Banyak orang beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik karena dianggap lebih aman dan bisa membantu seseorang berhenti merokok. Faktanya, anggapan tersebut tak sepenuhnya benar.
Dibanding dengan terapi pengganti nikotin, rokok elektrik memang terbukti lebih efektif menghentikan kebiasaan merokok. Tapi tidak lebih aman.
Dalam jangka panjang, rokok elektrik juga berpotensi membawa lebih banyak risiko kesehatan ketimbang manfaatnya. Salah satunya adalah gangguan paru bernama popcorn lung.
Mengenal Bahaya Rokok Elektrik
Bertahun-tahun lalu, para pekerja di pabrik popcorn dilaporkan menderita gangguan paru akibat menghirup diasetil—senyawa kimia rasa mentega yang biasa ditambahkan dalam makanan, seperti popcorn, karamel, dan produk susu.
Baunya memang sedap, tapi siapa sangka kalau senyawa ini bisa menyebabkan gangguan paru-paru serius bahkan kematian?
Sejak saat itu, produsen popcorn tidak menggunakan diasetil lagi dalam produknya. Namun cairan ini justru dengan sengaja ditambahkan ke dalam rokok elektrik. Padahal jika terkena panas dan terhirup, zat ini berbahaya dan menimbulkan penyakit paru yang disebut sebagai popcorn lung atau bronchiolitis obliterans.
Apa Itu Popcorn Lung?
Seperti yang disebutkan dalam laman WebMD, jika terhirup (apalagi dalam jangka waktu lama), diasetil bisa menyebabkan seseorang mengalami bronchiolitis obliterans alias popcorn lung.
Popcorn lung adalah suatu kondisi dimana saluran udara pada paru-para menyempit sehingga menyebabkan penderitanya sering batuk dan sesak napas.
Penyakit ini termasuk salah satu kondisi medis langka yang bisa merusak batang tenggorokan atau bronkiolus.
Gejala
Gejala penyakit ini tidak terlalu kentara dan sering kali diabaikan. Tak jarang juga disalahartikan sebagai penyakit paru-paru lainnya sebab cukup sulit membedakan gejala awalnya.
Gejala popcorn lung biasanya muncul 2-8 minggu setelah terinfeksi dan memburuk selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Beberapa kasus popcorn lung juga dialami oleh orang yang melakukan transplantasi, tapi baru dirasakan berbulan-bulan atau beberapa tahun setelahnya.
Adapun gejala popcorn lung yang sering muncul antara lain:
- Mengi padahal tidak mengidap asma atau bronkitis
- Batuk kering
- Sesak napas atau kesulitan bernapas dalam-dalam
- Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan
- Ritme napas yang cepat
- Iritasi kulit, mata, mulut, atau hidung yang terus-menerus
Artikel Terkait: Rokok Elektrik Bisa Sebabkan Kematian Mendadak pada Bayi, Waspada!
Penyebab
American Lung Association mengonfirmasi jika cairan yang ditambahkan dalam rokok elektrik ada yang mengandung diasetil. Sayangnya, meski berbahaya dan merusak paru-paru, masih banyak produsen rokok elektrik yang menambahkan zat ini sebagai pelengkap rasa.
Namun, selain diasetil, bahan-bahan kimia di bawah ini juga bisa meningkatkan potensi seseorang menderita popcurn lung. Berikut di antaranya:
- Asap industri bahan kimia dan pembersih, seperti amonia atau klorin
- Nitrous oxide yang dikenal sebagai gas tertawa
- Asap logam dari kegiatan konstruksi seperti pengelasan
- Partikel udara industri seperti debu kompleks
Kondisi-kondisi ini bisa semakin berkembang jika penderita memiliki faktor-faktor risiko lainnya, seperti:
- Penyakit pernapasan lain seperti pneumonia dan bronkitis
- Infeksi pernapasan akibat virus atau bakteri seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV)
- Pernah menjalani transplantasi (sebagai reaksi penolakan)
- Kondisi kekebalan tubuh seperti rheumatoid arthritis dan hypersensitivity pneumonitis
- Penyakit pembuluh darah kolagen
- Reaksi obat
Perawatan dan Pengobatan Popcorn Lung
Hingga saat ini belum ada obat untuk mengobati penyakit ini. Untuk sementara, perawatan yang ada hanya untuk membatasi, mengelola, dan memperlambat gejala dan perkembangannya. Itulah alasan kenapa popcorn lung dianggap berbahaya dan mengancam jiwa.
Dokter juga mungkin akan meresepkan obat kortikosteroid serta menyarankan penderitanya menjalani terapi imunosupresan untuk mengurangi respons kekebalan tubuh dan suplementasi oksigen jika diperlukan.
Pada kasus yang parah, penderita popcorn lung mungkin perlu melakukan transplantasi. Tapi tentu ini bukan hal mudah mengingat transplantasi juga merupakan salah satu bentuk komplikasi dari popcorn lung.
Parents, itulah informasi seputar popcorn lung lengkap dengan penyebab, gejala, dan terapi pengobatannya.
Mengingat ini termasuk kasus berbahaya, yuk kita sadari gejalanya dengan tidak mengonsumsi zat-zat yang bisa memicunya, seperti dengan tidak menggunakan rokok elektrik.
Baca Juga:
5 Bahaya Vape untuk Kesehatan, Tak Beda Jauh dengan Rokok Konvensional
Seberapa Berbahayakah Asap Vape Bagi Ibu Hamil dan Janinnya?
Bahaya Mengisap Vape saat Hamil, Perhatikan ya Bun!