Bikin Heboh! Ini 6 Penyebab Harga Telur Naik Tertinggi Sepanjang Sejarah

Tercata bahwa harga telur ayam naik lagi hingga Rp31.000 per kilogram saat ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Masyarat tengah dibuat pusing akibat kenaikan harga telur yang semakin kuat. Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat bahwa harga telur ayam baru naik lagi. Lantas, apa yang menjadi penyebab harga telur naik?

Diketahui harga telur ayam ras pada 23 Agustus 2022 mengalami kenaikan Rp100 jadi Rp31.000 per kg, padahal sehari sebelumnya masih Rp30.900. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri, mengatakan bahwa harga telur saat ini adalah harga termahal sejak lima tahun terakhir.

“Ini harga tertinggi dalam sejarah lima tahun terakhir Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja,” kata Abdullah Mansuri melalui keterangannya, melansir dari Suara.com.

Pernyataan Abdullah tersebut rupanya sependapat dengan Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN), Alvino Antonio. Sebab, saat dihubungi beberapa waktu lalu, Alvino juga mengatakan harga telur ayam sekarang tertinggi sepanjang sejarah.

“Iya benar, ini paling tinggi (harga telur) dalam sejarah). Tembus Rp30.000-an di pasar,” kata Alvino Antonio.

Kapan Harga Telur Mulai Naik?

Alvino Antonio menambahkan, kenaikan harga telur ayam mulai terjadi sejak dua pekan yang lalu. Dia mengatakan kenaikan harga telur ayam di pasar bisa juga dipengaruhi dengan adanya peningkatan harga telur di peternak.

Harga telur ayam di peternak per 8 Agustus 2022 diketahui masih di kisaran Rp23.000 hingga Rp23.900. Kemudian naik menjadi Rp24.500 hingga Rp24.900 per 9 Agustus 2022. Satu hari setelahnya, di tanggal 10 Agustus 2022, harga sudah mencapai Rp26.000 hingga Rp26.700 per kilogram.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sementara itu, di tanggal 20 Agustus 2022, harga telur ayam di tingkat peternak sudah tembus Rp27.300 hingga Rp 28.800 per kilogram.

“Ini baru di harga kandang atau peternak telur, di pasar tentu naik lagi,” kata Alvino Antonio.

Artikel Terkait: 10 Ciri Telur Segar dan Layak Dikonsumsi, Jangan Sampai Salah!

Kenaikan Harga Telur Sudah Diprediksi

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah Pardjuni sebelumnya sudah memprediksi bahwa harga ayam akan terus mengalami kenaikan setelah Lebaran 2022 dan akan kembali beranjak naik setelahnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bukan tanpa alasan, Pardjuni memprediksi seperti itu. Pasalnya, populasi ayam petelur di dalam negeri semakin terbatas akibat efek dominan pandemi COVID-19. Hal itu kemudian membuat para peternak tidak banyak melakukan regenerasi.

Alhasil, produksi mengalami kekosongan, biaya produksi semakin naik, dan permintaan baru membaik akhir-akhir ini.

Breeder (perusahaan bibit) memang selalu begitu. Saat harga ayam di pasar naik, mereka juga langsung menaikkan harga bibit. Namun, saat harga ayam turun, mereka tidak langsung menurunkan harga. Akibatnya, biaya produksi kita naik lagi,” kata Ketua Pinsar Jawa Tengah Pardjuni.

Lantas, apa yang menyebabkan harga telur ayam di dalam negeri terus mengalami kenaikan? Untuk lebih lengkapnya, yuk, simak ulasan berikut ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6 Penyebab Harga Telur Naik

1. Harga Pakan Ayam Naik

Salah satu faktor yang menyebabkan harga telur ayam terus melonjak tinggi karena harga pakan yang naik hingga 27 persen. Sementara itu, harga jagung juga meningkat hingga 30 persen.

Peningkatan harga jagung ini tidak terlepas dipengaruhi oleh harga pupuk yang meningkat 20 persen.

Menurut penjelasan Pardjuni, harga pakan ini sebenarnya sudah mengalami kenaikan sejak awal tahun 2022. Di mana pada awal tahun lalu, harga pakan sudah naik hingga 15 persen.

“Harga pakan sejak awal tahun itu sudah naik 15 persen. Sekarang pakan ayam petelur (layer) itu sudah Rp7.000-Rp7.500 per kilogram. Dan untuk pakan ayam broiler itu Rp8.500-Rp9.000 per kilogram,” kata Pardjuni.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dia menambahkan, untuk harga telur sejak awal memang telah diprediksi akan mahal hingga jelang semester II tahun 2022. 

Artikel Terkait: 8 Tips dan Cara Memasak Telur Supaya Lebih Sehat Dikonsumsi

2. Penyebab Harga Telur Naik karena Ekonomi Belum Pulih

Faktor lain yang menyebabkan harga telur naik lantaran Indonesia masih dalam kondisi new normal setelah pandemi COVID-19. Akibatnya, ekonomi di dalam negeri pun belum sepenuhnya pulih. Hal ini kemudian memengaruhi lonjakan harga pangan dan juga telur.

3. Konflik Rusia Vs Ukraina

Konflik antara Rusia dan Ukraina ternyata juga membawa dampak pada rantai produksi maupun distribusi pangan di beberapa negara. Akibat terhambatnya distribusi pangan, membuat harga komoditas tertentu mengalami kenaikan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perlu Anda ketahui, Rusia dan Ukraina merupakan salah satu negara produsen komoditas pangan seperti gandum dan masih banyak lagi. Akibat konflik yang terjadi antara dua negara tersebut, pasokan komoditas pangan pada beberapa negara jadi terhambat.

4. Penyebab Harga Telur Naik Karena Kurangnya Produksi Telur

Faktor lainnya yang juga menyebabkan naiknya harga telur yaitu pengurangan produksi telur di tingkat peternak. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pasar Induk Pasirhayam Cianjur Doni Wibowo.

Di sisi lain, salah satu pedagang telur di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Iwan, juga mengatakan bahwa penyebab kenaikan harga telur saat ini karena dipengaruhi pengurangan produksi di tingkat peternak.

5. Penyebab Harga Telur Naik Diduga karena Bansos

Melansir dari Bisnis.com, Direktur Utama Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan menjelaskan kenaikan harga telur sekarang kemungkinan karena dampak dari adanya permintaan naik dan rencana penyaluran bantuan sosial (bansos) yang ditambah.

Frans Marganda menjelaskan meningkatnya permintaan di pasar membuat para pedagang jadi menaikkan harga pokok penjualan (HPP) telur ayam.

“Untuk telur, ini dilema, sekarang, kan, isu bansos naik jadi permintaan telur naik, harga naik sampai sekarang Rp33.000 yang sering kali mereka lakukan cover HPP di saat rugi. Jadi ini enggak bisa dipecahkan RNI sendiri,” kata Frans saat hadir dalam Ngobrol Pagi Seputar BUMN, belum lama ini.

6. Belum Ada Sistem Perunggasan di Indonesia

Tidak hanya karena bansos, Frans Marganda juga mengatakan faktor lain yang menyebabkan harga telur terus melonjak. Dia menyebut, kenaikan harga telur juga bisa disebabkan karena belum adanya sistem perunggasan di Indonesia .

Menurut Frans, tidak adanya integrasi sistem perunggasan tersebut menyebabkan harga telur dan ayam terus mengalami kenaikan hampir setiap tahun. Padahal dua komoditas itu, kata dia, selalu surplus.

“Kita belum mempunyai kestabilan komoditas termasuk pada ayam dan telur padahal selalu surplus. Namun, ada 2 atau 3 kali dalam setahun bergejolak, naik turun harganya,” jelas Frans.

“Kadang-kadang juga sharing peternak mereka gunakan momentum ini bukan untuk mendapatkan keuntungan berlebih, tapi untuk tutup kerugian sebelumnya. Beberapa bulan lalu sempet anjlok Rp17.000-Rp18.000 jadi rugi besar,” kata dia menambahkan.

Itulah sejumlah penyebab harga telur naik di pasaran. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini?

Artikel Terkait: Caviar Beluga, Telur Ikan Termahal yang Sering Dimakan Sisca Kohl

Pemerintah Akan Gelar Operasi Pasar

Apabila harga telur tidak turun hingga di bawah Rp30.000 per kilogram dalam beberapa hari ke depan, Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian akan menggelar operasi pasar.

“Kami terus berkoordinasi intensif dengan Kemendag, Kementan, dan Satgas Pangan, hari ini sudah bertemu Dirjen PKH Kementan sepakat akan melakukan langkah-langkah stabilisasi di antaranya operasi pasar,” kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulis (25/8).

Arief menjelaskan, sebetulnya pihaknya telah merumuskan langkah penguatan sektor perunggasan secara berkelanjutan pada beberapa minggu terakhir. Salah satunya adalah menyusun rancangan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP). Namun, karena HAP tidak dijalankan, maka pihaknya akan melakukan operasi pasar. 

Terlepas dari pernyataan Kepala Badan Pangan Nasional tersebut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) juga mengatakan, pada akhir September 2022 mendatang, harga telur ayam sudah bisa mencapai di bawah Rp30.000 per kilogram.

“Ya, tentu saya kira akhir September sudah di bawah Rp 30.000,” kata Zulhas setelah menghadiri Rapat Kerja Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN dan Menteri Perdagangan pada Kamis (24/8).

***

Baca juga:

12 Penyebab Bintik Merah pada Pipi atau Wajah Bayi & Cara Menghilangkannya

Jadi Model Vogue Korea, Gong Hyo Jin dan Shin Min Ah Ceritakan Persahabatan Mereka

Anniversary Pernikahan, Rio Dewanto ke Istri: “Dia Terlihat Semakin Muda”