Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 menewaskan setidaknya 130 orang dan membuat seluruh dunia menyoroti Indonesia. Salah satu yang membuat publik menyoroti tragedi tersebut adalah tindakan anarkis para suporter.
Fanatisme memang tak bisa terlepaskan dari para penggemar manapun, tapi sikap fanatik berlebihan dapat memancing kerusuhan bahkan memakan korban jiwa. Ternyata, ada alasan ilmiah penyebab suporter bola fanatik, Parents.
Lantas, apa penjelasan dari ahli soal suporter bola dapat begitu fanatik? Yuk, simak penjelasannya berikut.
Artikel Terkait: Dari Mana Permainan Sepak Bola Berasal? Ini Sejarah dan Fakta Menariknya!
Penyebab Suporter Bola Fanatik
1. Adanya Kesamaan Identifikasi
Dilansir dari Psychological Science, penelitian menunjukkan bahwa adanya kesamaan antara identifikasi penggemar dengan tim olahraga, sebagaimana orang mengidentifikasinya dengan etnis, kebangsaan, hingga gender mereka.
“Identifikasi tim adalah sejauh mana seorang penggemar merasakan adanya hubungan psikologis dengan tim, dan penampilan tim dipandang sebagai relevansi diri sendiri,” jelas profesor psikologi di Murray State University, Daniel Wann.
Sumber: CNN
Wann sudah mendedikasikan sebagian besar karirnya meneliti penonton olahraga menyebut jika orang memang mengidentifikasikan dirinya dengan tim, dan bagi sebagian orang, identifikasi tim merupakan hal penting dan kuat untuk perasaan diri mereka.
“Orang-orang mengikat hal dari idola atau tim kesayangan dalam identitas mereka sebagai penggemar tim X,” ujar Edward Hirt, profesor ilmu psikologi dan otak Indiana University, mengutip dari Detik Inet.
Sumber: Tribun
Lanjutnya, Hirt mengatakan sebagian besar dari siapa mereka, di mana mereka memeroleh pengaruh positif dan negatif adalah dari apa yang dilakukan timnya.
Artikel terkait: Fakta-fakta Tri Fajar Firmansyah, Juru Parkir yang Jadi Korban Rusuh Suporter
2. Harga Diri Individu
Identifikasi tim bukan sekadar mengasuh kepemilikan sosial, namun berdampak juga kepada harga diri individu.
Sumber: Tribun
Dalam penelitian yang Hirt lakukan, hasilnya jika fans yang menyaksikan tim mereka menang melaporkan perkiraan lebih tinggi soal penampilan tim di masa mendatang, kinerja tim, serta harga dirinya dibanding kelompok yang kalah.
Dorongan yang diterima tim pemenang mirip dorongan yang diterima ketika secara pribadi berhasil atau gagal dalam suatu tugas.
3. Bentuk Loyalitas
Sisi lain dari penggemar olahraga adalah seberapa berdedikasinya mereka. Dalam studi Journal of Social Psychology, Wann dan Rick Grieve, profesor psikologi Western Kentucky University, menyurvei 148 penggemar dari kedua tim dan meminta persetujuan pernyataan bahwa kubu mereka telah menunjukkan perilaku dan sportivitas baik.
Sumber: unsplash/VictoriaPrimak
Kemudian mereka juga diminta menilai suporter tim lawan, dan hasilnya penggemar dari tim pemenang cenderung mengatakan penggemar dari tim lawan menunjukkan perilaku lebih buruk.
“Sepertinya mereka menggunakan penghinaan dari penggemar lain sebagai cara meningkatkan harga diri. Tidak hanya tim saya lebih baik, tetapi menilai pendukung lawan payah,” kata Grieve.
Artikel Terkait: 8 Rekomendasi Sekolah Sepakbola di Jakarta yang Berkualitas dan Biaya Masuk
Nah, itu dia tiga penyebab suporter bola fanatik menurut ahli.
Tragedi yang terjadi di Kanjuruhan merupakan pembelajaran sekaligus contoh bagaimana fanatiknya penggemar sepakbola Indonesia.
Semoga sikap fanatik seperti ini dapat lebih terkendali dan tidak menimbulkan korban jiwa lagi di masa mendatang.
***
Baca juga:
Rincian Panjang Lapangan Sepak Bola Menurut Standar Nasional dan Global
10 Pemilik Klub Sepak Bola Terkaya, Harta Tembus Ratusan Triliun!
10 Pesepak Bola Ayah dan Anak Terhebat Abad Ini, Keluarga Bintang!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.