Hari yang menyenangkan di Universal Studio Singapore berubah jadi mimpi buruk saat anak saya mulai mengalami pembengkakan dan sulit bernapas setelah ia minum dan menunjukkan reaksi alergi susu formula sebanyak 10ml.
Awalnya saya menawarkan snack-snack pada Rei, sesuatu yang saya sadar tidak cocok untuk bayi delapan bulan, tetapi tetap saya tawarkan. Namun, ia tidak tertarik pada makanan-makanan tersebut, dan dengan gembira ia menikmati biskuit bayi dan ASI.
Benarkah Akibat Alergi Susu Formula?
Menjelang sore hari, saya melihat wajah Rei membengkak. Kelopak matanya menebal sehingga membuat bola matanya sulit terlihat dan wajahnya hangat saat disentuh. Dia menjadi sangat rewel dan menolak makanan padatnya. Setelah mandi sore, bengkaknya masih terlihat.
Saya dan suami berpikir bahwa Rei mungkin alergi terhadap apa yang saya makan, terutama karena ia hampir selalu minum ASI sepanjang hari. Kemudian, kami memutuskan membiarkan Rei mencoba susu formula untuk pertama kalinya.
Ia mulai menangis setelah menghabiskan 20ml lebih susu formula. Rei tersedak dan memuntahkan susu. Kami memperhatikan ia mulai terengah-engah kehabisan udara. Jari-jari tangan dan kakinya mulai membengkak seperti sebuah kue besar – merah dan hangat.
Saya tidak sempat lagi ganti baju dan dengan tergesa-gesa pergi ke rumah sakit. Rei muntah beberapa kali – selama perjalanan menuju rumah sakit dan di ruang tunggu UGD.
Perawat segera membawanya ke ruang perawatan dan dokter jaga bergegas memeriksa. Setelah menanyakan beberapa pertanyaan, reaksi mereka adalah “Ini adalah reaksi alergi yang cukup parah. Kemungkinan karena susu formula. Kita diskusikan lagi nanti, sekarang kita harus menyadarkannya dan melegakan jalur pernapasannya.“
Terhindar dari Tragedi
Dokter menjelaskan semuanya ke suami saya dan mereka berkesimpulan bahwa mungkin susu (bukan produk lain olahan dairy) yang menjadi penyebab utama. Rei harus diawasi terus sepanjang malam.
Hal ini dilakukan untuk memastikan tak ada reaksi alergi kedua yang biasanya muncul enam jam setelahnya. Dokter menganjurkan saya untuk tetap menyusui Rei, karena hal tersebut membantu penyembuhannya.
Untunglah kami hanya menginap semalam saja, keesokan siang kami sudah diperbolehkan pulang karena kondisi Rei sudah membaik. Sebelum pulang, sekelompok spesialis alergi datang untuk mengingatkan beberapa hal – apa saja yang harus dihindari hingga minggu depan Rei harus kontrol lagi.
Anafilaksis
Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam keselamatan nyawa. Hal ini dapat terjadi dalam hitungan detik atau menit saat terpapar sesuatu yang menyebabkan alergi, misalnya kacang atau racun sengatan lebah.
Aliran bahan kimia yang dilepaskan sistem imun tubuh saat terjadi anafilaksis dapat menyebabkan Anda mengalami syok. Tekanan darah tiba-tiba turun, dan jalur pernapasan menyempit, sehingga menghalangi pernapasan normal.
Gejala anafilaksis juga meliputi denyut nadi cepat namun lemah, ruam kulit, mual, dan muntah. Pemicu umum anafilaksis adalah makanan tertentu, beberapa obat-obatan, racun serangga, dan getah tanaman.
Anafilaksis mengharuskan Anda untuk segera ke UGD dan mendapat suntikan ephineprine. Jika anafilaksis tidak ditangani segera, hal ini dapat mengakibatkan ketidaksadaran bahkan kematian.
Mengapa alergi susu bisa terjadi?
Alergi terhadap susu sapi bisa terjadi karena beberapa faktor, menurut Prof dr Badriul Hegar Syarief SpA(K) PhD berikut penyebabnya:
- Faktor genetik – 40% bayi yang lahir dari orangtua yang memiliki riwayat alergi memiliki kecenderungan untuk mengalami alergi juga.
- Terpapar alergen – Bahan-bahan yang menyebabkan alergi tak hanya secara langsung terkena bayi Anda namun juga bisa melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu menyusui.
- Faktor eksternal – selain kedua faktor di atas, alergi mungkin juga terjadi karena beberapa hal seperti polusi udara, asap rokok, binatang peliharaan, dan cuaca.
Reaksi Alergi Susu Formula yang perlu diwaspadai
Tanda-tanda yang perlu diperhatikan jika Anda mencurigai anak mengalami reaksi alergi susu formula:
- Ruam atau gatal-gatal
- Bengkak pada mata, bibir, dan lidah
- Sulit menelan
- Muntah
- Sesak napas
Reaksi alergi terhadap susu bisa disebabkan oleh kandungan protein yang ada dalam susu, di antaranya whey dan kasein. Reaksi tersebut bisa saja diperantarai oleh IgE atau non-IgE. Dengan reaksi yang diperantarai oleh IgE umumnya memiliki dampak lebih berat namun lebih mudah untuk mendiagnosa gejala yang tampak.
Anak Anda bisa saja alergi terhadap kedua kandungan protein tersebut di atas. Saat protein tersebut masuk ke dalam tubuh, sistem imun secara otomatis mendeteksinya sebagai zat berbahaya lalu mengeluarkan respons pertahanan dalam bentuk reaksi alergi.
Beberapa reaksi alergi akan menghilang setelah beberapa jam atau hari. Namun, jika gejalanya memburuk, segera lakukan pertolongan medis, terutama jika terjadi pembengkakan di mata, muntah, atau sesak napas.
Mencegah Alergi
Cara terbaik mencegah alergi adalah menghindari kontak dengan penyebab alergi. Alergi makanan dapat didiagnosa dengan mudah lewat tes alergi di kulit. Prosedurnya tidak menyakitkan. Namun, alergi yang disebabkan oleh debu dan tungau, serbuk sari bunga, dan asap lebih sulit untuk ditentukan.
Rei didiagnosa alergi terhadap produk susu dan telur. Kami harus berhati-hati dengan apa yang dimakannya sehari-hari.
Susu Soya Sebagai Alternatif
Bagi sebagian anak, susu soya menjadi alternatif ketika mereka tak bisa minum susu sapi. Jika Bunda memutuskan untuk memberikan susu kedelai pada anak Anda, pilih susu kedelai yang difortifikasi alias yang dilengkapi dengan tambahan nutrisi penting seperti folat, kalsium, vitamin A, D, dan B. Seperti yang disajikan oleh SGM Eksplor Advance+ Soya dengan Complinutrisoy+ yang mengandung 100% isolat protein soya berkualitas, minyak ikan, omega 3&6, bebas laktosa, sumber serat dan juga 13 vitamin dan 7 mineral mendukung anak untuk menjadi Generasi Maju.
Baca Juga:
Jangan Sepelekan Alergi pada Anak
Sulit menemukan susu formula anti alergi yang cocok untuk si kecil? Untuk mempermudah para Bunda, berikut kami rangkum pilihan susu formula anti alergi terbaik untuk si kecil. Klik disini.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.