Bunda, Ini 5 Persiapan Puasa Ibu Hamil Berdasarkan Saran Dokter
Inilah berbagai persiapan puasa ibu hamil berdasarkan saran dokter jika Bunda berniat menjalankan ibadah puasa Ramadan tahun ini.
Bulan Ramadan tinggal menghitung hari, apakah Bunda berniat ikut berpuasa di tahun ini meski sedang mengandung? Jika ya, kira-kira apa saja persiapan puasa untuk ibu hamil yang perlu Bunda ketahui?
Sebenarnya ibu hamil diberi kelonggaran mengenai ibadah yang satu ini. Islam mengizinkan ibu hamil tidak ikut berpuasa jika kondisinya memang tidak memungkinkan. Lalu, Bunda bisa mengganti puasa Ramadan di lain waktu atau membayar fidyah.
Lantas, apa saja persiapan puasa untuk ibu hamil? Yuk, simak penjelasan yang telah theAsianparent rangkum dari hasil wawancara dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG., dari RS Brawijaya Antasari.
Artikel Terkait: Perlu tahu! Ini hukum berpuasa Ramadan untuk ibu hamil
Persiapan Puasa bagi Ibu Hamil
Untuk menjalankan ibadah puasa, tentunya tubuh harus sehat dan kuat. Nah, bagi ibu hamil yang ingin ikut berpuasa, alangkah baiknya memperhatikan beberapa persiapan khusus.
Persiapan-persiapan ini nantinya akan menentukan apakah kondisi bumil memungkinkan atau tidak untuk berpuasa.
Beberapa persiapan puasa yang harus dilakukan oleh ibu hamil, antara lain:
1. Berkonsultasi dengan Dokter Kandungan
Ibu hamil bisa melaksanakan ibadah puasa asalkan kondisi tubuh ibu, kandungan, dan janin dalam keadaan sehat. Untuk memastikan semua itu, maka persiapan pertama yang harus bumil lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter kandungan.
“Persiapannya pertama konsultasikan dulu ke obgyn. Dikonsultasikan dulu bagaimana kondisi dasar bayinya dan ibunya, kondisi kesehatannya sebelum memulai puasa, apakah bayinya bagus, berat badannya oke, dari ibunya sendiri laboratorium bagus. Kalau sudah mendapatkan lampu hijau dari obgynnya, maka boleh melakukan ibadah puasa,” jelas dr. Dinda.
Akan tetapi, jika hasil pemeriksaan kondisi ibu hamil tidak baik, seperti ukuran janin di bawah normal, air ketuban sedikit, hingga kurangnya kenaikan berat badan janin, maka tidak disarankan untuk berpuasa.
“(Ibu hamil) yang tidak boleh berpuasa itu yang sudah pasti pada pemeriksaan awal sebelum melakukan puasa itu banyak kekurangannya, ada faktor risikonya, seperti bayinya kecil, air ketubannya dikit, kemudian kenaikan berat badan bayinya kurang,” lanjut dr. Dinda.
Bukan hanya kondisi janin, tapi kondisi tubuh sang ibu juga harus diperhatikan. Ibu hamil dengan kesehatan tubuh yang tidak mendukung, sebaiknya tidak berpuasa.
“Satu lagi ibunya, apakah ibunya harus mengonsumsi obat yang untuk menunjang pertumbuhan bayinya, apakah harus mengejar protein indeksnya. Jadi, untuk mendapatkan lampu hijau itu harus dari baby dan dari ibunya yang oke kondisinya, gitu. Dengan kehamilan berisiko, sebaiknya tidak berpuasa karena nutrisi harus tercukupi,” tutur dr. Dinda.
Selain itu, dokter Dinda juga menambahkan bahwa bagi ibu hamil yang masih sering megalami mual-mual di awal kehamilan, disarankan tidak berpuasa. Pasalnya, jika berpuasa, tubuh ibu hamil akan terasa semakin lemas karena kekurangan banyak kalori.
“Kemudian, satu lagi untuk yang masih trimester awal, masih mual-mual sebaiknya enggak usah karena sudah pasti tanpa berpuasa indeksnya (kalori) saja berkurang gimana kalau dia tambah berpuasa,” ucap dr. Dinda
Jadi, konsultasikan terlebih dahulu bagaimana kondisi kehamilan Bunda jika hendak berpuasa, ya.
2. Perhatikan Kebutuhan Kalori Selama Berpuasa
Meskipun berpuasa, bukan berarti asupan kalori dan nutrisi bagi tubuh jadi berkurang, ya, Bunda. Terlebih lagi, bagi Bunda yang sedang mengandung. Kebutuhan nutrisi tidak hanya untuk tubuh Bunda, tetapi juga untuk calon buah hati di dalam kandungan.
Porsi makanan atau indeks kalori (calory index) bagi ibu hamil besarnya 200-300 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan indeks kalori orang biasa. Wah, terbayang, kan, Bunda betapa pentingnya memastikan kebutuhan kalori tetap terpenuhi dengan baik meskipun sedang berpuasa.
“Sebenarnya yang namanya berpuasa itu terutama untuk ibu hamil adalah memindahkan waktu makan, gitu. Jadi, kalori yang dibutuhkan itu tidak boleh dikurangi karena bagaimanapun seorang bumil itu sudah pasti kalori indeksnya atau porsi makanannya memang harus 200-300 kalori lebih tinggi daripada orang biasa,” kata dr. Dinda.
Supaya jumlah kalori yang masuk ke tubuh Bunda tetap terjaga saat berpuasa, maka Bunda harus memperhatikan jumlah makan besar dan camilan dalam sehari. Ibu hamil yang berpuasa tetap harus mengonsumsi makan besar (big meal) seperti nasi lengkap dengan sayuran dan lauk-pauknya sebanyak tiga kali, serta mengonsumsi camilan sebanyak dua kali.
“Jadi, makan harus tetap 3 kali big meal-nya, snack-nya tetap harus 2 kali. Cuma waktunya mungkin yang harus dipindahkan. Di sahur makan besar dan snack, saat buka makan besar dan snack, dan setelah shalat isya serta shalat tarawih makan besar lagi. Nah, kendalanya sekarang mampu atau enggak habis makan langsung makan snack di sahur. Gitu kan, biasanya,” ujar dr. Dinda.
Lebih lanjut kata dokter Dinda, jika ibu hamil tidak bisa mencukupi kebutuhan kalorinya dalam sehari, maka sebaiknya tidak berpuasa.
“Misalnya tidak bisa mencukupi kebutuhan kalori khusus ibu hamil dalam seharinya, lebih baik, sih, enggak berpuasa karena nanti akan mempengaruhi ke baby-nya juga,” tutur dr. Dinda.
Artikel Terkait: Ingin tetap berpuasa saat hamil? Ini 7 asupan nutrisi yang wajib dipenuhi
3. Menu Sahur dan Berbuka
Persiapan berikutnya yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil jika ingin berpuasa adalah menu santap sahur dan berbuka. Biasanya, ketika kita berpuasa kemudian tiba waktu berbuka, semua makanan rasanya ingin disantap ya, Bun. Namun, kebiasaan ini tentunya tidak baik.
Ketika berpuasa, gula darah di dalam tubuh mengalami penurunan. Untuk mengembalikannya ke keadaan normal, maka dibutuhkan asupan makanan yang tinggi kalori. Salah satunya adalah buah kurma. Itulah mengapa Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk mengonsumsi tiga buah kurma saat berbuka puasa.
“Menu saat berbuka pasti yang sudah pasti dianjurkan juga, ya, di agama itu yang tinggi kalori, yaitu buah kurma dulu 3, itu untuk mengganti gula darah yang turun selama berpuasa,” ucap dr. Dinda.
Seperti yang kita ketahui, buah kurma dapat mengatasi kekurangan kadar gula dalam darah secara bertahap dan mengembalikan energi dengan cepat. Ini karena buah kurma mengandung sedikit lemak, tetapi tinggi karbohidrat sehingga dapat menyediakan energi lebih banyak dibandingkan dengan buah lain.
“Kemudian, makan besar, habis itu kalau bisa makan takjil ya kita bilangnya. Itu takjil kan juga termasuk snack gitu. Tapi, jangan terlalu banyak makanan enggak penting yang terlalu tinggi gula, karena selain karbo, protein, lemak dan mikronutrien, khususnya sayur itu juga sangat diperlukan. Jadi, saat makan besar usahakan masuk sayur, protein dan karbonya selain dari takjil atau kurma yang tadi sudah dibilang,” jelas dr. Dinda.
Setelah berbuka puasa dengan kurma, maka dianjurkan untuk mengonsumsi big meal dengan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral yang lengkap dan seimbang.
“Lapar penginnya karbo loading ya, glucose loading, gitu, ya sebenarnya saat buka enggak apa-apa. Tapi, baiknya memang mikronutrien seperti sayur-sayuran dan buah itu jangan sampai ketinggalan, terutama di saat buka puasa,” ujar dr. Dinda.
4. Hindari Aktivitas Fisik yang Berlebihan
Selama berpuasa, ibu hamil juga sebaiknya mengurangi berbagai aktivitas fisik yang berlebihan. Ini dilakukan untuk menjaga stamina tubuh ibu hamil. Jika merasa lelah saat melakukan aktivitas tertentu, maka bumil harus beristirahat sejenak.
5. Lakukan Pemeriksaan Jika Mengalami Keluhan
Jika Bunda mengalami keluhan yang berlebihan selama berpuasa seperti lemas, pusing, atau sakit pada bagian tubuh tertentu, maka segera memeriksakan diri ke dokter. Ini sangat penting untuk dilakukan agar dapat diketahui apakah bumil bisa melanjutkan ibadah puasa selama bulan Ramadan atau tidak.
“Usia kehamilan tertentu yang tidak dianjurkan berpuasa, sih, enggak ada. Intinya adalah usia berapa pun kehamilan trimester satu, trimester dua, trimester tiga harus mencukupi kebutuhan kalori harian yang distandardkan,” kata dr. Dinda.
Artikel Terkait: Ini menu sahur dan buka puasa yang sehat bagi ibu hamil, catat Bun!
Itulah berbagai persiapan puasa untuk ibu hamil. Meski tidak ada usia kehamilan tertentu yang tidak dianjurkan untuk berpuasa, tetapi memantau kesehatan Bunda dan janin sangat penting dilakukan. Selamat menjalankan ibadah puasa, ya, Bunda!
Baca Juga:
Ingin puasa saat hamil tua? Ini panduannya agar aman bagi janin dan ibu