Video ini bagus sekali untuk mengingatkan kita semua, termasuk anak laki-laki maupun pria dewasa.
APA YANG PALING PENTING DARI DIRI SEORANG MANUSIA?
APA YANG PALING PENTING DARI DIRI SEORANG MANUSIA?Oleh Tim Yayasan Kita dan Buah HatiNarasumber : Elly Risman, Psi (Direktur, Psikolog, dan Trainer Yayasan Kita dan Buah Hati)〰〰〰〰〰〰Apa yang paling penting dari diri seorang manusia?Ibu Elly Risman menjawab : Perasaannya.Perasaan mencerminkan keseluruhan diri seseorang.Mengapa? Karena yang berkembang pertama kali dari otak seseorang (otak merupakan mesin utama manusia bukan?) adalah pusat perasaan.Manusia pertama kali belajar segala sesuatu didorong oleh perasaan, terutama perasaan diri dan orang terdekat.Kita pertama kali belajar berkomunikasi dengan mengutarakan perasaan (melalui senyuman, tawa, tangisan, rengekan, bahkan rintihan).Kita juga belajar merespon orang lain dari perasaan kita yang menangkap perilaku orang tersebut.Lalu, bagaimana jika kita menolak atau mengabaikan perasaan seseorang? Yang diterima orang tersebut adalah kita menolak keseluruhan dirinya. Apalagi bagi anak-anak yang sedang belajar menamai dan mengenali perasaannya sendiri.Apa yang kelak terjadi saat anak dewasa? Ia yang terlalu sering ditolak perasaannya, belajar bahwa perasaannya tidak penting.Lalu, bagaimana mungkin ia bisa mengelola perasaannya? bagaimana mungkin ia bisa menerima perasaan orang lain?Berikut video kampanye di India dari #VogueEmpower untuk menyikapi perlakuan laki-laki terhadap wanita, dimana wanita seringkali menjadi korban perasaan laki-laki dalam bentuk kekerasan dan perkosaan.Tak beda dengan di Indonesia, anak laki-laki tidak (boleh) menangis.Dampaknya? Terwujud dalam kasus yang umum terjadi : kekerasan terhadap yang lebih lemah. Masalah lebih pelik ketika korban kekerasan lalu melampiaskan kepada yang lebih lemah lagi. Terbentuklah lingkaran kekerasan. Dari mana mulai mengurai?Video bertagar #StartWithTheBoys mengambil akar masalah yang tepat. Mengajak orangtua untuk menerima perasaan anak kita, terutama anak laki-laki. Mengapa?Daniel Goleman menyatakan bahwa problem solving dan kecerdasan emosi (mengenali emosi, mengelola emosi, dan ekspresi emosi dengan cara yang benar), diajarkan oleh ayah.Kecerdasan emosi tak bisa diajarkan semalam jadi. Ia adalah buah dari pengasuhan sejak bayi baru lahir.Tak beda dengan perempuan, anak laki-laki juga manusia.baca bahasa tubuh anak kita, lalu terima dan namai perasaannya."kamu lapar ya? ooo sakit ya karena jatuh? kamu takut tenggelam ya? kamu khawatir ibu pergi ya?" Hadirkan diri kita 100% untuk mendengarkan apa yang membuat ia merasa lapar, sakit, takut, dan berbagai perasaan yang ia rasakan. Bantu anak kita menerima emosinya dengan belaian, pelukan, dan memberi rasa tenang. Ajarkan anak untuk mengekspresikan emosinya lewat kata-kata. "Oooo jadi adek ga mau masuk kelas karena takut ibu pergi?" Pahami perasaan dan kebutuhan anak dengan mendengar aktif, "jadi, adek ingin ibu temenin dulu?". Pahami keterbatasan anak dan bantu ia untuk mengatasinya bahkan sebelum kita membawanya ke situasi yang mungkin akan membuat ia tidak nyaman. "Sayang, besok adek akan mulai sekolah. Di sana akan ada bu guru yang baik, teman-teman yang banyak, ada mainan, buku, pinsil warna-warni. kamu bisa bernyanyi lagu-lagu bagus dengan bu guru dan teman-teman. Bunda juga bekalkan makanan kesukaanmu, mau? Bunda akan jemput ketika adek akan pulang". Hal tersebut membantu anak beradaptasi dan lebih siap dengan yang akan ia hadapi. Sampaikan juga perasaan kita dengan kata-kata dan tindakan untuk mendapat respon positif. "Bunda akan senang sekali jika adek masuk kelas dengan gembira dan ikut main bersama teman-teman di dalam kelas".Jika kenyataan yang terjadi tak seindah yang dibayangkan, lakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan sebagai orang tua : Menerima perasaan dan memahami kebutuhannya.〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰Yayasan Kita dan Buah Hati〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰Fanpage:Yayasan Kita dan Buah HatiTwitter:@kitadanbuahhatiAlamat:Jalan Tamansari Persada Raya Blok 1 No. 12, BekasiNo HP:0856 7010 222
Posted by Yayasan Kita dan Buah Hati on Monday, 26 October 2015
Baca juga:
Pesan Seorang Ibu Tentang Pentingnya Membiarkan Anak Laki-laki Menangis
Seringkali banyak orang tua mengatakan bahwa seorang anak lelaki tidak boleh menangis. Dengan adanya pandangan tersebut mengajarkan bahwa sosok lelaki haruslah selalu dianggap kuat dan tidak boleh terlihat lemah. Akan tetapi, mengapa pria dewasa masih ada yang membuat wanita menangis? Video satu ini pun nantinya akan memperlihatkan cara orang tua mendidik anak lelaki, dan tentang seorang pria yang masih tega menyakiti wanita. Berikut simak ulasannya.
Sekilas Mengenai Isi Video yang Perlu Anda Tahu
Di dalam video yang memiliki durasi 1 menit 58 menit ini merupakan salah satu video dari India yang juga bekerja sama dengan Vogue Empower. Dimana dalam video ini ditunjukkan bahwa seorang anak laki-laki tidak diperbolehkan menangis di dalam kondisi apapun. Proses mendidik dengan cara ini pun nampaknya telah terjadi sejak kecil. Dimana hal ini terlihat di dalam video yang menggambarkan seorang anak lelaki kecil yang tidak ingin mandi.

Akan tetapi, sang orang tua tersebut tetap menyuruh anak untuk tetap berada di kamar mandi. Anak lelaki kecil itu pun menangis, akan tetapi jawaban dari sang ibu pun mengatakan bahwa anak lelaki tak boleh menangis. Cara mendidik seperti itu pun terus berlanjut hingga anak lelaki kecil tersebut memasuki bangku taman kanak kanak. Dimana seorang guru pun mengajarkan bahwa lelaki tak boleh menangis.
Pada adegan lain pun juga menunjukkan bahwa ada anak lelaki kecil yang ditinggal pergi oleh ibunya. Anak lelaki tersebut dititipkan kepada nenek dan kakeknya. Karena merasa ditinggal oleh orang tuanya, maka sang anak pun akhirnya menangis. Tetapi sang ibu tetap saja mengatakan bahwa kalau seorang anak laki-laki tidak boleh menangis.
Proses mendidik yang dilakukan oleh orang tua tersebut tetap saja berlanjut pada kondisi apapun. Mulai dari anak lelaki yang jatuh, anak lelaki yang takut untuk disuntik hingga anak lelaki yang sedang dipaksa oleh ayahnya untuk berenang. Tidak sekali dua kali para orang tua mengatakan bahwa anak lelaki tak boleh menangis, tapi hampir di segala kondisi dan situasi.
Bahkan cara mendidik anak satu ini pun juga terus berlanjut hingga mencapai usia remaja. Dimana hal ini terlihat pada adegan dimana ketika sang anak selesai bertanding dan menangis ke arah ayanya, lagi-lagi orang tua pun mengatakan bahwa ia tidak ingin untuk anak lelakinya tersebut menangis. Akan tetapi, pada akhir video ditampilkan sebuah adegan bahwa laki-laki ketika dewasa menampar dan membuat wanita menangis.

Sehingga, pesan yang tertuang di penghujung video pun mengatakan bahwa sering kali orang tua mengatakan dan mengajarkan anak lelakinya untuk tidak menangis. Akan tetapi, orang tua lupa bahwa ia tidak mengajarkan anaknya untuk tak menyakiti seorang perempuan hingga membuatnya menangis. Video satu ini pun akan membuka sedikit pemikiran Anda tentang bagaimana cara mengasuh anak lelaki Anda tersebut.
Pesan yang Bisa Anda Ambil Melalui Video Tersebut
Dalam video yang diunggah di Facebook dalam akun yayasan Kita dan Buah Hati ini menunjukkan bagaimana orang tua mengajarkan anak laki-laki di keluarganya untuk tidak menangis. Akan tetapi, cara mendidik anak seperti itu tentu saja sedikit tidak benar. Pasalnya menangis merupakan hal yang wajar untuk dilakukan oleh anak-anak bahkan orang dewasa.
Akan tetapi, terkadang orang tua mengatakan bahwa menangis merupakan hal yang akan menunjukkkan kelemahannya. Dengan respon orang tua yang seperti itu, tentu saja nantinya akan berdampak yang kurang baik pada anak tersebut di kemudian hari. Sebaliknya, Anda pun bisa membiarkan anak untuk sesekali meluapkan emosinya dengan menangis. Dan Anda pun bisa memberi tahu bahwa ada beberapa hal yang memang tidak boleh untuk ditangisi.

Sehingga ketika Anda mengajarkan dan memberi tahu anak dengan kalimat tersebut, maka akan membuat anak lelaki Anda menjadi lebih baik. Dibandingkan dengan terus menerus mengatakan bahwa anak lelaki tidak boleh menangis. Dengan cara tersebut, maka nantinya Anda akan membantu si kecil untuk tak menangisi hal yang tidak perlu. Sehingga Anda pun tak perlu untuk menekan emosi dan mengabaikan perasaan dari anak lelaki Anda.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.