Bisa Cegah Stunting, Ini Pentingnya Protein Hewani untuk MPASI Bayi

Berikut manfaat dan sumber makanan protein hewani yang bisa diberikan. Cek, yuk!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, Hari Gizi Nasional 2024 yang diperingati setiap 25 Januari mengusung tema “MPASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting”. Tema ini diusung karena stunting masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Lantas, memangnya seberapa penting protein hewani untuk MPASI bayi? 

Bicara soal protein, cara termudah untuk menggambarkan protein adalah sebagai ‘rantai’ asam amino yang terhubung bersama. Sekitar 20% dari tubuh manusia merupakan susunan protein yang terdiri dari asam amino. Tubuh manusia membutuhkan 22 asam amino, tetapi hanya mampu menghasilkan 13 asam amino. Sembilan lainnya didapatkan dari makanan yang dikenal sebagai ‘Asam Amino Esensial’.

Seperti kita tahu, protein itu ada hewani dan nabati, Parents. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan seperti daging sapi, ayam, telur, dan sebagainya. Sementara itu, protein nabati adalah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti tempe, tahu, kedelai, dan lain sebagainya. 

Artikel Terkait: 9 Peralatan MPASI Pilihan untuk Kegiatan Makan Si Kecil

Mengapa Bayi Membutuhkan Protein Hewani untuk MPASI?

Ketika bayi makan makanan yang mengandung protein, makanan itu dicerna dalam perutnya dan diserap oleh saluran pencernaan. Asam amino yang diuraikan kemudian digunakan dalam banyak fungsi di seluruh tubuhnya; di kulit, rambut, tulang, otot dan hampir setiap jaringan.

Selain itu, tubuh juga menggunakan protein untuk menghasilkan hemoglobin yang membawa oksigen dalam darahnya.

Nah, usia bayi adalah fase masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Jadi, penting untuk memastikan bahwa si kecil mendapat asupan protein yang cukup untuk mendukung pertumbuhan ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Atur jadwal MPASI 6 bulan agar tumbuh kembang optimal

Namun perlu diingat, tubuh bayi tidak menyimpan protein. Jadi diperlukan sedikit protein setiap hari. Itulah mengapa lebih baik memberikan sedikit makanan yang mengandung protein setiap hari, daripada memberikannya jumlah besar sekaligus.

ASI atau susu formula adalah sumber nutrisi utama bayi sepanjang tahun pertamanya dan itu mengandung protein. Ketika bayi sudah bisa makan, dia membutuhkan protein dari sumber lainnya yang bisa Bunda masukkan ke dalam menu MPASI.

Bayi Membutuhkan Protein Lengkap

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Protein lengkap (juga dikenal sebagai protein utuh) mengandung kesembilan Asam Amino Esensial. Sementara protein yang tidak lengkap hanya mengandung beberapa jenis Asam Amino Esensial.

Protein yang didapat dari sumber makanan hewani mirip dengan yang ada di tubuh manusia. Mereka dianggap sumber protein lengkap karena mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh kita.

Sumber protein hewani juga memiliki nutrisi lain seperti Vitamin B12 dan D, serta asam lemak omega-3 dan zat besi, yang tidak ditemukan pada protein nabati. Konsumsi protein hewani juga mendorong pertumbuhan otot tanpa lemak dan mengurangi kehilangan massa otot di usia tua.

Sebaliknya, hanya sebagian kecil saja sumber protein nabati yang mengandung protein lengkap. Sisanya mengandung protein tidak lengkap. Karena itu, MPASI dengan menu protein hewani sangat diperlukan oleh bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu, apa saja makanan sumber protein hewani yang bisa diberikan untuk MPASI bayi? Berikut daftarnya, Parents!

Makanan Sumber Protein Hewani untuk MPASI Antara Lain:

1. Telur

 

Kandungan protein per 100g (sekitar satu setengah telur): tujuh gram.

Telur adalah sumber protein hewani yang mudah diolah untuk MPASI. Telur kaya protein penambah tinggi badan untuk anak-anak kecil. Faktanya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi telur sehari sebenarnya dapat membantu anak-anak tumbuh lebih tinggi dan lebih kuat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Putih telur mengandung asam amino esensial dan kuning telur kaya nutrisi. Bunda bisa mulai memasukkan telur ke dalam MPASI sejak usia enam bulan. Namun, jika keluarga memiliki riwayat alergi telur, sebaiknya tunda pemberian putih telur sampai si Kecil bertambah besar.

Artikel terkait: 4 Panduan MPASI menurut pakar gizi, jangan sampai terlewatkan Bun!

2. Ikan sebagai sumber protein hewani untuk MPASI

Kandungan protein per 100g (sekitar ukuran telapak tangan Anda): 26 gram.

Berbagai jenis makanan laut seperti salmon mengandung lemak omega-3 yang sehat. Nutrisi ini penting dalam mengembangkan otak anak-anak. Jenis ikan tertentu, seperti salmon dan tuna, juga merupakan sumber vitamin D yang bagus, yang dapat membantu meningkatkan tinggi badan anak. Pastikan saja semua ikan yang Bunda berikan kepada si Kecil diolah dengan benar.

3. Yoghurt juga termasuk sumber protein hewani untuk MPASI

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kandungan protein per 100g (sekitar tujuh sendok makan): 10 gram

Kearifan konvensional memberitahu kita agar memberi anak-anak susu untuk tulang yang lebih sehat. Namun, di bawah usia satu tahun, bayi dapat kesulitan mencerna susu sapi. Alternatif yang bagus adalah yoghurt.

Yoghurt merupakan pilihan fleksibel yang memungkinkan Bunda mencampur pure buah yang berbeda untuk rasa, sambil menghindari tambahan gula. Yoghurt Yunani mengandung jumlah protein tertinggi. Ini mengandung kalsium untuk pertumbuhan tulang dan lebih aman daripada susu sapi sebelum bayi berusia satu tahun.

Artikel Terkait: 8 Susu Tinggi Protein untuk Anak Pilihan, Dukung Tumbuh Kembangnya

4. Daging (ayam dan sapi)

Kandungan protein per 100g daging ayam: 31 gram.

Kandungan protein per 100g daging sapi: 26 gram.

Sumber protein paling jelas yang dapat diidentifikasi orang dewasa adalah daging merah atau putih. Daging ayam, sapi dan domba mengandung nutrisi seperti zat besi, riboflavin, niasin, vitamin B6 dan seng. Semua nutrisi ini, terutama protein, akan membantu bayi berkembang.

Cobalah membuat bolognese lezat untuk dinikmati bayi yang lebih muda dengan pasta. Jika si Kecil menikmati makanan ringan, nugget ayam buatan sendiri sangat bagus. Bunda dapat mulai mengenalkan daging pada bayi mulai dari usia tujuh bulan.

Risiko Kekurangan Protein pada Bayi

Apabila si kecil kekurangan protein, maka ada banyak risiko kesehatan yang bisa terjadi, Parents. Di antaranya adalah:

  • Tanpa pasokan protein yang stabil, tubuh bayi tidak mendapatkan bahan yang dibutuhkan untuk tumbuh, sehingga pertumbuhan akan terhambat. Ini bisa menyebabkan stunting.
  • Bayi yang tidak makan protein yang cukup cenderung kehilangan massa otot dan merasa sulit untuk mempertahankan berat badan yang sehat.
  • Protein sangat penting untuk kekebalan, bila kekurangan protein akan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
  • Kekurangan protein juga dapat mengakibatkan tulang yang lemah dan mudah patah.
  • Kekurangan protein muncul pada rambut yang mulai menipis dan kulit yang kering dan bersisik

***

Itulah informasi mengenai pentingnya sumber protein hewani untuk MPASI, karena sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang si kecil dan bisa mencegah stunting. Semoga bermanfaat!

Protein and Your Baby’s Diet

www.homemade-baby-food-recipes.com/protein-foods-for-baby.html

Protein-Rich Food for Baby

sg.theasianparent.com/protein-rich-food-for-babies

Baca juga:

Jadwal Makan Bayi 6 Bulan Hingga 1 Tahun yang Sebaiknya Parents Cermati