Dunia pernah dikejutkan dengan video seorang anak korban perang Suriah yang tubuhnya penuh debu dan terluka di dalam ambulan. Ia tampak bingung dengan keadaan sekitarnya dan bahkan mengelap darahnya sendiri dengan tangan kosong karena terkena debu bekas ledakan bom.
Bagaimana keadaan anak korban perang Suriah itu sekarang?
Anak tersebut bernama Omran Daqneesh. Sesaat setelah videonya tersebar, banyak orang mengutuk perang di Suriah karena anak-anak selalu jadi korbannya. Saat itu, media menuding bahwa pemerintah Bashar Assad adalah dalang dibalik serangan udara di Aleppo yang mengakibatkan Omar dan keluarganya terluka.
Kini, ia sudah sehat bugar dan ceria kembali. Pipinya penuh, potongan rambutnya rapi, dan bajunya bersih. Tak ada sama sekali kesan yang menampakkan bahwa ia adalah anak korban perang Suriah.
Menariknya, ternyata keluarganya adalah pendukung pemerintahan Bashar Assad, bukan justru di pihak para pemberontak. Bahkan, hingga kini, secara jujur ayah Omran tak tahu siapa dalang dibalik penyerangan udara tersebut di saat banyak media menyalahkan pemerintah Assad.
Omran Daqneesh muncul kembali di media setelah setahun berlalu. Fotonya yang penuh darah dan debu menjadi simbol penderitaan anak korban perang Suriah.
Kemunculannya kembali agak mengejutkan media karena ia menampilkan diri di media pendukung pemerintahan. Padahal, sebelumnya, ia muncul sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah.
“Saya Omran Daqneesh, umur saya 4 tahun,” ujar Omar dalam wawancara di televisi.
Ayah Omar, Daqneesh bercerita, saat pertama kali terdengar ledakan bom, ia langsung menuju lokasi kejadian untuk mencari anak, istri, dan anggota keluarga lainnya. Ia menemukan Omran Daqneesh di dalam ambulan milik pemberontak pemerintahan Suriah, White Helmet.
Saat itu, ia tidak tahu bahwa video anaknya dengan framing anti pemerintah Assad telah direkam dan disebar luaskan. Saat itu, ia pasrah sekaligus merasa ‘terjabak’ di tengah pemberontak Suriah.
“Tindakan mereka di luar persetujuanku,” tutur Daqneesh.
Setelah kejadian tersebut, ia menetap di timur Aleppo karena tidak tahu harus pergi kemana setelahnya. Ia juga mengganti potongan rambut anaknya dan mengganti nama sang anak agar ia tidak jadi incaran siapapun.
Ia takut, jika identitas anaknya terbongkar saat berada di tengah pemberontak, mereka akan menghabisi keluarganya. Apalagi ia adalah pendukung presiden Bashar Assad.
Sebenarnya, ia merasa keberatan anaknya dijadikan simbol perlawanan kepada Bashar Assad, “mereka lah yang menghancurkan Suriah sampai jadi begini. Bukan presiden Bassar Assad,” ucapnya pada media Iran Al Alam seperti yang dikutip oleh NyTimes.
Ia dan keluarganya menolak untuk mengungsi karena bagaimanapun tanah airnya tetap Suriah. Ia tidak akan pernah meninggalkan negaranya apapun yang terjadi.
Daqneesh tidak ingin anaknya tampil di depan kamera lagi sebagai alat propaganda politik sebagai anak korban perang Suriah yang mewakili pihak tertentu. Ia ingin keluarganya aman dari hiruk pikuk tarikan kepentingan manapun.
Namun, akhirnya banyak yang mengkritisi pernyataannya karena menganggap bahwa statementnya berlawanan dengan apa yang dilakukannya. Karena ia jelas-jelas menampakkan dukungannya kepada pemerintah Bassar Assad sekalipun mengatakan tak ingin jadi alat kepentingan manapun.
Sesuangguhnya, Omran Daqneesh terlalu kecil untuk ditarik sebagai pendukung manapun dan jadi alat propaganda. Di dalam kekacauan seperti ini, anak memang selalu jadi korban. Entah korban kepentingan, entah jadi korban fisik.
Apapun yang terjadi padanya kelak, semoga Omran Daqneesh dan keluarganya tetap baik-baik saja.
Baca juga:
Foto dan Video Anak Korban Perang Suriah ini Menuai Tangis Dunia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.