Mungkin Anda masih ingat ketika semasa sekolah, ketika handphone untuk anak belum populer, Anda repot mencari telepon umum atau pinjam telepon di rumah teman untuk memberi tahu orang tua agar segera datang menjemput, atau mengabarkan Anda pulang terlambat karena akan pergi bersama teman ke suatu tempat. Atau ketika Anda kebingungan karena telepon umum di dekat sekolah tiba-tiba rusak.
Handphone untuk anak: Perlukah untuk diberikan?
Anak-anak zaman sekarang cukup beruntung karena mereka tak perlu mengalaminya. Orang tua yang memiliki ponsel jumlahnya lebih banyak daripada yang tidak (coba Anda hitung berapa orang teman atau kerabat yang tidak punya ponsel!), dan orang tua yang punya ponsel cenderung memberikan handphone kepada anak dengan tujuan memudahkan komunikasi seputar jam pulang sekolah, tugas sekolah, untuk mengetahui lokasi anak ketika mereka sedang tak berada di rumah, dll.
Namun, para orang tua sebaiknya perlu berpikir ulang terkait fasilitas bernama ponsel. Seberapa efektifkah penggunaan ponsel bagi anak? Apakah ponsel, apalagi yang jenis smartphone plus segala kecanggihannya tidak membuat anak terlena dan melupakan tugasnya untuk belajar?
Apa saja yang dilakukan anak dengan ponsel yang Anda berikan, apakah mereka terlibat pembicaraan atau berkirim pesan yang kurang pantas dengan teman-temannya, atau bahkan seseorang yang baru dikenalnya?
Kami punya beberapa tips agar Anda tetap tenang ketika memberikan handphone untuk anak, karena tak lagi khawatir tentang cara mereka menggunakannya:
1. Jenis perangkat
Ketika Anda berencana memberi handphone untuk anak, pilihlah tipe ponsel yang ‘biasa-biasa saja’. Hindari memberikan smartphone jenis terbaru, apalagi yang merupakan keluaran terbaru dan super canggih.
Ini bertujuan agar tujuan memfasilitasi handphone untuk anak tidak berubah jadi bumerang, dan malah menjadikan mereka sebagai sasaran tindak kejahatan.
Jika anak ‘merayu’ Anda untuk membelikannya gadget terkini, minta ia memakai ponsel lain untuk dibawa ke sekolah dan larang anak membawa gadget mewahnya ke sekolah.
2. Operator seluler yang sama
Karena anak belum bekerja, otomatis Andalah yang harus membelikan pulsa agar ia dapat menggunakan ponselnya untuk menghubungi Anda. Nah, Anda tak mau kan anggaran belanja tekor gara-gara anak sering minta dibelikan pulsa?
Usahakan agar nomor ponsel Anda dan anak berasal dari operator seluler yang sama agar lebih hemat dalam hal pemakaian pulsa. Tanamkan pengertian pada anak untuk hanya menelepon teman yang memiliki nomor ponsel dari operator yang sama, dan hanya mengirim pesan (SMS) pada teman yang memiliki nomor ponsel dari operator yang berbeda.
3. Batasi penggunaannya
Ada baiknya Anda menetapkan jam tertentu pemakaian handphone untuk anak, bahkan ketika ia menggunakannya untuk bermain game. Jangan buat anak menjadi asosial dengan membiarkannya asyik bermain dengan ponsel pada jam biasanya ia bermain dengan teman-teman di sekitar rumah, apalagi di jam belajar!
O iya, katakan pada anak untuk tidak menggunakan ponsel ketika ia sedang berada seorang diri di depan sekolah, di jalan maupun di dalam angkutan umum.
4. Selalu mengecek
Jangan lupa untuk selalu memeriksa ponsel anak setiap ia pulang sekolah, atau ketika ia sudah pergi tidur. Hal ini agar Anda mengetahui apa saja yang telah dilakukan anak selama seharian dengan gadgetnya. Adakah konten mencurigakan atau aplikasi tak wajar atau SMS tak senonoh di dalamnya?
Jika Anda curiga karena tak menemukan apa-apa, Anda dapat googling di internet untuk mencari semacam software untuk memunculkan kembali apa-apa yang telah terhapus dari ponsel, termasuk dari handphone anak Anda.
Bagaimana, Bunda? Sudah siap berbelanja handphone untuk anak Anda?
***
Baca juga:
Ayah, Ibu, Inilah Risiko Suka Main HP Saat Bersama Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.