Apa Itu Penyakit Trikomoniasis Pada Ibu Hamil?

Catat berbagai gejala dan penanganan berikut ini ya, Bun!

Ada beragam jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang sebaiknya diwaspadai setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Salah satu jenis IMS yang umum terjadi ialah penyakit trikomoniasis.

Apa Itu Trikomoniasis?

Trikomoniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Kondisi ini  membahayakan, khususnya bila terjadi pada ibu hamil karena bisa memengaruhi kesehatan ibu maupun janin.

Seperti penyakit menular seksual lainnya, trikomoniasis merupakan penyakit yang bisa menular melalui hubungan seksual. Selain itu, penyakit ini pun bisa menular melalui alat bantu seks seperti sex toys maupun pengaman seperti kondom.

Tak jarang seseorang yang mengidapnya tidak menimbulkan berbagai gejala khusus. Namun, parasit yang sudah bersarang di tubuh tetap bisa ditularkan melalui berbagai media, tak terkecuali pada ibu hamil yang memiliki daya tahan tubuh lebih rendah.

Artikel terkait : Penyakit menular seksual mengancam, ini langkah pencegahannya!

Gejala Penyakit Trikomoniasis

Gejala biasanya muncul tidak langsung pada saat parasit menginfeksi. Biasanya gejala-gejala akan nampak mulai dari 5-28 hari saat seseorang sudah terinfeksi, namun bisa juga lebih lama pada beberapa kondisi.

Ada beberapa gejala yang bisa dirasakan perempuan saat sudah mengalami kondisi ini, di antaranya:

  • Rasa seperti terbakar di alat kelamin.
  • Mengalami gatal di sekitar kelamin.
  • Keputihan abnormal, bisa berwarna putih, abu-abu, kuning, maupun hijau. Biasanya bisa juga berbusa dengan aroma yang tidak enak.
  • Rasa sakit saat buang air kecil.
  • Mengalami sakit saat berhubungan seksual.
  • Mengalami bercak atau perdarahan pada vagina.
  • Vagina menjadi lebih bengkak atau kemerahan.
penyakit trikomoniasis

Kenali berbagai komplikasi penyakit trikomoniasis pada ibu hamil

Pada laki-laki, ada juga berbagai gejala trikomoniasis yang bisa dirasakan, diantaranya:

  • Keluarnya cairan putih dari penis.
  • Penis mengalami iritasi.
  • Mengalami rasa terbakar saat buang air kecil maupun setelah ejakulasi.

Artikel terkait : Kenali dan waspadai 9 Penyakit Infeksi Menular Seksual ini

Kapan Harus Menemui Dokter?

Anda bisa segera menemui dokter ahli atau kunjungi klinik kesehatan seksual setempat jika mengalami salah satu gejala trikomoniasis atau merasa terinfeksi.

Trikomoniasis biasanya dapat didiagnosis setelah pemeriksaan alat kelamin dan tes laboratorium yang dilakukan pada swab yang diambil dari vagina atau penis.

Jika tes menunjukkan Anda menderita trikomoniasis, pasangan seksual Anda saat ini dan pasangan baru lainnya juga harus diuji dan diobati.

Penyebab Trikomoniasis

Penyakit Trikomoniasis

Penyebab Penyakit Trikomoniasis

Penyakit Trikomoniasis disebabkan oleh protozoa bersel satu, sejenis parasit kecil yang disebut Trichomonas vaginalis. Parasit ini dapat ditemukan di mana saja dan sifatnya sangat mudah menular.

Parasit Trichomonas vaginalis sering kali ditularkan selama berhubungan seksual dari orang yang terinfeksi ke orang lain yang sehat, seperti seks vaginal, oral atau anal. Infeksi dapat ditularkan antara pria dan wanita, wanita, dan terkadang pria.

Pada wanita, bagian tubuh yang paling sering terinfeksi parasit Trichomonas vaginalis adalah vulva, vagina, serviks (leher rahim) dan uretra (saluran kencing).

Sementara pada pria, parasit paling sering menginfeksi bagian dalam penis atau uretra. Selama berhubungan seksual, parasit bisa menyebar ketika penis bersentuhan dengan vagina.

Selain alat reproduksi, trikomoniasis juga berisiko menginfeksi bagian tubuh lain, seperti tangan, mulut, atau anus. Namun, perlu diingat bahwa penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui:

  • berciuman atau berpelukan
  • berbagi cangkir, piring, atau peralatan makan
  • kursi toilet

Masa inkubasi atau perkembangan penyakit sejak parasit masuk ke dalam tubuh sampai gejala muncul belum dapat diketahui secara pasti, namun diperkirakan berkisar antara lima hingga 28 hari.

Akan tetapi, belum diketahui penyebab trikomoniasis terkadang tidak menunjukkan gejala. Meski tanpa gejala, Bunda atau pasangan tetap bisa menyebarkan infeksi.

Diagnosis Trikomoniasis

Trikomoniasis dapat didiagnosis dengan melihat sampel cairan vagina untuk wanita atau urine untuk pria di bawah mikroskop. 

Jika parasit dapat dilihat di bawah mikroskop, tidak diperlukan tes lebih lanjut. Namun, jika tes di atas kurang meyakinkan, tes antigen cepat dan amplifikasi asam nukleat dapat digunakan. 

Jika sudah pasti menderita trikomoniasis, dokter mungkin juga melakukan tes untuk infeksi menular seksual (IMS) lainnya sehingga penyakit tersebut juga dapat diobati.

Temui dokter umum atau klinik kesehatan seksual setempat jika mengalami salah satu gejala trikomoniasis atau merasa terinfeksi. Pasangan seksual pasien yang terinfeksi juga harus mendapatkan perawatan.

Komplikasi pada Ibu Hamil

penyakit trikomoniasis

Kenali berbagai komplikasi penyakit trikomoniasis pada ibu hamil

Bila ibu hamil sampai terinfeksi penyakit ini, ada beragam komplikasi serius yang bisa terjadi, di antaranya:

  • Bayi akan lahir dengan berat badan yang rendah.
  • Ibu akan bisa menularkan penyakitnya ini melalui jalan lahir.
  • Janin akan terlahir secara prematur dengan berbagai risiko kesehatan.
  • Ibu menjadi lebih mudah terinfeksi HIV/AIDS.

Melihat berbagai komplikasi bahaya yang bisa terjadi, sebaiknya setiap ibu hamil mengetahui berbagai gejalanya.

Artikel terkait : Infeksi ginjal pada ibu hamil atau Pielonefritis wajib diwaspadai, ini gejalanya!

Faktor Risiko Ibu Hamil

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan ibu hamil lebih berisiko mengalami kondisi ini. Bunda akan memiliki risiko lebih tinggi bila:

  • Melakukan hubungan seksual tanpa kondom.
  • Memiliki pasangan seksual yang terinfeksi.
  • Berganti-ganti pasangan seksual.
  • Mengalami atau memiliki penyakit Infeksi Menular Seksual lainnya.
  • Memiliki riwayat penyakit trikomoniasis sebelumnya.
  • Usia aktif secara seksual di bawah 25 tahun.

Bila Bunda memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas, sebaiknya segera periksakan kondisi kesehatan ke dokter lalu lakukan skrining.

Menghindari Penularan pada Bayi

Tentu memerhatikan gejalanya selama kehamilan penting dilakukan dan jangan sampai disepelekan. Melakukan skrining penting sebagai langkah awal menghindarkan infeksi pada bayi.

Bila sudah didiagnosis positif, sebaiknya segera lakukan berbagai perawatan untuk mencegah kondisi ini menjadi lebih buruk. Usahakan kondisi ini memang sudah ditangani dengan baik selama masa kehamilan.

Saat Bunda sudah sembuh dari infeksi ini sejak masa kehamilan, risiko penularannya saat kelahiran pada si kecil pun sudah tidak akan ada lagi.

Penanganan Trikomoniasis

Bila ibu hamil sudah terlanjur mengalaminya, dokter biasanya akan memberikan resep obat yang masih cukup aman untuk kehamilan. Biasanya dokter akan meresepkan metronidazole atau tinidazole dengan merek umum Flagyl atau Tindamax.

Tak hanya bumil yang sebaiknya mendapatkan perawatan, pasangan pun sebaiknya melakukan tes lalu menjalani perawatan yang sama. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mencegah kondisi memburuk atau pasangan saling menularkan.

penyakit trikomoniasis

Penanganan penyakit trikomoniasis saat hamil

Efek Samping Pengobatan

Metronidazole dapat membuat Anda merasa mual dan menyebabkan sedikit rasa logam di mulut. Sebaiknya diminum setelah makan. Hubungi dokter jika Bunda mulai muntah, karena pengobatan tidak akan efektif jika Bunda tidak dapat menelan tablet.

Jangan minum alkohol saat mengonsumsi metronidazole dan setidaknya 24 jam setelah menyelesaikan antibiotik. Minum alkohol saat minum obat ini dapat menyebabkan efek samping yang lebih parah, antara lain:

  • detak jantung cepat atau jantung berdebar-debar
  • kulit memerah
  • mual dan muntah

Jika Anda memiliki alergi terhadapnya, dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau dokter spesialis kulit dan kelamin juga dapat merekomendasikan pengobatan alternatif jika metronidazole tidak cocok untuk Anda.

Pengobatan Alternatif Trikomoniasis, Apa Bisa?

Apa Itu Penyakit Trikomoniasis Pada Ibu Hamil?

Ketika seorang perempuan, laki-laki bahkan ibu hamil memiliki kondisi kesehatan seperti trikomoniasis, biasanya akan mencari tahu tentang pengobatan alternatif secara alami atau rumahan. 

Sebab masih banyak orang yang lebih memilih pengobatan alternatif dan mencoba menghindari penggunaan antibiotik jika tidak diperlukan. Namun, apakah pengobatan alternatif bisa bekerja secara efektif dan aman?

Melansir Healthline, ada sejumlah studi mengenai terapi alternatif yang telah dipelajari untuk pengobatan trikomoniasis, di antaranya:

1. Teh Hitam

Sebuah penelitian di 2017 menguji efek teh hitam pada trichomonad, termasuk parasit yang menyebabkan trikomoniasis. Dalam penelitian itu, teh hitam bukan satu-satunya ramuan yang mereka pelajari. Mereka juga menggunakan teh hijau dan ekstrak biji anggur.

Para peneliti memaparkan ekstrak teh hitam pada tiga jenis parasit yang berbeda, termasuk yang menyebabkan IMS. Mereka menemukan bahwa ekstrak teh hitam menghentikan pertumbuhan ketiga jenis trichomonad. Ini juga membantu membunuh jenis trikomoniasis yang kebal antibiotik.

Namun, hasil studi diperoleh di laboratorium dan belum direplikasi pada manusia dengan trikomoniasis. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami berapa banyak teh hitam yang dibutuhkan dan apakah itu efektif pada manusia.

2. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida adalah antimikroba alami yang digunakan sebagian orang untuk mencegah infeksi. Beberapa pencarian di Internet menunjukkan bahwa hidrogen peroksida mungkin dapat mengobati trikomoniasis. Namun, belum ada penelitian yang dapat membuktikan hal ini. 

Sebelumnya, sejumlah peserta dalam studi penelitian membasuh atau mengairi alat kelamin (douching) menggunakan hidrogen peroksida, namun hal itu tidak dapat mengobati infeksi mereka.

Selain itu, hidrogen peroksida berpotensi mengiritasi jaringan vagina atau penis yang halus. Itu juga dapat membunuh bakteri sehat yang dapat melindungi Anda dari infeksi lain.

3. Bawang Putih

Bawang putih memiliki sifat antibakteri dan antiprotozoa. Satu studi menemukan bahwa mengonsumsi bawang putih menghambat pertumbuhan parasit dalam tubuh. Bawang putih yang tersedia secara komersial mungkin merupakan pengobatan trikomoniasis yang menjanjikan tetapi membutuhkan penelitian lebih lanjut.

4. Ekstrak atau Jus Delima

Delima adalah buah merah beraroma yang juga memiliki khasiat obat. Sebuah studi di tahun 2011 menemukan bahwa ekstrak buah delima (Punica granatum) membantu membunuh parasit yang menyebabkan trikomoniasis.

Namun, kemampuan membunuh parasit ini tergantung pada pH lingkungan. Karena pH dapat bervariasi pada infeksi, sulit untuk mengatakan apakah seseorang memiliki pH tubuh yang tepat untuk membunuh infeksi.

Obat ini juga tidak diuji pada manusia, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengelola efektivitas pada orang dengan penyakit trikomoniasis.

Apa Itu Penyakit Trikomoniasis Pada Ibu Hamil?

5. Jahe

Jahe dikenal memiliki antioksidan dan memiliki nilai tinggi untuk sifat anti-inflamasi, antinausea, dan bahkan antikanker.

Sebuah studi menyebutkan bahwa ekstrak jahe dapat untuk menghancurkan Trichomonas vaginalis, parasit yang bertanggung jawab untuk trikomoniasis ketika digunakan pada sampel parasit yang diperoleh dari tikus. Namun saat ini belum disetujui atau tersedia sebagai pengobatan untuk infeksi pada manusia.

6. Resveratrol

Resveratrol adalah sejenis polifenol, senyawa yang ditemukan pada tumbuhan dan makanan nabati. Senyawa ini memiliki sifat antimikroba dan antiparasit. Sifat-sifat ini dapat membantu mengobati trikomoniasis, terutama bila infeksi tidak merespons terapi antibiotik.

7. Basil atau Daun Kemangi

Ada berbagai herbal yang secara tradisional digunakan untuk mengobati infeksi menular seksual. Daun kemangi, misalnya, dikenal sebagai “mikrobisida kuat” yang dapat membunuh jamur dan bakteri.

Sebuah studi in vitro menunjukkan bahwa minyak esensial kemangi, serai, dan kayu putih menunjukkan tindakan antiparasit ketika terkena Trichomonas vaginalis hanya setelah 12 hingga 24 jam.

Penelitian lebih lanjut diperlukan pada ramuan ini dalam pengaturan dunia nyata sebelum direkomendasikan sebagai alternatif pengobatan antibiotik standar.

8. Tomat

Senyawa yang terdapat pada tomat diduga memiliki sifat anti protozoa yang dapat menekan pertumbuhan Trichomonas vaginalis. Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi tomat untuk melawan trikomoniasis tidak seefektif obat yang direkomendasikan yaitu Flagyl.

9. Jintan Hitam

Dalam ulasan tentang herbal untuk mengobati Trichomonas vaginalis, para peneliti berbagi bahwa setelah hanya 24 jam terpapar infeksi, ekstrak jintan hitam dalam konsentrasi 2 miligram per mililiter mungkin sama efektifnya dengan metronidazole, obat yang biasa digunakan.

Penulis penelitian yang dirujuk menjelaskan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum merekomendasikan dosis standar jintan hitam untuk mengobati infeksi.

10. Asam Borat 

Penelitian menunjukkan bahwa asam borat dapat menekan pertumbuhan Trichomonas vaginalis. Asam borat dapat membantu kesehatan vagina karena dapat membantu mengembalikan pH alami vagina yang asam. Sebuah penelitian menemukan bahwa asam borat dapat membantu dalam mengobati trikomoniasis.

Namun, sama dengan bahan-bahan lainnya di atas, temuan ini masih teori dan hanya meletakkan dasar untuk studi in vitro dan klinis di masa depan tentang asam borat sebagai terapi alternatif.

Pencegahan Trikomoniasis

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terkena penyakit trikomoniasis, antara lain: 

  • Pastikan melakukan hubungan seksual yang aman. Gunakan kondom saat berhubungan intim agar terhindar dari penyakit menular seksual.
  • Kurangi jumlah pasangan seksual Anda. Semakin banyak pasangan Anda, semakin besar risiko Anda tertular penyakit kelamin.
  • Setia kepada satu pasangan seksual saja dan pastikan pasangan Anda sudah menjalani tes skrining dengan hasil negatif.
  • Pastikan alat bantu seksual yang digunakan bersih dan terbungkus kondom, serta hindari berbagi dengan orang lain.

Yuk Bun, lakukan skrining bila mengalami berbagai gejala di atas serta lakukan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter.

Artikel diupdate oleh: Gita Meirillia

Baca Juga :

Cegah Penyakit Menular Seksual, Cukupkah dengan Setia pada Pasangan?

10 Penyakit Menular Seksual Beserta Gejala dan Penyebabnya, Yuk Waspada!

Waspada Mycoplasma Genitalium, Penyakit Menular Seksual Baru yang Berbahaya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.