Menurut Ahli, Inilah yang Harus Disiapkan Orang Tua untuk Mendukung Proses Belajar Progresif Generasi Alpha

Apa saja yang harus dipersiapkan dalam proses belajar progresif?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai Generasi Alpha, si Kecil akan mendapatkan akses informasi yang sangat banyak melebihi generasi-generasi sebelumnya. Perkembangan teknologi yang pesat ini tak hanya mememunculkan tantangan bagi si Kecil di masa depan, tapi juga tantangan bagi Mam sebagai orang tua untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan si Kecil. 

Orang tua kini dituntut ikut memahami perkembangan zaman untuk dapat mendukung si Kecil dan memberikan bekal sejak dini agar anak siap menghadapi tantangan di masa depan. Salah satunya adalah memahami bahwa si Kecil perlu lebih dari pendidikan konvensional untuk mengembangkan kecerdasan dan potensinya. Inilah mengapa proses belajar progresif dianggap lebih cocok untuk perkembangan belajar si Kecil. 

Artikel terkait: Kenali Generasi Alpha, Generasi Hebat di Masa Depan

Persiapan untuk Mendukung Proses Belajar Progresif

Demi mengembangkan potensi si Kecil sebagai bagian dari Generasi Alpha, tentu Mam perlu mengetahui apa saja sih, yang sebaiknya diperhatikan dan dipersiapkan orang tua agar proses belajar progresif si Kecil berjalan dengan efektif. Berikut pembahasannya oleh Psikolog Anak dan Keluarga, Fathya Artha M.Psi., Psikolog:

  • Apa saja karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak Generasi Alpha agar mereka siap menghadapi tantangan di era teknologi ini?

Generasi Alpha merupakan anak-anak yang lahir pada tahun 2010-2025. Lahirnya generasi ini dibarengi dengan lahirnya tablet dan banyak perangkat gadget canggih lainnya sehingga generasi ini sering disebut juga sebagai “glass generation”. Hal tersebut dikarenakan sulit sekali memisahkan generasi ini dari layar sehingga teknologi menjadi kata kunci untuk generasi ini bisa siap bertahan, berkembang, dan bersaing. Ada beberapa karakteristik dan kemampuan yang perlu dimiliki, yaitu:

1. Pengetahuan Digital (Digital Literacy)

Seperti baca dan tulis, kemampuan anak untuk bisa memahami digital menjadi salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki. Digital literacy bisa diartikan sebagai kemampuan anak untuk memahami teknologi itu sendiri, baik dari sisi teknis yaitu cara menggunakannya sampai pemahaman do’s and don’ts-nya dalam menggunakan teknologi, seperti bagaimana memilih konten/ tontonan yang sesuai usia, menjaga keamanan data diri, sampai bagaimana menjadi netizen yang bertanggung jawab.

2. Kolaborasi dan Bekerja Sama

Saat ini dunia memasuki fase yang disebut dengan VUCA world (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), di mana banyak perubahan yang cepat terjadi, ketidakpastian, semakin rumit, dan banyak ketidakjelasan. Di tengah kondisi seperti ini, kemampuan untuk berkolaborasi dan kerja sama menjadi penting sekali karena tantangan VUCA akan sulit dan berat jika dihadapi sendiri. Kemampuan kolaborasi dan kerjasama anak-anak bisa dibangun lewat interaksi sosial. Jangan sampai anak tumbuh jadi pribadi egois yang tak bisa bekerja sama dan hanya mementingkan diri sendiri. Karena dengan bekerja sama, ide-ide baru yang kreatif dan solutif untuk menghadapi tantangan globalisasi akan lebih mudah untuk ditemukan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Kemampuan Berpikir Kritis dan Menyelesaikan Masalah

Kemampuan ini termasuk salah satu yang dianggap penting untuk dimiliki oleh anak Generasi Alpha. Di dalam dunia digital, informasi begitu cepat berganti dan datang dari ribuan, bahkan jutaan sumber. Sehingga kemampuan untuk mengkritisi informasi yang dilihat merupakan kemampuan yang sangat penting. Anak diharapkan bisa menggunakan pengetahuan, fakta, dan data untuk menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Kemampuan Beradaptasi

Seperti yang sudah dibahas pada poin ke 2 bahwa anak kita menghadapi VUCA World sehingga kemampuan beradaptasi perlu dimiliki untuk bisa mengatasi tekanan-tekanan yang muncul akibat perubahan yang terjadi.

Artikel terkait: Dukung suksesnya si Kecil untuk menghadapi era VUCA

  • Bagaimana proses belajar progresif dapat membantu anak-anak Generasi Alpha meraih karakteristik tersebut? 

Belajar Progresif merupakan cara belajar yang aktif, interaktif, dan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeluarkan idenya untuk memahami suatu konsep. Sederhananya, learning by doing. 

Secara lebih lengkap, belajar progresif memiliki empat pilar yang membedakannya dari proses belajar konvensional:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Child centered learning di mana anak diberikan kebebasan bereksplorasi terhadap berbagai informasi, konten pengetahuan dan aktivitas. Namun, guru dan orang tua tetap berperan sebagai fasilitator yang mengawasi dan membimbing anak.
  • Personalized learning yaitu kegiatan belajar disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak, psikologis, gaya belajar, minat, bakat dan potensinya. Jadi fokus belajar adalah untuk mengembangkan kompetensi anak.
  • Experiential learning di mana proses belajar dilakukan lewat pengalaman langsung sehingga fokus pada kemampuan critical thinking dan problem solving. Anak tak hanya sekadar mendapat teori saja, tapi belajar lewat aktivitas nyata sehingga bisa memahami sekaligus mempraktikan ilmu pengetahuan yang didapat. 
  • Collaboration and cooperative learning mengajak si Kecil belajar lewat interaksi sosial. Lewat interasi ini anak diharapkan dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan orang lain untuk mencari solusi yang dapat menyelesaikan masalah. Selain melatih kemampuan sosialisasnya, belajar lewat kolaborasi dan kerja akan melatih kedewasaan emosi anak.

Cara belajar ini dianggap baik karena memberi kesempatan pada anak belajar pada setting dunia yang sesungguhnya. Melalui metode pembelajaran ini, anak belajar dan berlatih kemampuan-kemampuan penting yang perlu dimiliki pada poin di atas, yaitu keterampilan sosial, kemampuan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, kerjasama, kreatif, dan kemandirian. Selain itu, melalui progressive learning anak belajar dengan menggunakan lebih dari 1 sensornya, di mana hal ini pun membantu anak memahami suatu konsep dengan lebih cepat. Hal tersebut dikarenakan beberapa bagian otak distimulasi untuk saling bekerjasama sehingga memicu terbentuknya koneksi-koneksi baru antar neuron, “neurons that fire together, wire together”. 

  • Untuk mendukung proses belajar progresif si Kecil di rumah, apa yang harus dipersiapkan oleh orang tua (misalnya suasana belajar atau fasilitas pendukung)?

Ingat bahwa kunci dari progressive learning adalah anak diberikan ruang untuk bisa belajar dengan langsung mencoba sendiri. Untuk mendukung pembelajaran ini, maka orangtua perlu menyediakan ruang eksplorasi yang membuat anak mudah untuk belajar dengan sendirinya. Misalnya, rak buku yang mudah digapai anak dengan pilihan-pilihan buku yang terlihat, mainan yang tersusun berdasarkan kategori yang anak ketahui sehingga ia bisa mengambil dan mengembalikan mainan dengan sendiri. Selain itu juga melakukan aktivitas dengan barang-barang yang sangat menyerupai benda aslinya dan melakukan kegiatan dengan barang-barang tersebut secara interaktif.

Artikel terkait: Pentingnya Mengasah Kemampuan Anak Belajar Progresif Menurut Psikolog Anak

Namun yang terpenting, selain fasilitas dan suasana belajar, adalah keterlibatan orangtua sebagai teman belajar yang membantu anak untuk lebih mengkritisi apa yang ia lakukan untuk menumbuhkan rasa penasaran dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang lebih tajam. Dalam progressive learning, peran guru adalah pendamping di mana anaklah yang banyak memunculkan inisiatif. Berikut aktivitas yang orangtua bisa lakukan agar anak bisa optimal merasakan belajar progresif sekaligus meningkatkan ketertarikannya pada STEM (Science, Tech, Engineering, Math): 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Memindahkan air pada berbagai jenis wadah. Orangtua cukup menyediakan wadah besar seperti ember berisi air, dan berbagai wadah lainnya untuk anak bereksperimen memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain. Aktivitas ini mendorong rasa penasaran anak sekaligus memberikan pemahaman mengenai sifat air yang bisa mengikuti setiap bentuk wadahnya. Aktivitas seperti ini dapat menumbuhkan ketertarikan anak pada science. 

  • Menjadi little scientist. Sediakan alat-alat seperti kaca pembesar, tong penjepit, dan gunting (yang aman untuk anak). Ajak anak untuk jalan-jalan sore di sekitar rumah untuk melihat jenis-jenis tumbuhan, serangga, dan hal menarik lainnya menggunakan alat-alat yang sudah dibawa. Hal ini memancing ketertarikan anak pada banyak hal di sekitar sekaligus memunculkan kemampuan berpikir kritis anak terkait alat yang digunakan. Seperti, apa yang terjadi saat kaca pembesar didekatkan ke daun?, bisakah aku menggunakan penjepit dengan cara yang berbeda-beda?. Aktivitas ini pun mendorong anak untuk tertarik pada science. Selain itu, pemahaman dalam menggunakan berbagai alat untuk melakukan berbagai fungsi bisa menjadi dasar anak memahami technology. 
  • Engineering. Hal ini berkaitan dengan mendorong anak membuat/membangun sesuatu dan mencoba memahami why dan how hal tersebut bekerja. Sehingga orangtua bisa menyediakan aktivitas yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Seperti, menyusun balok, membuat prakarya dari kardus, melukis di atas permukaan yang berbeda-beda.
  • Untuk mengenalkan konsep dasar dan ketertarikan pada math, orangtua bisa melakukannya dalam kegiatan sehari-hari yang menyenangkan. Misalnya, aktivitas masak Bersama anak. Ketika memasak bersama, orangtua bisa sambil mengenalkan bahan-bahan makanan, mengajak anak untuk memotong dan membagi bahan makanan dan membentuk adonan menjadi bentuk-bentuk dasar. Dalam aktivitas memasak bersama, anak juga belajar konsep sebab-akibat yang merupakan bagian dari dasar berpikir matematis.
  • Membaca buku bersama dan buat ritual untuk ngobrol bersama. Hal ini mengajak anak untuk bisa terhubung lebih dalam, belajar kosa kata baru, merangkai kalimat, belajar terkait sebab-akibat dan merangsang kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Pilih buku-buku dengan tema yang memang menarik juga memiliki value yang sedang orangtua ingin ajarkan pada anak. 
  • Lakukan kegiatan yang melibatkan multi-sensory. Misalnya belajar langsung di alam, bernyanyi sambil menari, dan lainnya. Pada anak, eksplorasi sensori pun merupakan bagian dari proses belajar mengenal sekitar dan menumbuhkan ketertarikannya pada apapun yang terjadi di sekitarnya.
  • Apa yang harus dihindari orang tua saat menerapkan proses belajar progresif bagi Si Kecil?

Kembali lagi pada prinsip dasar dari Belajar Progresif, yaitu memberikan anak kesempatan untuk belajar dari melakukan suatu aktivitas, termasuk kesempatan untuk berbuat kesalahan dan merasa gagal. Sehingga orang tua perlu lebih sadar untuk tidak terlalu banyak intervensi dan memberikan bantuan yang membuat anak menjadi kehilangan momen untuk bisa belajar dari pengalamannya melakukan suatu hal. 

  • Sejak usia berapa sebaiknya Si Kecil dipersiapkan untuk melakukan proses belajar progresif?

Sejak dini sekali. Sebetulnya dari bayi pun kita sudah mulai bisa menerapkan prinsip-prinsip belajar progresif ini. Tapi, biasanya anak mulai sadar dengan ragam bentuk aktivitas ketika memasuki usia toddler, yaitu 1.5 tahun.

Yuk, mulai persiapkan diri agar Mam sebagai orang tua dapat mendukung dan mengembangkan potensi si Kecil lewat belajar progresif. Selain beberapa penjelasan tadi, Mam juga bisa mengajari si Kecil bagaimana menggunakan teknologi untuk semakin mendukung proses belajarnya. Tak kalah penting, perkenalkan Bahasa Inggris kepada si Kecil sejak dini agar nantinya dia mampu mengikuti perkembangan zaman dan siap bersaing di kancah internasional.

Jangan lupa juga untuk selalu memberikan nutrisi tepat bagi si Kecil ya, Mam. Dukung potensi si Kecil, kemampuan belajarnya yang progresif dan tubuh kuatnya bersama S-26 Procal GOLD dengan Multiexcel αLipids System, agar ia #DariBelajarJadiHebat. S-26 Procal GOLD tak hanya menghadirkan rangkaian produk berkualitas tapi juga berbagi informasi dan ide kegiatan untuk dukung belajar progresif si Kecil. Mam bisa mengakses berbagai informasi ini lewat website www.wyethnutrition.co.id atau Facebook serta Instagram @wyethnutritionid

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga: 

id.theasianparent.com/alpha-generation

Pendidikan Progresif dan Konvensional: Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

Penuh tantangan! Ini yang perlu disiapkan Parents dalam membesarkan anak generasi alpha

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

cahya