Bersatunya suami dan istri menjadi komponen penting bagi pasangan yang tengah menanti hadirnya buah hati. Pasalnya, adat ketimuran yang kental membuat hambatan memiliki keturunan di Indonesia hanya ditimpakan pada perempuan. Padahal, ada penyebab infertilitas pria yang harus menjadi perhatian.
Setidaknya itulah sekelumit fakta yang saya dapatkan dari acara puncak Bocah Fertility Week Summit 2021 yang saya hadiri beberapa waktu lalu. Narasumber yang hadir mengemukakan bahwa perencanaan kehamilan ibarat misteri semesta.
“Merencanakan kehamilan tidak bisa 100% berhasil, tetapi tetap ada peluang. Dalam kasus kami, tingkat keberhasilan ada di range 35-45%,” demikian penuturan dr. Pandji Sadar selaku CEO Pusat Fertilitas Bocah Indonesia.
Dokter Pandji menegaskan bahwa saat ada pasangan yang hendak mempunyai momongan, maka keduanya harus memiliki hubungan seks yang baik. Pun perencanaan keuangan yang mumpuni turut menjadi penunjang perencanaan kehamilan.
Artikel terkait: Peringati World Fertility Day, Pusat Fertilitas Bocah Indonesia Gelar Bocah Fertility Week 2021
4 Penyebab Infertilitas Pria
Sayangnya, keinginan manusia tidak selamanya sesuai dengan harapan. Gangguan kesuburan atau infertilitas kerap menjadi penghambat pasangan sulit mempunyai anak. Lebih miris lagi, hal ini kecenderungannya berada di pihak perempuan saja.
Sebagai informasi, infertilitas adalah kesulitan kehamilan ketika pasangan sudah berhubungan intim rutin tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama setahun. Bagi seorang perempuan yang sudah berusia di atas 35 tahun, sudah bisa dikatakan infertilitas bila belum kunjung hamil selama 6 bulan.
Namun, patut dicatat bahwa laki-laki alias suami juga mempunyai peluang untuk menyumbang kesulitan hadirnya anak dalam keluarga. Peluang tersebut bahkan sama besarnya.
“Kalau ditanya peluang sebenarnya sama. Laki-laki banding perempuan itu persentasenya 40%, lalu 20% sisanya itu persentase bersama alias ada masalah di kedua belah pihak,” ujar dr. Tiara Kirana, Sp.And yang hadir sebagai pembicara dalam acara yang sama.
Lanjut dr. Tiara, selama ini kebanyakan pria hanya berfokus pada lifestyle sebagai tolok ukur ketidaksuburan. “Gaya hidup seperti merokok atau pemilihan makanan disalahkan, padahal yang harus dicari itu apa sih penyebabnya,” sambung dr. Tiara.
Artikel terkait: Cek Fakta: Benarkah Keputihan Bisa Menyebabkan Sulit Hamil?
1. Gangguan Hormon
Adanya gangguan pada hormon tiroid yang berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh nyatanya turut berperan terhadap produksi dan kualitas sperma. Jika ada masalah pada hormon ini, entah kelebihan atau kekurangan bisa mengakibatkan infertilitas pada pria.
2. Infeksi
Selain itu, adanya infeksi juga bisa menjadi penyebab yang harus dijadikan perhatian. Terlebih, infeksi kerap tidak disadari oleh orang yang mengalami.
“Saat kecil kan testis itu sedang berkembang, maka harus disadari kalau ada infeksi. Gak banyak yang tahu bahwa infeksi gondongan berpengaruh, lho, jika sampai merembet ke buah zakar maka bisa bikin infertil,” ujar dr. Tiara.
Infeksi dan peradangan pada organ reproduksi pria bisa menyebabkan terjadinya infertilitas pria. Beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kemandulan pada pria adalah radang testis, radang prostat atau prostatitis, infeksi saluran kemih, hingga penyakit menular seksual seperti HIV, gonore, dan sifilis.
Membiarkan infeksi berdampak jangka panjang karena proses pembentukan sel sperma atau spermatogenesis bisa terganggu. “Kalau masih berjalan 1 tahun itu bisa diperbaiki, tetapi jika dibiarkan maka sperma bisa saja rusak,” tukas dr. Tiara.
3. Genetik
Genetik juga menjadi penyebab infertilitas pria yang harus disorot lebih mendetail. Adanya kelainan dapat membuat organ reproduksi pria tidak bisa bekerja optimal. Kedepannya berpengaruh signifikan pada produksi, pergerakan, dan kualitas sperma.
Beberapa penyakit akibat kelainan genetik yang dapat membuat seorang pria menjadi kurang subur atau mandul adalah hiperplasia adrenal kongenital, sindrom Klinefelter, dan sindrom Kallmann.
Artikel terkait: Alami Susah Hamil Padahal Haid Teratur, Bisa Jadi 7 Hal Ini Penyebabnya
4. Usia
Tua-tua keladi, semakin tua semakin jadi adalah peribahasa yang kerap mampir di telinga masyarakat Indonesia. Tak jarang, istilah ini dihubungkan dengan kesempatan bahwa pria akan tetap subur hingga usia matang. Padahal, faktanya tidak demikian.
“Usia itu berpengaruh dan erat kaitannya terhadap anak. Kelainan genetik pada anak semakin meningkat ketika pria sudah menginjak usia 40 tahun dan baru berencana punya anak,” tegas dr. Tiara.
Deteksi Dini Infertilitas Pria, Apa yang Bisa Dilakukan?
Mengingat peluang ketidaksuburan pria dan perempuan sama besarnya, maka penting untuk dilakukan deteksi dini. Adalah hal penting untuk mengubah mindset bahwa kesuburan hanya milik perempuan.
“Saat perencanaan kehamilan dilakukan maka harus dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu suami dan istri. Memeriksakan kesuburan tidak cukup hanya datang ke dokter kandungan, untuk laki-laki harus memeriksakan diri juga ke Spesialis Andrologi. Ini yang belum banyak orang ketahui,” tukas dr. Pandji.
Senada, dr. Tiara juga menganalogikan embrio calon bayi sebagai satu kesatuan. Normalisasi pemeriksaan dimulai bersama oleh calon Ayah dan Ibu.
“Bicara logika, embrio itu kan 50% saham Ayah dan 50% saham Ibu. Jadi gak masuk akal kalau kita mengharapkan hasil 100%, tetapi cuma 50 aja (ibunya saja) yang dikulik. Kalau laki-laki mengedepankan logika, ya harus diperiksa juga,” pungkas dr. Tiara. Untuk itulah, deteksi dini penting untuk dilakukan, yaitu:
- Frekuensi mimpi basah. Durasi waktu mimpi basah penting diperhatikan, karena momentum waktu ini datang berbeda pada setiap pria. Jika kedatangannya terlambat, jangan sungkan memeriksakan diri ke dokter.
- Fisik. Ciri fisik juga patut diperhatikan bila dirasa berbeda dengan pria kebanyakan. Misalnya testis terlalu kecil, atau ukuran tubuh terlalu mungil dibandingkan pria umumnya maka harus diperiksakan ke ahlinya.
- Cek riwayat keluarga. Selain usia, adanya riwayat keluarga yang kesulitan memiliki anak juga bisa menjadi faktor seorang pria mengalami hal yang sama.
- Perjalanan hidup. Cek kehidupan adakah trauma yang sangat berat, misalnya kecelakaan berat di area sekitar buah zakar? Hal ini turut berdampak dan harus diperiksakan lebih lanjut.
Jika deteksi dini dan penglihatan minor sudah dilakukan, segera lakukan analisis sperma. Analisis sperma merupakan jenis tes kesuburan untuk pria demi mengetahui apakah ada gangguan sperma yang menyebabkannya sulit punya anak.
“Seringnya ini berlandaskan opini pria bahwa kan sperma saya sudah keluar, padahal bisa jadi itu kelenjar ejakulat. Sperma adalah bagian dari kelenjar ejakulat, tetapi dalam ejakulat belum tentu ada sperma. Itu yang perlu diingat,” tutup dr. Tiara.
Ayah, memeriksakan kesehatan sperma bukanlah hal luar biasa yang memalukan. Itu adalah prosedur yang wajar demi kebaikan bersama. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Susah Hamil Anak Kedua, Mungkinkah Anda Mengalami Infertilitas Sekunder?
Bisa Sebabkan Infertilitas, Kenali Penyebab dan Gejala Penyakit Gonore
Ketahui 3 Terapi Infertilitas untuk Parents yang Mendambakan Buah Hati