Melatih anak untuk puasa sejak dini merupakan tanggung jawab dari orangtua sekaligus menjadi tantangan tersendiri ya, Parents. Kita harus bisa memberi pemahaman yang baik kepada anak mengapa ia harus belajar berpuasa, apa yang ia dapat dari berpuasa, bagaimana caranya agar anak tahan untuk tidak makan dan minum dalam waktu tertentu.
Tentu saja berpuasa akan memberikan manfaat dan kebaikan bagi anak serta orangtua. Di samping itu, orangtua juga wajib memerhatikan kebutuhan nutrisi anak selama bulan ramadan. Parents tetap harus mencukupi asupan gizi yang seimbang bagi anak di saat ia menjalankan ibadah puasa.
Lalu, bagaimana caranya agar nutrisi anak ketika puasa tetap terpenuhi? Simak penjelasan yang telah theAsianparent rangkum dari dr. Meta Hanindita berikut ini yuk, Parents!
Artikel Terkait: Ramadhan tiba, ajarkan 7 makna puasa ini pada si kecil, yuk!
Kapan Anak Mulai Boleh Berpuasa?
Di dalam Islam sendiri, sebenarnya anak yang belum baligh tidak diwajibkan berpuasa. Tetapi, anak-anak sudah harus diajarkan untuk berpuasa sejak dini. Abdul Wahab Asy-Sya’rani mengatakan:
“Ulama sepakat anak kecil yang tidak mampu puasa dan orang gila permanen tidak diwajibkan puasa. Tapi, anak kecil diminta puasa bila berumur tujuh tahun dan diberikan sanksi tegas bila tidak mau puasa ketika umur sepuluh tahun.”
Sementara dari segi medis, pakar menjelaskan bahwa anak sudah mulai bisa dilatih untuk berpuasa sejak usia 4-5 tahun. Namun, dengan catatan bahwa kondisi kesehatan mendukung untuk berpuasa, Parents.
“Ini akan sangat tergantung dari kondisi anak masing-masing. Tapi, pada umumnya anak bisa mulai dilatih sejak usia 4-5 tahun. Tentu saja bukan puasa penuh seperti orang dewasa ya,” ungkap dr. Meta Hanindita melalui instagram story-nya @metahanindita.
Dokter Meta menambahkan bahwa untuk anak-anak yang baru mulai belajar berpuasa, bisa dimulai dari puasa selama empat jam, terhitung sejak imsak dimulai. Selanjutnya, kemampuan berpuasa anak boleh ditingkatkan sesuai perkembangan usianya.
“Mulailah puasa dari 4 jam, kemudian ditingkatkan perlahan-lahan sesuai kemampuan anak. Jangan memaksa ya, kan memang belum wajib hukumnya sebelum baligh,” lanjut dr. Meta.
Apakah Puasa Berbahaya bagi Anak?
Mungkin masih ada dari kita yang bertanya-tanya ya Parents, apakah sebenarnya aman bagi anak-anak untuk berpuasa. Mengingat, saat berpuasa, kita tentu tidak boleh makan dan minum dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Namun, jangan khawatir dulu, Parents. Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah yang diwajibkan kepada setiap muslim yang baligh, sehat, serta berakal. Tidak ada ibadah yang mencelakakan. Apalagi, sebelum berpuasa, kita sangat dianjurkan untuk makan sahur. Makanan yang kita konsumsi di saat sahur dengan gizi yang seimbang sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan asupan bagi tubuh.
“Puasa dalam sudut pandang agama artinya tidak memasukkan makanan/minuman lewat mulut sejak imsak hingga adzan maghrib terdengar. Jarak waktu di setiap tempat berbeda, tapi di Indonesia rata-rata sekitar 10-12 jam. Sebetulnya, makanan yang kita makan bisa mempertahankan gula darah sampai 4 jam. Setelahnya, tubuh kita bakal memecah cadangan di liver,” ungkap dr. Meta.
Justru, puasa memberikan banyak manfaat untuk tubuh kita, lho, Parents. Normalnya kita berpuasa selama 10-12 jam dalam sehari. Nah, tubuh akan ikut beradaptasi dengan kondisi ini. Bahkan, banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat puasa bagi kesehatan tubuh. Sementara itu, dengan melatih anak berpuasa, itu berarti orangtua juga turut mengajarkan kedisiplinan kepada anak. Double manfaat bukan, Parents?
“Berpuasa 10-12 jam/hari tidak membuat tubuh terganggu. Tubuh akan beradaptasi dengan baik, menggunakan cadangan dan memperlambat metabolisme. Secara umum, berdasarkan penelitian, puasa juga banyak manfaat seperti meningkatkan sistem imun, mengurangi stres oksidatif dan inflamasi. Untuk anak, berpuasa juga dapat melatih pengendalian diri dan disiplin,” ujar dr. Meta.
Artikel Terkait: Ramadan Sebentar Lagi, Ini Hukum Melaksanakan Ibadah Puasa untuk Anak dan Lansia
Bagaimana Cara yang Tepat untuk Mulai Melatih Anak Berpuasa?
Lalu, bagaimana ya cara yang tepat untuk mulai melatih si kecil melaksanakan ibadah puasa? Parents bisa mengikuti beberapa tips baik dari dr. Meta berikut ini:
- Pastikan anak dalam kondisi benar-benar sehat. Jika ada riwayat penyakit atau special needs, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter.
- Children see, children do. Contohkan ke anak saat kita sahur, puasa, buka dan jelaskan mengapa kita harus berpuasa.
- Latih secara bertahap. Jangan memaksakan, lakukan sesuai kemampuan anak.
- Berikan reward saat anak berhasil menjalankan puasanya. Tapi, jangan berikan reward dalam bentuk makanan ya (biasanya reward dalam bentuk makanan ini berupa jajanan atau fast food).
Bagaimana Cara Memenuhi Nutrisi Anak Saat Puasa?
Satu lagi hal penting yang harus Parents perhatikan selama anak berpuasa. Ya, menjaga kebutuhan nutrisinya agar tetap terpenuhi. Sebenarnya, pemenuhan nutrisi bagi anak ketika puasa tidak berbeda dengan sebelumnya saat tidak berpuasa. Anak tetap harus mendapatkan gizi yang seimbang. Hanya saja, jam makannya yang dipindahkan.
Jika saat tidak berpuasa, jadwal makan anak tiga kali sehari (pagi, siang, sore), maka di saat berpuasa, jadwal makan tentunya ada di waktu sahur dan berbuka.
“Sebetulnya tidak berbeda dengan saat tidak berpuasa. Pastikan anak tetap mendapatkan asupan nutrisi seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan makronutrien serta mikronutriennya. Yang berbeda hanyalah waktu makannya,” ujar dr. Meta.
“Saat sahur, berikan makanan dengan indeks glikemik rendah untuk mempertahankan gula darah lebih lama seperti gandum, oatmeal. Berikan juga porsi protein yang lebih banyak dibanding saat berbuka. Saat berbuka, berikan makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti nasi atau roti,” ungkap dr. Meta.
Selain mengatur asupan makanan di saat sahur dan berbuka, Parents juga harus menjaga asupan air putih bagi anak. Pastikan kebutuhan cairannya tetap terpenuhi selama berpuasa.
“Yang nggak kalah penting adalah menjaga asupan cairan yang cukup selama berpuasa. Pastikan anak minum air putih yang cukup saat sahur, buka dan sehabis tarawih. Pilihlah makanan sehat yang tidak mengandung gula atau garam terlalu tinggi, tapi tinggi kandungan protein dan serat,” ujar dr. Meta.
Artikel Terkait: Ingin melatih anak puasa seharian penuh? ini yang perlu Parents perhatikan!
Sejatinya berpuasa memberikan banyak sekali kebaikan bagi tubuh. Jadi, jangan ragu lagi untuk melatih sang buah hati untuk melaksanakan ibadah puasa ya, Parents. Selagi kondisi kesehatan anak mendukungnya untuk berpuasa, maka anak yang belum baligh bisa berpuasa. Semangat menyiapkan kebutuhan berpuasa untuk si kecil dan keluarga tercinta ya, Parents. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga:
Penelitian: Puasa Dapat Menghambat Sel Kanker Leukimia pada Anak
id.theasianparent.com/rambu-rambu-menjanjikan-hadiah-puasa-untuk-anak