dan kasih sayang. Luangkan waktu untuk mengobrol dan mendengarkan curahan hati mereka. Anak yang bahagia di rumah tidak akan ngotot mencari kesenangan lain di luar rumah.
Parents, mari hindari pelecehan seksual pada anak dengan cara yang tepat. Mari share informasi ini untuk orangtua lainnya.
Baca juga
id.theasianparent.com/pelecehan-seksual-di-jalan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.