Situasi Gaza, Palestina saat ini semakin memburuk pasca mendapat serangan yang bertubi-tubi dari tentara Israel. Tak ada privasi dan krisis air bersih membuat banyak perempuan di Gaza terpaksa harus minum pil penunda menstruasi.
Namun sebenarnya, adakah dampak atau efek samping dari konsumsi pil penunda menstruasi tanpa petunjuk dokter?
Perempuan di Gaza Terpaksa Minum Pil Penunda Menstruasi karena Krisis Sanitasi
Sumber foto: Aljazeera/Said Khatib/AFP
Lingkungan yang tidak layak di Gaza Palestina saat ini membuat semua orang harus melakukan cara apa pun untuk bertahan hidup di sana. Begitu pun para perempuan di Gaza yang harus minum pil penunda menstruasi karena kondisi yang menyedihkan dan tidak sehat yang mereka alami akibat serangan Israel yang terus berlanjut hingga saat ini.
Dilansir dari laman Aljazeera, kondisi pengungsian yang terlalu padat, dan kurangnya akses terhadap air dan produk sanitasi seperti pembalut wanita atau tampon, membuat para perempuan terpaksa mengonsumsi tablet norethisterone – yang biasanya diresepkan dokter untuk kondisi seperti perdarahan menstruasi yang parah, endometriosis, dan nyeri haid yang parah.
Para pengungsi perempuan mengeluhkan terbatasnya stok pembalut di beberapa toko dan apotek yang masih buka. Sementara itu, harus berbagi tempat tinggal dengan puluhan kerabat di tengah kekurangan air telah membuat kebersihan yang layak menjadi sebuah ‘kemewahan’ – bahkan mustahil. Penggunaan kamar mandi harus dijatah, dan mandi dibatasi beberapa hari sekali.
Apotek dan toko sama-sama menghadapi berkurangnya persediaan keperluan sanitasi karena pengepungan total yang diberlakukan oleh Israel menyusul serangan oleh sayap bersenjata kelompok Palestina Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu.
Selain itu, pemboman Israel terhadap jalan-jalan utama di Jalur Gaza telah membuat pengangkutan produk-produk medis menjadi terhambat, menurut Abu Hatab dilansir dari Aljazeera.
Tanpa sarana itu, banyak perempuan Gaza yang memutuskan untuk mencoba mencari pil agar tidak menstruasi. Meskipun pembalut wanita banyak diminati dan sulit ditemukan, tablet penunda menstruasi umumnya lebih banyak tersedia di beberapa apotek karena jarang digunakan.
Meskipun sebenarnya, beberapa orang khawatir pil tersebut akan berdampak pada kesehatan mereka karena digunakan tidak semestinya. Namun, cara ini dianggap satu-satunya solusi paling memungkinkan karena mereka tidak punya pilihan.
Selain kondisi kesehatan dan sanitasi yang buruk yang mengharuskan para perempuan Gaza minum pil penahan menstruasi, mereka juga mengalami stres ekstrem hingga insomnia. Mereka juga mungkin mengalami insomnia, rasa gugup terus-menerus, dan anxiety ekstrem.
Artikel terkait: Asah Kepedulian Sejak Dini, Ini Cara Mengajarkan anak tentang Palestina
Efek Samping dari Pil Penunda Menstruasi
Menurut Dr Walid Abu Hatab, dikutip dari laman Aljazeera, seorang konsultan medis kebidanan dan ginekologi di Nasser Medical Complex di selatan kota Khan Younis, tablet tersebut menjaga kadar hormon progesteron tetap tinggi untuk menghentikan rahim melepaskan lapisannya, sehingga menunda menstruasi.
Pil tersebut mungkin memiliki efek samping seperti pendarahan vagina yang tidak teratur, mual, perubahan siklus menstruasi, pusing dan perubahan suasana hati, menurut para profesional medis. Namun, beberapa wanita di Gaza mengatakan mereka tidak punya pilihan selain mengambil risiko di tengah gencarnya serangan tentara Israel.
Amankah Minum Pil Penunda Menstruasi Tanpa Petunjuk Dokter?
Sebenarnya, obat ini tidak terlalu disarankan tanpa alasan yang kuat atau dalam kondisi darurat. Mengingat, obat ini memiliki berbagai efek samping yang bisa mengganggu kondisi kesehatan Anda.
Selain itu, tidak semua wanita diperbolehkan mengonsumsi obat penunda menstruasi ini, terutama bagi Anda yang sedang menderita penyakit tertentu, seperti kanker, perdarahan pada vagina, gangguan jantung, hingga gangguan ginjal.
Karena itu, penggunaan obat ini tetap harus perlu anjuran dan konsultasi dari dokter, dengan pemeriksaan medis sebelumnya.
Kapan Obat Penunda Haid Bisa Digunakan?
Dilansir dari laman NHS, obat penunda haid biasanya memang digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu, seperti:
- Perjalanan ibadan seperti umroh atau haji.
- Gangguan menstruasi yang parah, seperti darah menstruasi yang berlebihan, dan nyeri yang parah.
- Kondisi medis atau penyakit reproduksi tertentu, seperti endometriosis (Kondisi ini hanya bila benar-benar dibutuhkan).
- Rencana bulan madu.
Konsumsi pil penunda menstruasi memang dapat membantu dalam kondisi tertentu. Namun dalam keadaan normal, berkonsultasi dengan dokter sebelum meminum obat ini penting untuk mengetahui efek samping yang berkelanjutan terhadap kesehatan fisik wanita.
Artikel terkait: 7 Aksi Bela Palestina Terbesar di Dunia, Indonesia Jadi Salah Satunya!
Kita doakan semoga kondisi masyarakat Palestina segera membaik, dan perdamaian segera terwujud.
***
Baca juga:
5 Rekomendasi Buku Tentang Palestina yang Mampu Membuka Mata Dunia
15 Artis Ikut Aksi Bela Palestina di Monas, Kompak Serukan Perdamaian
Tunjukkan Empati Lewat Caranya, 5 Anak Artis Berikut Bela Palestina
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.