Semua orangtua tentu sayang pada anaknya, Parents juga begitu, kan? Meskipun begitu, tetap saja tidak sedikit anak yang menganggap kalau orangtuanya lebih pilih kasih pada salah satu saudaranya, baik pada sang kakak maupun adik.
Hal tersebut didukung oleh hasil sebuah penelitian, di mana hampir 85% responden pernah merasakan orangtua yang pilih kasih saat mereka masih anak-anak. Akibat dari itu, timbul rasa kesal pada saudara kandung yang menjadi favorit orangtua.
Parahnya, rasa kesal tersebut berlangsung lama, bahkan ada yang merasakannya hingga dewasa. Mereka mengaku tak terima mengapa sang kakak atau adik justru mendapatkan kasih sayang yang lebih dari orangtua, sementara mereka tidak.
Fakta ini tentu saja membuat Parents khawatir bukan?
Lantas, sebenarnya faktor apa yang bisa memicu orangtua akhirnya pilih kasih atau istilahnya parental favoritism ini terjadi? Apa dampaknya untuk anak yang merasa mendapat kurang perhatian sang orangtua dan bagaimana mencegah parental favoritism?
Faktor penyebab orangtua pilih kasih pada atau parental favoritism
Dalam hal ini, psikolog Irma Gustiana Andriani, M.Psi., menjelaskan kalau parental favoritism ini terjadi karena tanpa sadar orangtua bisa cenderung menyukai salah seorang anak. Bisa dikarenakan tampilan fisik, kelucuan anak, kepintarannya, atau pun dikarenakan karena segala kelebihan yang dimiliki oleh anak tersebut.
“Atau bisa juga dikarenakan anak tersebut memiliki keterhambatan dalam perkembangan. Sehingga biasanya ada kecenderungan secara tidak sadar, ayah atau ibu atau anggota keluarga lain memberikan perhatian lebih kepada si anak tersebut,” jelas Irma.
Akibat orangtua memberikan perhatian lebih hanya pada salah satu anak, tentu saja berisiko membuat anaknya yang lain merasa terabaikan. Mereka menganggap jika orangtua sudah memberikan perhatian yang tidak adil kepada dia dengan saudara kandungnya.
Irma melanjutkan, kondisi parental favoritism ini biasanya muncul saat usia si kecil masih balita. Terlebih jika jarak usia antara anak satu dengan yang lain sangat berdekatan.
“Kemudian dengan jenis kelamin yang sama. Atau misalnya pada anak yang sudah lama menjadi anak tunggal, jadi anak-anak seperti ini merasa perhatian orangtuanya tidak sama lagi kepada dia,” lanjut Irma menjelaskan.
Jenis kelamin dan urutan lahir menjadi salah satu faktor penyebabnya
Sementara itu, dilansir dari situs Psychology Today, parental favoritism juga bisa muncul akibat jenis kelamin sang anak sama dengan jenis kelamin orangtua. Misalnya, ibu akan lebih menyukai dan dekat dengan anak perempuan, serta ayah lebih menyukai anak laki-laki.
Lalu, dalam keluarga campuran, biasanya orangtua lebih menyukai anak kandung mereka daripada anak tiri. Sedangkan dalam budaya patriarki, orangtua lebih menyukai anak laki-laki daripada anak perempuan.
Ada juga faktor lain penyebab parental favoritism, yaitu karena urutan kelahiran. Orangtua lebih menyukai anak pertama dan terakhir, daripada anak tengah.
Kondisi tersebut terjadi pada sebagian besar anak tengah, yang merasa terabaikan oleh orangtuanya. Hal itu karena anak sulung lebih mendapatkan hak istimewa dari orangtua dan anak bungsu menerima kasih sayang yang penuh dari orangtua.
Kemudian, kepribadian dan perilaku anak juga dapat memengaruhi cara orangtua memperlakukan mereka. Orangtua akan lebih sayang pada anak yang memiliki sifat yang menyenangkan dan penuh kasih sayang.
Dampak orangtua pilih kasih pada salah satu anaknya
Akibat dari adanya parental favoritism memicu sibling rivalry atau kecemburuan antara saudara kandung. Anak-anak yang merasa dirinya diabaikan oleh orangtua, akan meluapkan perasaan tidak nyamannya dalam bentuk perilaku, baik secara verbal maupun nonverbal.
“Secara verbal, misalnya sang kakak yang merasa diabaikan itu bisa saja mencemooh adiknya, menghina, mengejeknya. Untuk nonverbalnya, bisa saja dengan cara mendorong, iseng, jahil dengan tujuan mendapatkan kepuasan dan mencari perhatian orangtua,” ungkap Irma.
“Semakin orangtua memberikan perhatiannya, si anak pelaku ini biasanya akan menguatkan perilakunya, muncul lagi perilakunya gangguin adiknya. Jadi, memang dibutuhkan kepekaan orangtua kalau ini memang ada sesuatu yang salah dalam pola asuh ayah dan ibu,” imbuhnya.
Mencegah orangtua pilih kasih atau parental favoritism
Irma membagikan tips dan trik yang harus dilakukan orangtua untuk mencegah parental favoritism, di antaranya yaitu:
1. Tidak membandingkan anak
Bagaimana juga setiap anak itu unik, spesial, dan dinamis. Oleh karena itu, orangtua harus hindari untuk membandingkan satu anak dengan anak lain.
2. Mencari kelebihan dan kelemahan anak
Cari tahu apa saja kelebihan dan kelemahan dari anak kita masing-masing. Dengan mengetahui atau melalui pemetaan tentang kelebihan dan kekurangan anak-anak, kita jadi paham apa yang harus kita bantu.
Orangtua bisa membantu mengoptimalkan kelemahan anak. Sementara untuk kelebihan anak, orangtua bisa coba untuk mempertahankan itu.
3. Family time
Usahakan lebih banyak melakukan aktivitas family time. Dengan begitu, anak merasa jika orangtua memberikan perhatian yang sama dengan mereka.
4. Membagi tugas secara adil
Membagi tugas domestik di rumah secara adil, sehingga anak satu dengan yang lain merasa kalau orangtuanya cukup adil dalam memperlakukan mereka.
5. Luangkan special time dengan masing-masing anak
Artinya, setiap malam orangtua secara bergantian untuk melakukan pendekatan secara personal, memberikan sugesti positif, mencari tahu apa yang dirasakan oleh anak. Cara ini juga nantinya anak bisa merasakan adanya kedekatan personal dengan ayah dan ibunya yang bisa dilakukan setiap hari.
Lakukan special time ini setidaknya 5 hingga 10 menit setiap hari. Sehingga setiap anak biasanya akan lebih memiliki rasa hangat dan dicintai orangtuanya.
Itulah informasi terkait perilaku pilih kasih yang secara tidak sadar dilakukan oleh orangtua. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Parents.
Baca juga :
Anak-anak Berkelahi, Bagaimana Mengatasinya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.