Pada Jumat (1/10) lalu, perusahaan Merck yang berbasis di Amerika Serikat memberikan pengumuman bahwa pil Covid Molnupiravir bisa menjadi opsi obat untuk mengatasi Covid-19.
Setelah itu, tak lama berselang, Merck pun mengajukan permohonan izin penggunaan darurat Molnupiravir sebagai pil anti-Covid-19, kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Apabila permohonan tersebut disetujui oleh FDA, maka nantinya pil ini akan menjadi obat oral untuk Covid-19 pertama.
Melansir berbagai sumber, berikut kami mengumpulkan berbagai fakta menarik tentang pil tersebut.
Artikel terkait: 4 Fakta Varian Lambda, Disebut Lebih ‘Kebal’ Vaksin Covid-19
Fakta Terbaru Pil Covid Molnupiravir
1. Pil Covid Molnupiravir Mulai Dilirik Pemerintah Indonesia
Melihat potensi, pemerintah Indonesia mulai melirik pil Covid Molnupiravir tersebut. Melansir dari Kompas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun mengatakan pihaknya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk melakukan review terhadap obat tersebut.
“Tapi juga bisa obat-obatan anti virus baru seperti yang sekarang lagi ramai didiskusikan Molnupiravir dari Merck. Jadi obatan-obatan tersebut sudah kita approach pabrikannya,” ungkap Budi seperti dikutip dari Kompas.
2. Cara Kerja Pil Covid Molnupiravir
Lalu, apa itu pil Covid Molnupiravir?
Melansir dari The Conversation, pil Covid Molnupiravir adalah obat antivirus eksperimental yang bekerja melawan berbagai virus pernapasan, termasuk virus penyebab Covid-19.
Untuk menangani Covid-19, instruksi untuk membuat lebih banyak virus terkandung dalam RNA virus. RNA ini perlu dibaca dan disalin untuk membuat partikel virus baru. Molnupiravir bekerja dengan mengganggu replikasi virus.
Ini dilakukan dengan meniru dua senyawa alami yang disebut cytidine dan uridine yang diperlukan untuk membuat RNA. Ketika tubuh mencoba mereplikasi virus, ia memasukkan molnupiravir ke dalam struktur RNA, bukan versi cytidine dan uridine.
Hasilnya adalah akumulasi mutasi pada RNA virus yang kemudian mencegahnya menyebabkan penyakit. Jenis teknologi ini bukanlah hal baru. Obat kemoterapi juga meniru bahan RNA dan DNA. Obat tersebut sudah digunakan selama lebih dari 50 tahun. Satu obat, yang disebut fluorouracil bekerja dengan mencegah produksi DNA di dalam sel kanker dengan meniru bahan DNA timin.
Artikel: Vaksin Covid-19 Memengaruhi Kesuburan? Berikut Faktanya
3. Menurunkan Angka Kematian dan Rawat Inap
Minggu lalu Merck mengumumkan hasil sementara dari uji klinis fase 3 molnupiravir. Merck menemukan obat tersebut secara signifikan mengurangi risiko rawat inap atau kematian pada pasien yang menggunakan obat tersebut jika dibandingkan dengan pasien yang menggunakan pengobatan plasebo.
Bahkan, hasilnya dinilai sangat bagus, komite pemantau data independen merekomendasikan uji coba dihentikan lebih awal.
Secara keseluruhan, obat tersebut diklaim mengurangi rawat inap dan kematian sekitar 50 persen. Sementara 14,1 persen pasien yang memakai plasebo berakhir di rumah sakit, hanya 7,3 persen pasien molnupiravir yang memiliki hasil yang sama dengan plasebo.
Hasilnya bahkan lebih baik dalam hal tingkat kematian. Tidak ada pasien yang memakai molnupiravir meninggal, sementara delapan pasien dalam kelompok plasebo meninggal.
Yang penting, sementara uji klinis menunjukkan kemanjuran obat, itu juga mampu menunjukkan molnupiravir aman. Tingkat efek samping hampir sama pada kelompok molnupiravir dan plasebo. Uji klinis sebelumnya menemukan tidak ada efek samping yang serius dengan obat tersebut. Efek ringan yang paling umum adalah sakit kepala dan diare.
Artikel terkait: Daftar Makanan setelah Vaksinasi Covid-19 untuk Kurangi Efek Samping dan Tingkatkan Imunitas
4. Disebut Efektif Melawan Beberapa Varian Virus Corona
Melansir dari Stats News, Perusahaan Merck melakukan uji coba obat tersebut kepada pasien yang belum divaksinasi. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa obat ini efektif untuk mengurangi rawat inap dan kematian pada pasien yang tidak divaksinasi.
Namun, hasil ini masih perlu dikaji lebih lanjut. Meski demikian, Profesor Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI kepada CNN Indonesia mengatakan bahwa pil Covid Molnupiravir konsisten pada beberapa varian Virus Corona, yakni Delta, Gamma, dan Mu.
***
Demikianlah fakta terbaru seputar pil covid Molnupiravir yang kini mulai diminati oleh pemerintah kita. Semoga kabar baik bisa segera didengar terkait penanggulangan pandemi ini, ya. Sambil menunggu, jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan infeksi Covid-19.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
Vaksin COVID-19 untuk Anak Terus Diuji Coba, Bagaimana Hasilnya?
Vaksin Pfizer Akan Dibagi Gratis, Bagaimana Efikasi dan Efek Sampingnya?
5 Fakta Vaksin Pfizer untuk COVID-19 yang Kini Masuk Indonesia