Jangan Sampai Menderita Penyakit Ini Setelah Lebaran, Nanti Menyesal!

Ini dia penyakit setelah Lebaran yang paling banyak terjadi. Penyebab utamanya karena makan berlebihan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di Indonesia, merayakan Hari Raya Idul Fitri setelah berpuasa di bulan Ramadan selama 30 hari, identik dengan sajian makanan lezat yang kebanyakan bersantan dan penuh dengan lemak. Jika pola makan tidak dijaga, bukan tidak mungkin Anda akan menderita penyakit setelah Lebaran.

Lho, memangnya ada penyakit karena merayakan Lebaran? Ada, tetapi ini bukan salah hari rayanya, ya. Melainkan konsumsi makanan berlebihan saat merayakan hari raya tersebut bersama keluarga. yang mengakibatkan efek buruk pada tubuh.

Sumber: Instagram @wulannurmala28

Agar Anda tidak justru malah sakit setelah Lebaran, baca dulu penjelasan dari Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. Juwalita Surapsari di bawah ini.

Artikel terkait: 12 Penyakit yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa, Agar Tak Makin Sakit

Penyakit Setelah Lebaran yang Sering Terjadi

Dalam acara OMRON Virtual Media Briefing, Dr. Juwalita menjelaskan bahwa berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ilona L, dkk, pada 2017, ditemukan fakta bahwa telah terjadi kenaikan asupan energi total (kkal) pada Hari Raya Idul Fitri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dari data tersebut disebutkan bahwa bahkan hingga 3 minggu setelah hari raya, peningkatan kkal masih terjadi yang paling utama berasal dari asupan lemak dari makanan yang dikonsumsi. Hal tersebut sebenarnya tidak mengherankan karena makanan khas Lebaran memang identik dengan makanan tinggi kalori dan kolesterol.

Sumber: Instagram @tukuomaneh

Peningkatan kalori dalam tubuh ini tentu saja akan menimbulkan penyakit. Data pada 2019 di RS Tipe B di Jakarta, menunjukkan bahwa di antara beberapa penyakit yang timbul setelah Lebaran, dua yang paling sering terjadi adalah hipertensi dan diabetes.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyebab Terjadinya Penyakit Hipertensi Setelah Lebaran

Bagi penderita darah tinggi, jika tidak menjaga pola makan saat hari raya dan tidak minum obat dengan teratur, wajar saja jika tekanan darah tinggi menjadi naik dan akhirnya menimbulkan komplikasi.

Namun, bagaimana dengan orang sehat? Bisakah tiba-tiba menderita hipertensi setelah Lebaran? Jawabannya, tentu saja bisa.

Makanan berkolesterol tinggi yang dikonsumsi saat Hari Raya Idul Fitri berisiko menyebabkan penumpukan plak pada pembuluh darah. Hal ini akan membuat pembuluh darah mengeras, kaku, dan menyempit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika ini terjadi, maka akan ada gangguan aliran darah yang membuat jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras untuk bisa mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Saat itulah hipertensi terjadi.

Artikel terkait: Alami Hipertensi? Ini 5 Makanan Terbaik untuk Turunkan Tekanan Darah

Dr. Juwalita membagikan sebuah hasil penelitian yang menarik dari Fabijana Jakulj, dkk, pada 2007, yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition. Menurut penelitian tersebut, pemberian single meal tinggi lemak (hingga 46% kalori total) pada orang dewasa sehat tanpa riwayat penyakit apapun, ternyata sudah bisa meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada saat melakukan aktivitas tertentu.

Jadi, sebenarnya tidak aneh jika Parents makan makanan yang berlemak selama berminggu-minggu bisa menimbulkan penyakit setelah Lebaran, seperti hipertensi.

Bagaimana dengan Risiko Penyakit Diabetes?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Masih menurut dokter spesialis gizi klinik ini, kebanyakan kasus yang terjadi adalah seseorang sebenarnya sudah memiliki gejala prediabetes tapi tidak menyadarinya. Ini sebenarnya sangat berbahaya karena itu artinya orang tersebut sudah berisiko sangat tinggi terkena diabetes, tetapi sama sekali tidak menjaga pola makannya.

Begitu bertemu dengan makanan hari raya yang mengandung banyak gula, tidak bisa menahan diri sehingga mengkonsumsinya secara berlebihan, maka penyakit diabetes “secara resmi” diderita oleh tubuh.

Itulah mengapa sang dokter mengingatkan agar bisa menahan diri untuk tidak makan berlebihan saat merayakan hari raya. “Lebaran ‘kan hanya dua hari. Jadi, makan enaknya cukup dua hari saja, jangan keterusan. Hal inilah yang membuat orang jadi terkena penyakit setelah Lebaran,” ujarnya.

Artikel terkait: 7 Tips Puasa untuk Penderita Diabetes, Supaya Puasanya Tetap Sehat!

Tips Konsumsi Makanan Lebaran Agar Tak Jadi Penyakit

Meskipun risiko terkena penyakit setelah Lebaran cukup besar, tetapi bukan berarti Parents jadi tidak bisa menikmati makanan khas hari raya dengan tenang, dong. Berikut ini ada beberapa tips dari Dr. Juwalita saat mengonsumsi makanan Lebaran agar tidak menjadi penyakit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Nikmati makanan khas Lebaran secukupnya
  • Sediakan sayuran (acar ataupun lalap) sebagai pendamping makanan agar konsumsi serat tetap tercapai
  • Jangan lupa makan buah sebagai dessert
  • Usahakan untuk menghindari kulit ayam, daging berlemak tinggi, ataupun kuah santan yang terlalu banyak. Ingat, bukan tidak boleh, ya. Namun, jangan terlalu banyak.

Tips Menjaga Tekanan Darah Tetap Sehat

Selain itu, ada beberapa cara juga yang bisa dilakukan untuk menjaga tekanan darah tetap sehat, yaitu:

  • Menjaga berat badan tetap sehat
  • Tetap aktif secara fisik, khususnya di hari raya. Libur kerja bukan berarti libur juga beraktivitas, ya.
  • Jalani pola makan DASH atau Dietary Approaches to Stop Hypertension, yaitu pola makan tinggi potasium, kalsium, magnesium, serat, dan lean protein; serta rendah lemak trans, lemak saturasi, dan garam.
  • Hindari mengonsumsi garam, apalagi berlebihan.
  • Minum obat sesuai yang dianjurkan.

Jika ini semua bisa dilakukan, maka penyakit setelah Lebaran bisa dihindari sehingga Parents bisa merayakan hari raya dengan lebih tenang bersama dengan keluarga dan orang terdekat. Tetap sehat saat Lebaran, ya!

Baca juga:

Kenali Beragam Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati Penyakit Autoimun

Penyakit Herpes : Gejala, Faktor Risiko, dan Pencegahannya