Mastoid merupakan bagian dari tulang temporal (pelipis) tengkorak yang terdiri dari rongga udara dan bertekstur lunak.
Fungsi rongga udara antara lain untuk melindungi struktur halus telinga, mengatur tekanan udara di dalam telinga, dan melindungi tulang temporal dari cedera. Ketika sel mastoid terinfeksi atau meradang, misalnya akibat infeksi telinga tengah (otitis media) yang tidak diobati, muncullah mastoiditis.
Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak. Meski tampak mengkhawatirkan, kondisi ini dapat disembuhkan dengan cepat dan tidak menimbulkan komplikasi lanjutan selama didiagnosis dan diobati secara tepat.
Sesuai perjalanan penyakitnya, mastoiditis terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Akut, yang terjadi secara tiba-tiba dan berkembang cepat
- Kronis, yang terjadi dalam waktu lama dan berkembang perlahan
Gejala Mastoiditis
Gejala mastoiditis sesungguhnya mirip dengan infeksi telinga, yaitu:
- Keluar cairan dari telinga yang bersifat terus-menerus.
- Telinga terasa sakit atau nyeri.
- Demam.
- Sakit kepala.
- Daun telinga bengkak.
- Telinga terdorong ke depan akibat pembengkakan di belakang telinga.
- Gangguan pendengaran pada telinga yang terinfeksi.
Anak-anak mungkin kesulitan untuk menggambarkan gejala yang mereka alami. Namun, Anda dapat mencurigai si Kecil mengalami mastoiditis jika suasana hatinya mudah berubah, mudah marah, rewel, serta sering memukul sisi kepala dan menarik telinga.
Rata-rata, gejala mastoiditis muncul setelah infeksi telinga berulang dan parah. Sebaiknya segera ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorok (THT) dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah mulai timbul gejala infeksi telinga, seperti tekanan atau nyeri pada telinga dan demam. Semakin cepat diobati, semakin besar peluang untuk sembuh dan terhindar dari komplikasi.
Penyebab Mastoiditis
Mastoiditis merupakan komplikasi tersering dari infeksi telinga tengah (otitis media). Hal ini disebabkan bakteri dari telinga tengah dapat menyebar ke sel-sel udara tulang mastoid sehingga memicu infeksi atau peradangan.
Pada kasus yang jarang, mastoiditis dipicu oleh pertumbuhan sel-sel kulit abnormal (kolesteatoma) yang menyumbat telinga dan memicu perkembangbiakan bakteri.
Faktor risiko utama dari mastoiditis, yaitu berusia kurang dari dua tahun, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan mengalami otitis media akut berulang.
Diagnosis Mastoiditis
Pemeriksaan dimulai dengan pertanyaan mengenai gejala dialami. Kemudian, dokter akan memeriksa bagian dalam telinga menggunakan alat berupa corong dengan kaca pembesar yang dilengkapi lampu. Alat ini disebut dengan otoskop.
Untuk mengonfirmasi temuan, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan berikut:
- Pemeriksaan darah untuk melihat profil sel darah putih.
- Foto rontgen kepala.
- Pemeriksaan telinga dan kepala dengan CT scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI).
- Kultur cairan telinga untuk mendeteksi keberadaan bakteri.
Bila mastoiditis terkonfirmasi, dokter akan melakukan pungsi lumbal untuk menentukan apakah infeksi menyebar di tulang belakang dan selaput otak.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Mastoiditis merupakan infeksi serius yang harus segera diobati dengan pemberian antibiotik. Obat harus diminum sampai habis, meski gejala telah menghilang.
Bila antibiotik tidak dihabiskan, infeksi rentan berulang kembali dan muncul kemungkinan resistensi antibiotik. Bila sudah demikian, kuman akan lebih sulit diobati di kemudian hari. Pada individu yang menjalani rawat inap di rumah sakit, antibiotik diberikan melalui selang infus.
Operasi atau pembedahan mungkin diperlukan bila pengobatan antibiotik dan perawatan lainnya tidak bekerja optimal. Ada dua jenis pembedahan yang sering dilakukan, yakni:
- Miringotomi, yakni prosedur untuk mengeluarkan cairan yang terperangkap di telinga tengah.
- Mastoidektomi, yakni prosedur pengangkatan tulang mastoid yang terinfeksi.
Setelah operasi, seseorang perlu beristirahat dari aktivitas sehari-hari setidaknya 7 sampai 10 hari. Selama masa pemulihan ini, pastikan telinga tetap bersih dan kering. Sebaiknya gunakan kapas telinga untuk mengeluarkan cairan.
Komplikasi yang Bisa Muncul
Meski sebagian besar individu dengan mastoiditis tidak mengalami komplikasi serius, infeksi dapat kembali bila pengobatan tidak dilakukan dengan cepat dan tepat. Komplikasi dari mastoiditis yang berat dan tidak diobati, yaitu:
- Gangguan pendengaran.
- Gumpalan darah.
- Abses otak.
- Meningitis.
- Kerusakan saraf wajah.
- Infeksi serius di jaringan sekitar telinga.
- Masalah pada telinga bagian dalam.
- Infeksi di seluruh tubuh atau sepsis.
Tentu Anda tidak ingin sampai mengalami mastoiditis dan komplikasinya. Oleh sebab itu, sesegera mungkin obati infeksi telinga yang dialami agar mastoiditis tidak terjadi. Pengobatan dini diperlukan untuk mencegah kerusakan permanen akibat mastoiditis dan mengurangi risiko komplikasi.
Baca Juga:
Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Faktor Resiko, Diagnosis dan Pengobatan
Salah Kaprah, 10 Mitos Migrain yang Masih Dipercaya Sebagian Masyarakat
Myasthenia Gravis, Jenis Autoimun Langka yang Sebabkan Otot Lemah