Parents, Anda mungkin masih familiar dengan nama virus Zika yang sempat menyebabkan darurat medis pada tahun 2016 lalu. Baru-baru ini, ilmuwan memeringatkan terkait penyebaran virus Zika yang mungkin menjadi ancaman bagi dunia.
Sebuah laporan di situs BBC menyebutkan, para ilmuwan di Amerika Serikat berkata bahwa dunia harus waspada terhadap mutasi-mutasi baru virus Zika.
Dari penelitian di laboratorium, yang dijabarkan dalam jurnal Cell Reports, menunjukkan bahwa virus ini dapat dengan cepat berubah dan membuat varian-varian baru.
Varian-varian tersebut kemungkinan efektif untuk menular bahkan meski di negara-negara yang telah membangun kekebalan terhadap virus Zika sebelumnya.
Meskipun temuan itu masih berupa teori, tapi setidaknya menjadi pengingat bahwa ancaman nyata bagi dunia ini bukan hanya virus Covid, tetapi ada pula virus lainnya.
Artikel terkait: Mengenal Mikrosefali yang Disebabkan Virus Zika
Tentang Penyebaran Virus Zika
Penyebaran virus Zika disebutkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Nyamuk tersebut dapat ditemukan di seluruh Asia dan wilayah Amerika, kecuali Kanada dan Chili lantaran suhunya terlalu dingin untuk virus bertahan.
Penyakit Zika sendiri mulai diketahui terjadi di daerah khatulistiwa Afrika dan Asia sejak 1950-an. Kesakitan tersebut adalah satu bentuk penyakit ringan dari demam dengue.
Melansir laman BBC Indonesia, pada tahun 2014, virus Zika menyebar ke timur melintasi Samudra Pasifik ke Polinesia Prancis, kemudian ke Pulau Paskah dan pada tahun 2015, ia menyebar ke Amerika Tengah, Karibia, dan kemudian ke Amerika Selatan sebagai satu wabah besar.
Artikel terkait: Serba-serbi Virus Zika, Gejala dan Cara Mencegahnya
Berbahaya Bagi Ibu Hamil dan Janin
Virus Zika bagi sebagian orang hanya menyebabkan demam dan gejala ringan. Akan tetapi tidak demikian bagi ibu hamil dan janin. Jika ibu hamil terinfeksi virus Zika, konsekuensi parah bisa terjadi yakni kepala bayi yang akan dilahirkan berukuran lebih kecil dari normal alias mikrosefali dengan kerusakan jaringan otak.
Selain dari gigitan nyamuk, penyebaran virus Zika juga bisa melalui kegiatan seksual. Gejala setelah tertular dapat berupa demam, ruam, dan nyeri sendi.
Belum ada perawatan untuk infeksi virus Zika, karenanya satu-satunya pilihan adalah mengurangi atau menghindari terkena gigitan nyamuk Aedes.
Kabarnya, ilmuwan telah mulai membuat vaksin Zika yang ditujukan untuk membantu ibu hamil agar kesehatan janinnya terjaga.
Artikel terkait: Akibat Virus Zika, El Salvador Himbau Wanita Tidak Hamil Sampai 2018
Penelitian Lebih Lanjut Diperlukan
Ilmuwan menyebutkan diperlukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebaran virus Zika di masa depan. Namun setidaknya saat ini publik mengetahui bahwa potensi ancaman virus lain selain COVID-19 juga masih ada.
“Namun virus-virus yang memiliki kemampuan sama seperti ini tidak terlalu sering menyebabkan wabah, maka seperti yang dijelaskan oleh penulis jurnal tersebut, ini membutuhkan investigasi lebih lanjut,” kata Prof Jonathan Ball, virolog di Universitas Nottingham, dikutip dari BBC.
Itulah berita seputar peringatan para ilmuwan tentang penyebaran virus Zika yang berpotensi mengancam dunia. Selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga ya, Parents!
***
Baca juga:
Ketahui Apa Itu Cytomegalovirus: Gejala, Cara Penularan, hingga Pencegahan
Selain Virus Zika, Air Minum di Brasil Diduga Sebabkan Mikrosefali
Ribuan Bayi Baru Lahir di Brazil Mengalami Kerusakan Otak, Diduga Akibat Virus Zika
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.