Parents, Kenali 6 Penyebab Anak Cengeng dan Cara Mengatasinya 

Penyebab anak cengeng dapat berasal dari kesalahan pola asuh serta sifat bawaan sejak dalam kandungan, terutama bila Bunda terlalu stres saat hamil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menangis menjadi salah satu cara anak untuk mengekspresikan perasaanya, seperti sedih, takut, bahkan marah. Menangis merupakan hal wajar. Namun, ada beberapa anak yang lebih mudah menangis atau cengeng. Mereka cenderung sering merengek karena hal-hal sepele. Bahkan rengekannya bisa berlangsung hingga berjam-jam. Di balik sifatnya itu, ternyata ada penyebab anak cengeng yang perlu diperhatikan orang tua. 

Tangisan anak merupakan hal wajar sehingga orang tua tidak perlu merasa kesal. Namun, tangisan yang terus-menerus juga bisa mengganggu orang lain. Menghadapi anak cengeng membutuhkan kesabaran khusus. Untuk mengatasinya, Parents harus mengetahui penyebab anak cengeng.

Berikut beberapa penyebab anak cengeng dan cara menghadapinya.

Artikel Terkait: 4 Situasi yang Membuat Anak Diam-Diam Menangis di Belakang Anda

6 Penyebab Anak Cengeng

1. Penyebab Anak Cengeng karena Emosi Ibu Tidak Stabil Saat Hamil

Sumber: unsplash

Anak cengeng ternyata bisa disebabkan oleh emosi ibu yang tidak stabil saat hamil. Penelitian dari Association for Psychological Science mengemukakan bahwa janin yang berumur enam bulan dapat merasakan emosi yang ibu rasakan.

Saat ibu hamil mengalami stres, tubuh akan menghasilkan hormon stres dan tersalurkan ke janin melalui plasenta. Kondisi tersebut dapat berdampak pada kondisi psikologis bayi.

Hal tersebut juga dapat terbawa pada anak hingga dewasa. Anak cenderung akan tumbuh menjadi cengeng dan penakut. 

2. Penyebab Anak Cengeng karena Sensitif 

Anak yang cengeng juga dapat dipengaruhi karena sifatnya yang lebih sensitif dibanding anak-anak lain. Untuk anak-anak yang memiliki perasaan halus, hal kecil saja bisa memancing tangisannya. Ia akan menangis hanya karena ditinggal sebentar ke kamar mandi dan bahkan menangis saat ibunya pergi ke ruangan lain. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Anak Meminta Perhatian 

Melansir Webmd.com, psikolog perkembangan Becky Bailey mengatakan bahwa anak yang merengek atau menangis dapat menjadi tanda bahwa ia sedang meminta perhatian. Mungkin orang tuanya sibuk sehingga ia meminta waktu untuk diperhatikan. Anak ingin mendapatkan perhatian dari orang tua. 

Artikel Terkait: Anak Laki-Laki Sering Dilarang Menangis, Tetapi Mengapa Masih Ada Pria yang Sering Membuat Wanita Menangis?

4. Tangisan Jadi Senjata Ampuh

Sumber: unsplash

Air mata anak menjadi senjata ampuh untuk meluluhkan hati Ayah maupun Bunda. Misalnya anak menangis ketika ditegur karena melakukan hal buruk. Orang tua cenderung tidak tega dan mengurungkan niatnya untuk menegur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Biasanya hal tersebut sudah tampak sejak batita. Anak seperti menemukan cara untuk terhindar dari teguran dan hukuman dengan cara menangis.

Selain itu, anak juga akan menggunakan tangisan untuk mendapatkan kemauannya. Anak akan terus bersikap cengeng karena cara tersebut berhasil untuk mewujudkan keinginannya. 

5. Anak Selalu Dilarang

Ternyata pola asuh orang tua juga turut memengaruhi sifat cengeng pada anak. Anak yang selalu dilarang akan tumbuh menjadi anak yang penakut dan selalu cemas ketika akan melakukan sesuatu yang di luar dari kebiasaannya.

Selalu merasa tidak yakin dengan apa yang dilakukannya. Saat ingin berbuat sesuatu ia selalu merasa takut dimarahi oleh orang tuanya. Merasa setiap langkah-langkahnya salah. Akibatnya ia mudah menangis saat menghadapi sesuatu yang baru atau yang membuatnya khawatir. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Anak Dimanja

Sebaliknya, membesarkan anak dengan serba dimanja berlebihan juga berpotensi membuat anak lebih cengeng. Keinginannya selalu dituruti selama hidupnya.

Bila suatu saat orang tua tidak mampu memenuhi keinginannya, ia akan menggunakan tangisan untuk mendapatkannya. Apalagi bila anak mengambil kesimpulan bahwa dengan merengek atau menangis maka keinginannya bisa terpenuhi.

Hal ini akan sangat buruk bila terbawa hingga dewasa. Dia tidak akan berusaha untuk memperoleh sesuatu dengan upayanya. Yang ia lakukan hanya merengek pada orang tua.

Artikel Terkait: Parents, ini 7 tips ampuh mengatasi sikap manja pada anak

Cara Mengatasi Anak yang Cengeng 

Anak-anak menangis memang suatu hal yang wajar. Namun, terkadang tangisannya itu berlebihan, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tidak membuat air matanya tertumpah.

Tangisannya mungkin dapat mengganggu orang-orang di sekitarnya. Terlebih bila tangisan itu hanya untuk mewujudkan keinginannya. Orang tua perlu mengendalikan sifat cengeng anak secepatnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jangan sampai hal tersebut terbawa hingga dewasa. Berikut beberapa cara untuk mengatasi anak yang cengeng.

1. Abaikan Perilakunya

Sumber: freepik

Bila anak mulai merengek sebaiknya abaikan saja perilakunya dan jangan memarahinya. Dr. Dunya Poltorak, psikolog medis pediatrik yang berpraktik di Birmingham, Michigan, mengatakan hal pertama yang harus diketahui adalah bahwa mendisiplinkan anak yang merengek dapat menjadi bumerang. 

“Memarahi atau mendisiplinkan dapat secara tidak sengaja memperkuat perilaku. Mereka mencari tanggapan, bila tidak mendapat respons positif, mereka akan mencari yang negatif,” kata dr. Poltorak kepada New York Times. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Carilah waktu yang tepat untuk duduk bersama anak dan dengarkan keluh kesahnya. Beri pengertian padanya cara meminta bantuan ataupun yang mereka inginkan dengan baik.

Di sisi lain, mengabaikan anak juga dapat memicu sifat cengengnya. Ia akan terus-menerus merengek hingga mendapatkan perhatian. Jadi tetaplah pada jalur dan biarkan mereka memahami bahwa menangis maupun merengek tidak akan membuatnya mendapatkan yang ia inginkan.

2. Kendalikan Penyebab Anak Cengeng Sebelum Terjadi

Cobalah amati perilaku anak-anak, apakah ia memiliki tanda-tanda untuk bersikap cengeng? Orang tua perlu memberinya perhatian positif sebelum sifat tersebut dimulai.

Saat anak mulai menangis dengan cara yang tidak wajar seperti menjerit dan mengamuk, beri tahu anak dan komunikasikan cara-cara mengungkapkan keinginan dengan baik. Hal tersebut dilakukan agar anak mampu mengungkapkan perasaannya ataupun yang diinginkannya selain dengan tangisan.

Bila selama ini terbiasa memanjakan anak, cobalah sekali-kali untuk membiarkan anak merasa kecewa.

3. Berikan Perhatian Positif Saat Anak Berhenti Menangis 

Segera setelah rengekan berhenti, berikan anak perhatian positif. Puji anak dengan mengatakan sesuatu bahwa Parents bangga karena sudah tidak menangis lagi. Perhatian positif pada perilaku yang baik dan itu akan mendorong anak  untuk mencari perhatian dengan cara yang positif.  

4. Tetap Tenang dan Jangan Menyerah 

Sumber: unsplash

Tangisan dan teriakan anak dapat membuat orang tua juga ikut stres. Sebaiknya ambil napas dalam-dalam dan tenangkanlah diri.

Apa pun yang terjadi jangan menyerah, terlebih bila menuruti semua keinginan anak agar dia berhenti menangis. Hal tersebut dapat memicu anak menemukan senjata ampuh untuk mendapatkan yang dia inginkan. 

5. Buat Kesepakatan dengan Anak

Cara terakhir ini ini terbilang sulit, tetapi cukup efektif untuk mengendalikan anak yang cengeng. Beri tahu anak aturan untuk meminta sesuatu dengan benar.

Misalnya orang tua akan memenuhi keinginan si kecil jika ia bisa meminta dengan tenang tanpa menangis. Bantu anak-anak memahami bahwa tangisan adalah suatu masalah, bukan senjata untuk mendapatkan sesuatu.

Sayangnya, usaha ini juga bisa berantakan saat kakek dan nenek justru menyerah pada tangisan anak.

Menangis memang bukanlah sesuatu yang buruk dan salah. Bisa jadi itu karena sisi sensitif pada anak. Namun, adakalanya anak yang cengeng juga memiliki dampak negatif. Terutama saat anak merekayasa tangisannya untuk mendapatkan yang ia mau dari orang lain. Tentu saja hal ini harus dicegah karena tidak baik bagi kepribadiannya di masa depan. 

Baca juga: