Seperti pasangan lainnya, Callie Hayes dan sang suami mengharapkan kehadiran anak dalam pernikahan mereka. Namun rupanya perjalanan keduanya dalam meraih harapannya tersebut tidaklah mulus, Callie didiagnosis mengalami penyumbatan tuba falopi atau dalam bahasa medis disebut hidrosaplinx.
Tak tinggal diam, keduanya melakukan berbagai cara agar bisa segera merealisasikan keingin memiliki momongan, termasuk program in vitro atau inseminasi bayi tabung.
Di usianya yang masih 22 tahun, Callie mengalami dua kali keguguran dan program bayi tabung yang ditempuhnya gagal setelah 3 tahun mencoba.
Sempat putus asa..
Saat pertama kali hamil, tepatnya pada Juni 2017 ia mengalami keguguran saat usia kehamilannya lima minggu. Callie pun positif hamil kembali pada Agustus 2017 namun juga tak bertahan lama, enam minggu kemudian ia mengalami keguguran lagi.
Setelah mencoba bayi tabung, ia berhasil hamil, namun kembali mengalami keguguran. Setelah menjalani pemeriksaan USG inetrnal, diketahui Callie memiliki kondisi penyumbatan tuba falopi.
Salah satu tuba falopinya tersumbat cairan asam, cairan ini masuk ke dalam rahim dan membuat embrio janin tidak bisa tumbuh dengan sempurna. Hal inilah yang membuat Callie mengalami keguguran berulangkali.
Didiagnosis mengalami kondisi ini, bukanlah hal yang mudah bagi Caliie. Ia mengaku sudah cukup putus asa menghadapinya.
“Kondisi ini membuatku patah hati,” tutur Callie.
Artikel terkait : Bisakah hamil alami meskipun terjadi pembengkakan saluran tuba atau hidrosalping?
Kondisi tuba falopi sudah parah
Berdasarkan hasil pemeriksaan, rupanya bagian tuba falopinya yang tersumbat sudah sangat parah. Menurut dokter, bagian penyalur sel telur miliknya itu sudah membengkak dan rusak.
Penyumbatan dan pembengkakan yang terjadi diakibatkan oleh cairan yang mengendap lalu mengalami kebocoran pada rahimnya. Inilah yang menyebabkan embrio tidak bisa berkembang dengan baik.
Cairan di dalam rahimnya ini mengubah kondisi rahim menjadi ‘acid bath’ atau ‘kolam asam’, suatu kondisi langka yang dialami perempuan.
Tuba falopi miliknya sudah membengkak hampir 10 kali lipat dari kondisi normal. Dokter mengungkapkan bahwa kondisinya ini harus segera ditangani dengan jalan operasi.
Ia pun diberikan dua pilihan, memotong saluran telur atau mengangkat tuba falopinya. Keduanya sama-sama memiliki konsekuensi, salah satunya dokter tak bisa menjamin mana yang lebih efektif untuk peluang kehamilan.
Bila dipotong, cairan masih bisa bocor dan masuk ke dalam rahim. Bila diangkat, artinya Cellie hanya punya satu tuba falopi, yang membuat peluang kehamilannya semakin kecil.
Hamil lagi setelah operasi
Callie memilih mengangkat tuba falopinya yang bengkak dengan jalan operasi. Tak lama kemudian, hanya dua minggu setelah menjalani operasi tersebut, Callie dinyatakan positif hamil.
Haru bercampur takjub, hingga kini ia dan sang suami pun masih tak percaya akan anugerah yang diberikan Tuhan pada keduanya.
Kini, bayi yang hadir sebagai keajaiban bagi Callie dan sang suami telah berusia 5 bulan. Teddy, sang bayi mungil dan menggemaskan kini sudah berada ditengah-tengah keluarga kecil merak, menjadi sebuah kado terindah hasil dari perjuangan Callie untuk bisa memiliki anak selama ini.
Apa itu penyumbatan tuba falopi?
Tuba falopi menjadi salah satu bagian vital dalam proses reproduksi. Normalnya, perempuan memiliki dua tuba falopi yang melekat di sisi rahim bagian kanan dan kiri.
Tuba falopi ini memiliki fungsi sebagai tempat penyaluran sel telur, bertemunya sel telur dan sperma hingga mengalami proses pembuahan sebelum akhirnya embrio berjalan menuju ke rahim dan menempelkan diri di dinding rahim.
Kerusakan maupun penyumbatan yang terjadi menyebabkan tuba falopi dipenuhi cairan. Kondisi inilah yang disebut dengan hydrosalpinx. Kondisi ini bisa menyebabkan sulitnya perempuan untuk hamil hingga mengalami kehamilan ektopik yang membahayakan jiwa.
Penyebab penyumbatan tuba falopi yang perlu diketahui
Ada banyak hal yang bisa memicu kondisi ini. Beberapa faktor diantaranya :
- Riwayat infeksi di saluran tuba
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Pembedahan sebelumnya
- Adhesi parah pada panggul
- Endometriosis
- Radang usus buntu
Gejala yang perlu diwaspadai
Sebagian besar wanita rupanya tidak memiliki gejala-gejala khusus, terutama masalah kesuburan. Namun beberapa hal yang wajib diwaspadai setiap perempuan adalah :
- Kehamilan ektopik
- Nyeri yang sering terjadi di panggul atau perut bagian bawah
- Nyeri parah setelah dan selama menstruasi
- Keputihan abnormal
Nah Bun, sebaiknya kita waspadai bersama kondisi ini ya, khususnya bila mengalami faktor risiko dan gejala di atas.
Untuk Bunda yang mengalaminya, jangan patah semangat ya karena Callie bisa menjadi salah satu contoh bagi penyintas yang akhirnya bisa berhasil meraih harapannya memiliki anak walau hanya punya satu tuba falopi.
**
Baca Juga :
Gejala infeksi ovarium kadang tak disadari, komplikasinya bisa berbahaya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.