Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Kepiting dan Rajungan

Bak pinang dibelah dua, kepiting dan rajungan berbeda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan porsi lautnya yang besar, tidak heran jika masyarakat Indonesia akrab dengan hasil laut nan lezat. Kerap disangka mirip, Anda perlu tahu apa perbedaan kepiting dan rajungan.

Ya, jika dilihat sekilas kedua jenis pangan ini memang terlihat sama. Padahal, keduanya amat berbeda. Mengutip berbagai sumber, yuk simak apa saja perbedaannya!

5 Perbedaan Kepiting dan Rajungan

1. Bentuk Tubuh

Perbedaan pertama terlihat pada bentuk tubuhnya. Kendati sama-sama tergolong kelompok hewan Crustacea alias binatang berkulit keras, kepiting dan rajungan bentuknya berbeda.

Kepiting tubuh dan cangkangnya bulat serta lebih tebal. Walaupun tidak terlalu panjang, capit kepiting ukurannya lebih besar. Sementara rajungan tubuhnya cenderung lebih ramping, capitnya panjang dibandingkan kepiting.

Area tubuh yang berbeda juga ada di kaki. Kaki rajungan yang terakhir memiliki bentuk pipih dan tidak runcing seperti kaki lainnya. Kaki tersebut digunakan oleh rajungan untuk berenang.

Artikel terkait: Suka Makan Seafood? Ini Manfaat Udang dan Bahayanya Bila Dikonsumsi Berlebihan

2. Corak

Selain bentuknya, corak kepiting dan rajungan pun berbeda. Ini juga harus menjadi aspek yang Parents ingat, agar tidak keliru ketika akan menyajikan hidangan untuk keluarga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk kepiting warnanya hijau kecoklatan, baik jantan maupun betina. Berbeda dengan rajungan, jenis kelamin ditentukan dari warnanya. Rajungan betina kehijauan dengan bercak berwarna putih.

Sedangkan rajungan jantan warnanya kebiruan dengan bercak putihnya jauh lebih terang. Patut dicatat bahwa bercak di tubuh juga merupakan indikator kesegaran, lo.

Jika bercak putihnya masih mengilap terang, artinya rajungan tersebut masih segar. Berbeda jika bercak putihnya sudah pudar bahkan menggelap, Anda sebaiknya memilih rajungan di tempat lain.

3. Rasa dan Tekstur

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bicara soal rasa, Anda akan menyadari bahwa daging rajungan lebih sedikit dibandingkan daging kepiting. Alasannya karena kepiting sejatinya bertubuh dan bercangkang tebal, sehingga dagingnya pun lebih tebal.

Selain itu, daging kepiting rasanya lebih manis dibandingkan rajungan. Bagi Anda yang sudah terbiasa makan seafood pasti tahu bahwa daging kepiting lebih lembut dibandingkan rajungan.

Namun, bukan berarti rasa rajungan tidak lezat. Anda bisa mendapat rajungan yang dagingnya banyak. Caranya dengan memilih berdasarkan beratnya dan kekuatan cangkang. Pilih yang ukurannya besar dan cangkangnya lebih keras.

Artikel terkait: Caviar Beluga, Telur Ikan Termahal yang Sering Dimakan Sisca Kohl

4. Habitat

Memang kepiting dan rajungan hanya bisa hidup di laut, tetapi tempat tinggalnya ternyata berbeda. Ya, rajungan hanya bisa hidup di satu alam dan akan mati jika tidak disimpan di wadah berisi air.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berbeda dengan kepiting, hewan ini bisa hidup di darat maupun air. Namun tetap saja, kepiting hanya mampu bertahan di darat selama 4-5 hari saja. Itulah mengapa kepiting mudah ditemukan di laut yang airnya tidak terlalu dalam dan dekat pantai.

Tak hanya itu, kepiting juga bisa hidup di air tawar. Sementara rajungan lebih sulit ditemukan. Anda harus menangkapnya di perairan lebih dalam.

5. Nutrisi

Bicara soal kandungan gizi yang terkandung, baik rajungan dan kepiting memiliki nutrisi yang hampir sama Yakni vitamin B, vitamin E, mangan, fosfor, yodium, hingga zinc.

Daging kepiting memang lebih banyak, tetapi nyatanya kandungan gizi rajunganlah yang lebih tinggi. Protein pada rajungan lebih tinggi, rendah lemak dan kolesterol. Sementara kepiting lemaknya lebih banyak, tidak heran rasa dagingnya terasa lebih lembut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tips Memilih Kepiting dan Rajungan Segar

Setelah mengetahui bedanya kepiting dan rajungan, rasanya kok enggak sabar segera membeli dan mengolahnya di rumah. Sebelum kalap, jangan lupa memilih kepiting atau rajungan yang segar. Berikut caranya:

  • Gerak. Pilih kepiting yang berani dan agresif, atau setidaknya masih bergerak.​ Hindari mengonsumsi kepiting yang sudah mati sejak awal
  • Warna. Hindari terlalu fokus memilih kepiting yang terang dan mengilap. Pilih kepiting dengan cangkang yang berwarna kusam dan tergores. Kepiting dengan warna cangkang yang lebih kusam dan tergores menunjukkan ia siap ganti kulit dan dagingnya lebih padat.
  • Perut. Trik lain adalah amati sisi bawah perut kepiting, utamanya flap perut yang bentuknya segitiga. Tekan bagian tengah flap dengan jari untuk menguji kekukuhannya. Kepiting berdaging memiliki perut yang kukuh, menonjol, dan ada semburat kuning. Perut yang sudah lembek dengan sedikit warna biru menandakan kepiting telah banyak kehilangan daging. Selain itu, kepiting dengan banyak daging bobotnya lebih berat
  • Capit. Indikator apakah kepiting sepenuhnya segar adalah capit berfungsi dengan baik. Periksa capit kanan yang digunakannya untuk menghancurkan mangsa, apakah bergigi tumpul atau pipih.
  • Aroma. Kepiting segar tidak memiliki bau. Hindari kepiting yang berbau tidak sedap atau amis, serta berbau amonia.
  • Cara Penyimpanan. Pilihlah kepiting yang disimpan di tempat kering. Kepiting yang ada dalam tangki air menggunakan lebih banyak energi sehingga cenderung lebih cepat kehilangan daging. Tanyakan pada penjual kapan kepiting ditangkap. Idealnya kepiting harus dimasak dua hari setelah ditangkap

Sudah tahu kan Parents apa perbedaan kepiting dan rajungan, pilih mana untuk menu akhir pekan nanti?

***

Baca juga:

6 Seafood Termahal Di Dunia, Lobster 14 Juta hingga Telur Ikan Seharga 300 juta!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

10 Manfaat dan Kandungan Gizi Lobster, Salah Satunya Bisa Mencegah Pikun

11 Jenis Udang Air Laut yang Nikmat Disantap! Anda Suka yang Mana?