Jagad maya digegerkan oleh aksi tak senonoh seorang pria masturbasi di depan anak-anak. Aksi nekat tersebut berhasil terekam kamera warga, kemudian diunggah melalui akun Instagram ciparay.id.
Lantas, bagaimana kronologi lengkapnya?
Kronologi Pria Masturbasi di Depan Anak-anak
Dalam video berdurasi 45 detik tersebut tampak seorang pria tak dikenal mengenakan jaket hitam, memakai helm full face dan masker, tengah memamerkan alat kelaminnya. Ia berdiri di bawah pohon, tepat di tepi jalan yang berdekatan dengan lokasi bermain anak-anak. Kemudian, pria asing itu berjalan mendekat.
Dalam keterangan video, si pengunggah menyatakan bahwa kejadian berlangsung di depan SDN Gadis Ciparay (Jl. Toha Ramdan 25 kec. Ciparay, kab. Bandung, Prov. Jawa Barat).
“Waktu kejadian Selasa 28 Juli 2020,” tulis akun ciparay.id.
“Dia membuat masyarakat sekitar tak nyaman bahkan ketakutan karena memperlihatkan alat kelaminnya di depan anak kecil. Tak hanya itu, bahkan pria tersebut juga melakukan masturbasi di tempat kejadian,” lanjut akun pengunggah video.
Belakangan diketahui, ternyata aksi pria mesum itu direkam oleh seorang ibu yang tengah menemani anaknya bermain.
Pria yang Masturbasi di Depan Anak-anak Diburu Polisi
Dilansir dari Kompas.com, menanggapi aksi cabul tersebut, Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mengatakan pihaknya tengah mencari keterangan dari warga sekitar yang melihat aksi pria masturbasi di depan anak-anak tersebut.
“Saya baru terima laporan dari Polsek sekitar, sedang kita dalami,” kata Hendra, pada Senin (3/7).
“Karena pelakunya, kan, pakai helm full face, jadi nggak kelihatan (wajahnya). Makanya kita coba cari keterangan dari warga sekitar,” sambung Hendra.
Artikel Terkait: Mengapa pelecehan seksual jarang dipolisikan? Ini sebabnya
Cara Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual
Saat ini semakin marak perilaku menyimpang yang mengarah pada kejahatan seksual. Tidak hanya terjadi di ruang-ruang publik, tapi juga melalui media online.
Dalam banyak kasus, kejahatan seksual terhadap anak bisa saja dilakukan oleh orang terdekat maupun orang asing. Oleh karena itu, orangtua wajib waspada dan melakukan upaya-upaya pencegahan agar anak tidak menjadi korban.
Cara yang bisa Parents lakukan yaitu dengan selalu membangun komunikasi yang baik dengan anak, bukan hanya komunikasi satu arah. Sehingga anak-anak tidak sungkan untuk menceritakan segala peristiwa yang mereka alami.
Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian. Hargai pendapat mereka walaupun mungkin Parents berbeda pandangan dengannya.
Jika sekiranya anak menceritakan sesuatu hal yang membahayakan, tanya bagaimana anak menghindari bahaya tersebut. Orangtua harus belajar untuk melihat dari sudut pandang si anak. Jangan cepat mengkritik atau mencela cerita mereka.
1. Kenali Bagian Tubuh
Pengenalan bagian tubuh perlu diajarkan kepada anak agar mereka lebih memahami otoritas tubuhnya. Sebagian orangtua mungkin memilih untuk menggunakan sebutan lain untuk menyebut bagian tubuh yang dianggap tabu, seperti “burung” untuk Mr P ataupun “gunung” untuk payudara, atau istilah lain yang dibuat-buat.
Meski ini tak mudah, sebaiknya Parents mengajari anak tentang bagian tubuhnya sesuai dengan nama yang sebenarnya, seperti penis, payudara, dan vagina. Tidak perlu diubah atau diperhalus dengan sebutan burung, gunung, dan sebagainya. Memperhalus sebutan ini justru dapat menyebabkan salah tafsir.
2. Ajari Anak tentang “Area Pribadi”
Hal yang tidak kalah penting ialah mengajarkan anak tentang bagian-bagian tubuh yang sifatnya sangat pribadi sehingga orang lain tak boleh menyentuhnya. Misalnya, katakan kepada anak bahwa tak ada orang lain yang boleh menyentuh bagian dada, kelamin, paha, pantat.
Dengan mengajari anak tentang otoritas atas tubuhnya sendiri, maka si kecil akan belajar melindungi diri dan mengurangi risiko terjadinya kekerasan seksual.
Artikel Terkait: “Bukan, ini bukan salahmu!” Surat terbuka untuk korban pelecehan seksual
3. Berani Menolak
Jika ada orang lain yang melakukan perbuatan tersebut, jelaskan bahwa hal tersebut salah, melecehkan, dan melanggar hukum. Bangun keberanian dan kepercayaan diri anak untuk menolak dan lari jika ada orang yang menyentuh bagian tubuh pribadi anak.
Cara ini akan mengajarkan anak untuk berani menolak dan berkata tidak pada setiap ajakan yang berasal dari orang lain yang permintaannya mengarah pada pelecehan seksual.
Dalam situasi di mana ada orang dewasa yang dapat dipercaya, misalnya guru, ajarkan anak untuk berani melapor kepadanya atau orang terdekat lainnya jika ada orang lain yang mencurigakan atau mengajari hal-hal aneh pada anak.
Jika Anak Menjadi Korban Kekerasan Seksual
Tidak satupun orangtua yang ingin anaknya menjadi korban kekerasan seksual. Namun jika hal ini terjadi, ada beberapa tindakan yang bisa Parents lakukan untuk menolong anak yang menjadi korban kekerasan seksual.
- Beri anak lingkungan yang aman agar ia dapat bicara kepada Parents atau orang dewasa yang dapat dipercaya.
- Sering terjadi di mana korban kekerasan seksual diliputi rasa bersalah yang amat dalam. Yakinkan anak bahwa ia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun yang salah. Pihak yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut kepadanya.
- Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik, misalnya dengan menemui psikolog anak untuk memulihkan kondisi mentalnya yang mungkin terguncang.
- Laporkan kejadian pada Komisi Anak Nasional.
- Konsultasikan dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana menolong anak tersebut.
- Jaga rahasia kejadian dan data pribadi anak agar tidak melebar menjadi rumor yang akan menambah beban mental bagi anak. Dalam Undang-Undang Hak Anak, anak yang menjadi korban kejahatan seksual berhak untuk dirahasiakan namanya.
Demikian kabar tentang aksi mesum seorang pria masturbasi di depan anak-anak. Semoga tak ada lagi kejadian seperti ini, dan tetap lindungi anak-anak Parents, ya!
Baca Juga:
Hati-hati child grooming, modus pelecehan baru pada anak! Ini yang perlu Parents ketahui