Perbedaan Mastitis dan Kanker Payudara

Benjolan di payudara seringkali membuat kita cemas dan bertanya-tanya, apakah ini gejala mastitis atau kanker payudara? Semoga ulasan ini membantu.

Payudara merupakan bagian tubuh yang vital bagi wanita. Seringkali kecemasan melanda ketika kita mendapati adanya benjolan pada payudara. Apakah benjolan itu akibat mastitis ataukah kanker payudara?

Bunda, untuk mengurangi kecemasan ada baiknya kita mengenali perbedaan antara mastitis dan kanker. Walaupun keduanya sulit dibedakan dan membutuhkan pemeriksaan dokter, yuk, kita simak dulu uraian berikut...

Perbedaan mastitis dan kanker payudara

1. Mastitis biasanya terjadi pada ibu menyusui

Bunda, pada mastitis benjolan yang terjadi merupakan pembengkakan akibat adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam jaringan payudara yang retak/terbelah ataupun dari sentuhan benda yang mengandung bakteri, termasuk mulut bayi.

Mastitis jarang sekali terjadi saat ibu tidak menyusui. Kondisi yang memungkinkan terjadinya mastitis pada ibu tidak menyusui, misalnya pada wanita yang menderita diabetes, baru saja menjalani operasi payudara, atau kondisi imunitas tubuh yang tidak baik. (healthcentral.com)

2. Rasa nyeri

Pada tahap awal, kanker/ tumor seringkali tidak menimbulkan nyeri. Sedangkan pada mastitis, rasa nyeri sudah terasa sejak awal.

3. Cairan yang keluar dari puting

Cairan yang keluar akibat mastitis bewarna putih kekuningan seperti nanah. Sementara cairan yang keluar akibat kanker dapat bermacam-macam warnanya. Terkadang bewarna merah atau kuning kecoklatan seperti noda darah, atau kehijauan.

3. Demam

Sebanyak 1-5% kasus kanker payudara mirip dengan infeksi payudara. Kanker ini disebut inflammatory breast cancer (IBC). Perbedaannya adalah, IBC tidak menimbulkan demam.

Baca juga: 7 Gelaja Kanker Payudara

4. Warna kemerahan

Pada IBC, warna kemerahan di payudara meliputi area yang lebih luas daripada mastitis. Biasanya, area kemerahan tersebut hingga mencapai 1/3 payudara.

5. Faktor penyebab

Benjolan pada mastitis diakibatkan infeksi bakteri yang menyerang dan berkembang biak di dalam jaringan payudara.

Infeksi ini kemudian berkembang menjadi abses payudara, di mana payudara berisi nanah yang terbentuk dari kumpulan bakteri, jaringan dan leukosit. Hal inilah yang kemudian menimbulkan nyeri dan demam pada penderita mastitis. Sedangkan kanker payudara disebabkan oleh faktor hormonal dan keturunan.

Apa yang harus kita lakukan?

Bunda, apabila kita mengalami kondisi seperti ini, langkah yang harus kita lakukan adalah memeriksakan diri ke dokter. Kita tidak dapat menarik kesimpulan sendiri hanya berdasarkan informasi di atas.

Bahkan pada website NBCI disebutkan, untuk memastikan kanker payudara atau mastitis sangatlah sulit dilakukan. Jadi apabila antibiotik tidak dapat meredakan gejala mastitis, dokter harus mewaspadai adanya IBC, terutama pada wanita yang tidak menyusui.

Untuk kasus mastitis yang tidak terlalu parah, biasanya dokter hanya akan memberikan obat antibiotika dan pereda rasa nyeri.

Sedangkan pada kasus mastitis yang berat yang mengakibatkan abses payudara, biasanya dokter akan melakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan nanah yang berada dalam payudara.

Namun apabila Anda terdeteksi menderita kanker, tentulah dokter akan melakukan tindakan operasi berikut tindakan-tindakan penting lainnya untuk menghindari sel-sel kanker tumbuh dan berkembang di dalam payudara. Misalnya, kemoterapi dan/atau radiasi pada lokasi kanker tersebut tumbuh.

Bunda, baik benjolan tersebut akibat mastitis ataupun kanker, kehati-hatian kita dalam menjaga kesehatan dan mewaspadai berkembangnya ‘sesuatu’ di dalam jaringan payudara tetaplah merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup kita.

Pada stadium awal, kanker memang tidak menimbulkan nyeri sebagaimana halnya nyeri yang diakibatkan oleh mastitis, namun pada stadium lanjut, kanker tidak saja menimbulkan rasa nyeri yang hebat, melainkan tumbuh menjalar dan menyerang bagian-bagian lain dari tubuh kita.

Tindakan pengabaian pada benjolan yang bersarang dalam payudara bisa berakibat fatal, hingga mengakibatkan kematian. Untuk itu, Bunda, mari kita tingkatkan kewaspadaan.

Dan jangan lupa, menyusui bayi hingga 1 tahun atau lebih dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara secara signifikan.

Referensi : ncbi.com,healthcentral.com

Baca juga artikel menarik lainnya:

Operasi Mastektomi yang Dilakukan Angelina Jolie

Makanan Sehat untuk Mencegah Kanker Payudara