Rabun Dekat: Kenali Penyebab, Gejala, Stadium, hingga Cara Mengobatinya

Rabun dekat membuat seseorang kesulitan melihat objek yang dekat. Kondisi ini biasa dialami orang tua.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penderita rabun dekat biasanya dapat melihat benda-benda yang jauh dengan jelas, tetapi kesulitan untuk melihat benda-benda yang dekat. Nah, berikut penjelasan mengenai rabun dekat, penyebab, gejala dan cara mengobatinya, Parents!

Pengertian Rabun Dekat

Sumber: freepik

Rabun dekat atau secara medis disebut hipermetropi adalah suatu kondisi yang memengaruhi penglihatan seseorang. 

Penderita hipermetropi biasanya mampu melihat objek yang jauh dan kesulitan untuk memfokuskan mata pada objek yang dekat, seperti tulisan di dalam buku.

Gejala Rabun Dekat

Sumber: freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terdapat beberapa gejala yang kerap dirasakan oleh penderita hipermetropi. Berikut adalah beberapa gejalanya:

  • Penglihatan kabur, terutama saat melihat hal-hal yang dekat.
  • Kesulitan membaca.
  • Harus menyipitkan mata untuk melihat benda yang dekat dengan lebih jelas.

Selain itu, otot mata penderita hipermetropi harus bekerja lebih keras untuk melihat objek yang dekat. Saat otot mata bekerja terlalu keras, penderitanya juga mungkin sering mengalami gejala seperti:

  • Nyeri tumpul pada mata.
  • Ketegangan mata.
  • Sakit kepala setelah membaca fokus pada sesuatu dari jarak dekat.

Artikel terkait: Berapa Kali Mata Berkedip dalam Sehari? Ini Penjelasan dan Manfaatnya

Penyebab Rabun Dekat

Sumber: freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk memahami penyebab rabun dekat, ada baiknya Parents mengetahui cara kerja mata normal. 

Melansir dari Healthline, dua bagian mata yang bertanggung jawab untuk mengatur fokus adalah kornea dan lensa. Kornea dan lensa bekerja sama untuk membengkokkan atau membiaskan cahaya yang masuk ke mata. 

Kemudian, kornea dan lensa akan memfokuskan cahaya yang masuk tersebut ke retina. Retina yang berada di belakang bola mata akan menerima informasi visual dan mengirimkannya ke saraf optik. Saraf optik kemudian akan membawa informasi tersebut ke otak.

Pada penderita hipermetropi, kornea dan lensa mereka tidak memiliki bentuk yang abnormal. Kornea penderita hipermetropi cenderung terlalu datar, sementara lensa mata mereka tidak terlalu tebal.

Bentuk kornea dan lensa yang abnormal ini menyebabkan cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di dalam retina, melainkan terfokus di bagian belakang retina. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kondisi inilah menyebabkan penderita hipermetropi kesulitan melihat objek yang dekat atau mengalami kondisi rabun dekat.

Selain akibat bentuk kornea dan lensa yang abnormal, hipermetropi juga bisa disebabkan oleh bola mata seseorang yang terlalu pendek.

Faktor Risiko Rabun Dekat

Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab kornea, lensa, dan bentuk bola mata seseorang menjadi tidak normal sehingga mengalami kondisi ini:

  • Faktor Usia 

Kesehatan organ tubuh seseorang, termasuk mata biasanya akan menurun seiring bertambahnya usia. Dalam kasus rabun dekat, seseorang akan lebih berisiko mengalami hipermetropi setelah berusia di atas 40 tahun.

  • Genetik

Dalam beberapa kasus, seseorang bisa menderita suatu masalah kesehatan yang diturunkan dari orang tua atau keluarga mereka. Misalnya, jika orang tua Anda mengalami hipermetropi, Anda kemungkinan besar juga bisa mengalaminya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Stadium Rabun Dekat

Sumber: freepik

Derajat keparahan rabun dekat sangat memengaruhi kemampuan fokus seseorang. 

Melansir dari Nvision center, satuan ukuran standar untuk daya optik adalah dioptri (D), yang biasanya digunakan untuk mengukur rabun jauh dan dekat. American Optometric Association mengategorikan tingkat rabun jauh berikut:

  • Ringan: Jika pengukuran daya optik di bawah +2.00 D.
  • Sedang: Jika dokter mata memberi Anda skor antara +2,25 dan +5,00 D.
  • Rabun jauh parah/ekstrim: Jika dokter mata memberi Anda skor +5,25 D dan seterusnya

Artikel terkait: Screen time meningkat saat pandemi, ini 8 cara jaga kesehatan mata anak

Diagnosis dan Pengobatan Rabun Dekat

Sumber: freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anda mungkin dapat mendiagnosis sendiri hipermetropi hanya dengan mengenali gejalanya. 

Akan tetapi, untuk mengetahui tingkat keparahan hipermetropi yang Anda derita dan untuk mendapatkan diagnosis resmi, Anda memerlukan pemeriksaan menyeluruh dari dokter spesialis mata. 

Diagnosis Rabun Dekat

Berikut beberapa cara mendiagnosis hipermetropi:

1. Menggunakan Alat Retinoscope

Untuk mendiagnosis hipermetropi, dokter biasanya akan menggunakan alat yang disebut retinoscope. Retinoscope digunakan untuk melihat pantulan cahaya dari retina. 

2. Menggunakan Alat Phoropter

Instrumen khusus lainnya untuk mendiagnosis hipermetropi adalah phoropter. Phoropter dapat digunakan untuk mengukur tingkat kelainan refraksi mata.

3. Tes Dilatasi Mata

Untuk tes dilatasi mata, dokter akan memberikan obat tetes pada mata untuk membuat pupil (lingkaran hitam di tengah mata) melebar (dilatasi). 

Mata yang melebar memungkinkan dokter melihat bagian belakang mata Anda dengan lebih jelas. Dokter akan menggunakan lensa pembesar untuk melihat lebih dekat ke mata untuk mendiagnosa hipermetropi.

Pengobatan Rabun Dekat

Untuk mengobati hipermetropi, dokter spesialis mata mungkin akan merekomendasikan beberapa cara berikut:

1. Penggunaan Kacamata

Lensa dalam kacamata dapat membantu mengoreksi hipermetropi. Lensa kacamata dapat membantu cahaya yang masuk ke mata berfokus di dalam retina. 

Tingkat keparahan rabun dekat akan menentukan jenis lensa yang Anda butuhkan dan seberapa sering Anda harus memakainya. Untuk mendapatkan saran terbaik, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.

2. Penggunaan Lensa kontak

Lensa kontak dapat bekerja seperti kacamata. Lensa kontak dapat mengoreksi cahaya yang masuk ke mata agar bisa berfokus di dalam retina. Namun, lensa kontak berukuran lebih kecil dan langsung menempel di permukaan bola mata. 

Lensa kontak juga umumnya cukup aman dan nyaman untuk digunakan. Namun, Anda juga mungkin mengalami beberapa efek dari penggunaan lensa kontak termasuk mata kering, alergi dan infeksi mata berulang.

3. Operasi Refraktif

Penderita rabun dekat juga dapat memilih untuk menjalani operasi refraktif dengan laser yang dapat mengubah bentuk kornea. Prosedur ini dapat menyesuaikan kemampuan mata untuk fokus dan mengatasi rabun dekat. 

Laser in-situ keratomileusis (LASIK) dan photorefractive keratectomy (PRK) adalah pilihan operasi refraktif yang paling umum. 

Beberapa orang dapat mengurangi dan menghentikan penggunaan kacamata atau lensa kontak setelah menjalani prosedur ini.

Artikel terkait: Amankah Penggunaan Kacamata Blue Light untuk Kesehatan Mata Anak?

Pencegahan Rabun Dekat

Tidak ada cara yang benar-benar terbukti mencegah hipermetropi, tetapi Anda dapat menjaga mata Anda lebih sehat dengan melakukan beberapa langkah berikut:

  • Konsumsi makanan bergizi: Sayuran berdaun hijau gelap sangat baik untuk mata Anda. Begitu juga ikan yang kaya akan asam lemak omega-3.
  • Periksa mata secara teratur: Jika Anda rutin memeriksakan kondisi kesehatan mata, penyedia layanan kesehatan dapat mendeteksi masalah kesehatan mata bahkan sebelum Anda mengalami gejalanya.
  • Kenakan kacamata hitam, bahkan saat cuaca mendung: Pilih kacamata hitam yang dapat menghalangi 99% atau lebih radiasi ultraviolet (UV) matahari.
  • Istirahatkan mata Anda secara teratur: Melihat komputer atau membaca dalam waktu lama dapat membuat mata Anda lelah. Setiap 20 menit, lihatlah sesuatu yang jauh selama 20 detik.

Komplikasi Rabun Dekat

Melansir dari WebMD, orang dewasa biasanya tidak akan mengalami komplikasi dari rabun dekat. Jika tidak dikoreksi (diobati) beberapa anak yang yang menderita hipermetropi mungkin mengalami komplikasi, seperti:

  • Mata malas (ambliopia).
  • Mata yang tidak sejajar/juling (strabismus).
  • Masalah belajar, karena keterbatasan dalam membaca dengan jarak dekat.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Parents mengalami penglihatan kabur, kesulitan membaca dengan jarak dekat, atau sering sakit kepala saat membaca, segeralah berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan, ya!

Itulah informasi rabun dekat, penyebab, gejala dan cara mengobatinya. Semoga bermanfaat, ya, Parents!

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca juga: