Puncak Kasus Omicron Indonesia Diramal pada Awal Februari 2022, Waspada Gelombang Ketiga!

Laporan kasus harian COVID-19 terus meningkat & didominasi dari pelaku perjalanan ke luar negeri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kekhawatiran pemerintah dan masyarakat terkait prediksi puncak kasus Omicron di Tanah Air tampaknya tak bisa lagi dihindari. Varian Omicron yang masuk dalam daftar variant of concern atau varian yang menjadi perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menjadi perhatian sejak pertama diumumkan. 

Varian baru ini menimbulkan gelombang baru infeksi COVID-19, yang dengan cepat menyebar ke berbagai negara setelah pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada November tahun lalu.

Indonesia menjadi salah satu negara yang meningkatkan kewaspadaan dan kali ini mengumumkan prediksi atau ramalan terjadinya peningkatan kasus Omicron yang akan segera dihadapi.

Prediksi Puncak Kasus COVID-19 Omicron di Indonesia

Dalam evaluasi bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi, Menko Luhut memaparkan prediksi puncak kasus COVID-19 yang akan segera dihadapi Indonesia. “Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal bulan Februari,” kata Menko Luhut.

Prediksi ini tidak hanya berdasar perkembangan kasus di dalam negeri saja. Menko Luhut juga menyebut bahwa penilaiannya berdasar dari pengamatan terhadap negara lain yang menghadapi puncak Omicron dalam rentang waktu 40 hari. Ini disebut lebih cepat daripada saat menghadapi varian Delta.

Menko Luhut juga menjelaskan beberapa gejala yang akan dialami saat tertular varian Omicron. “Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta,” urainya.

Artikel terkait: Waspada Omicron dan IHU, Kenali Beda Gejala COVID-19 Setelah Divaksin dan Sebelum Vaksin

Mayoritas Kasus Baru Berasal dari Luar Negeri

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Laporan kasus harian COVID-19 setelah merebaknya varian Omicron di Indonesia terus meningkat. Dengan melihat kondisi yang dihadapi, Indonesia juga telah mengonfirmasi adanya infeksi oleh varian baru ini dengan jumlah terus bertambah.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Selasa (11/1/2022) malam menyebut bahwa kasus Omicron di Indonesia telah mencapai 802 kasus. Kasus tersebut didominasi dari pelaku perjalanan luar negeri atau PPLN.

Terungkap bahwa dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN. Oleh karena itu, pemerintah juga telah melakukan imbauan agar masyarakat tidak bepergian ke luar negeri dalam 2-3 minggu ke depan.

Artikel terkait: Tercatat Ada 252 Kasus Omicron di Jakarta, Waspada Gelombang Ketiga COVID-19!

Fakta Kasus Omicron di Indonesia

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Varian B.1.1.529 atau Omicron diketahui telah menyebar setidaknya ke lebih dari 110 negara di dunia. Sebelumnya pemerintah telah berupaya untuk mencegah masuknya Omicron di Indonesia dengan menutup sementara akses masuk WNA baik secara langsung maupun transit.

Akan tetapi, pada akhirnya kasus Omicron pertama kali ditemukan di Indonesia pada Desember 2021. Sebagaimana diketahui, varian Omicron disebut menimbulkan gejala yang lebih ringan, tetapi bisa menular yang jauh lebih cepat ketimbang varian Delta

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa pasien yang terpapar Omicron yang mayoritas telah mendapatkan vaksin rata-rata tidak bergejala hingga bergejala ringan.

Walau demikian, hal ini bukan berarti Omicron bisa diremehkan. Ia juga mengungkap bahwa faktanya Omicron telah menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia.

Artikel terkait: Muncul Varian Baru COVID-19 IHU Setelah Omicron, Ini Faktanya

Antisipasi Puncak Kasus Omicron dengan Vaksin Booster dan Prokes

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Indonesia tidak bisa menghindar untuk menghadapi puncak kasus Omicron seperti beberapa negara lainnya. Namun dengan strategi baru, Indonesia disebut lebih siap untuk menghadapi gelombang ketiga ini.

Indonesia disebut sudah belajar setelah menghadapi puncak varian Delta yang dapat menimbulkan gejala dan tingkat keparahan penyakit yang relatif tinggi. Omicron walau disebut bergejala ringan, tetapi tingkat penularan serta kemampuan untuk menyebabkan reinfeksi disebut lebih besar.

Pemerintah telah menggencarkan program vaksinasi kepada masyarakat. Tak hanya vaksin dosis pertama dan kedua, tetapi vaksinasi booster yang mulai dilakukan, terutama bagi mereka yang sudah menerima vaksin kedua lebih dari enam bulan.

Tak hanya vaksin, penerapan protokol kesehatan termasuk memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta mengurangi mobilitas juga terus digencarkan. Diharapkan puncak kasus Omicron bisa diatasi lebih baik.

****

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Liburan ke Amerika, Bunga Zainal Kisahkan Kasus Omicron di Sana yang Jumlahnya Fantastis!

Ashanty Diduga Positif Omicron Sepulang dari Turki, Bagaimana Kondisinya Sekarang?

Ciri Infeksi Omicron Menurut Ahli yang Dapat Dikenali, Seperti Apa?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Puspa Sari