Seorang wanita di Uganda dinobatkan menjadi pemegang rekor dunia karena memiliki jumlah anak terbanyak. Ia menderita penyakit langka kehamilan sehingga membuatnya telah melahirkan 44 anak saat berusia 40 tahun.
Wanita bernama Mariem Nabatanzi mengidap penyakit kehamilan langka yang harus membuatnya sering melahirkan. Dengan rutin melahirkan, maka bisa menjauhkan tubuhnya dari masalah kesehatan yang lebih parah.
Artikel terkait: Sudah Punya 18 Anak, Seorang Ibu Akan Melahirkan Anak Ke-19
Mengalami Penyakit Langka Kehamilan karena ukuran Ovarium yang Tidak Normal
Selain sangat mudah hamil, tanda-tanda dari penyakit langka kehamilan yang diderita oleh Mariem adalah ia selalu melahirkan banyak anak sekaligus. Selama kehamilannya, ia diketahui sering melahirkan anak kembar dua, tiga, hingga kembar empat.
Diketahui ia pernah melahirkan empat pasang anak kembar, lima kali melahirkan kembar tiga, dan lima kali melahirkan kembar empat. Selama ini ia hanya sekali melahirkan bayi tunggal.
Sayangnya, 6 anak yang sudah dilahirkannya diketahui telah meninggal. Jadi, sekarang ia tinggal dengan 38 anaknya yang terdiri dari 20 anak laki-laki dan 18 anak perempuan.
Kondisi Mariem yang sangat mudah melahirkan banyak anak rupanya dipengaruhi oleh ukuran rahimnya. Dokter mengatakan bahwa ia memiliki ukuran rahim atau ovarium yang lebih besar dari ukuran normal. Hal itu menyebabkan kondisi yang disebut dengan hiperovulasi.
Ia dianjurkan untuk terus melahirkan untuk mengurangi tingkat kesuburan dalam indung telurnya. Menurut Mayo Clinic, sindrom hiperstimulasi ovarium memang jarang terjadi.
Namun, komplikasinya bisa mengancam jiwa mulai dari penumpukan cairan di perut atau dada, pembekuan darah, gagal ginjal, hingga masalah pernapasan.
Penggunaan alat kontrasepsi juga tidak akan berfungsi dan kemungkinan hanya akan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih parah. Sebenarnya perawatan untuk hiperovulasi sudah tersedia. Sayangnya, perawatan itu sulit didapatkan di pedesaan Uganda, tempat tinggal Mariem.
Melansir The Sun, Dr. Charles Kinggundu, seorang ginekolog di Rumah Sakit Mulago, di ibukota Uganda, Kampala, mengatakan bahwa kondisi Mariem kemungkinan besar karena keturunan.
“Kasusnya Mariem terjadi karena kecenderungan keturuanan genetik. Untuk hiperovulasi akan lebih mudah melepaskan telur dalam satu siklus yang secara signifikan meningkatkan kemungkinan memperbanyak kelahiran,” jelasnya.
Menikah Sejak Usia 12 Tahun dan Mulai Melahirkan Sejak Saat Itu
Mariem mengaku jika ia bersyukur memiliki anak yang begitu banyak. Menurutnya mungkin itu adalah cara Tuhan memberikannya anugerah dengan melahirkan banyak anak.
“Itu adalah anugerah Tuhan ingin memberi saya begitu banyak anak,” ucapnya.
Namun, ternyata awal mula pernikahannya tidaklah seindah itu. Saat masih berusia 12 tahun, ia dipaksa orang tuanya untuk menikah dan ditukar dengan mas kawin.
Setelah menikah, ia terus melahirkan hingga usianya menginjak 40 tahun. Tidak ada metode keluarga berencana yang berhasil dan melahirkan adalah jalan satu-satunya untuk mengurangi tingkat kesuburan dalam indung telurnya.
Ia mulai berhenti melahirkan sejak tahun 2016, di mana ia ditinggalkan oleh suaminya. Diketahui jika sang suami memang sering absen dan tidak pernah menemani Meriem.
Bahkan, ia kabur setelah Meriem melahirkan anak bungsunya dan membawa semua uang keluarga yang sudah dikumpulkan.
Saat ini, Meriem telah diberitahu oleh dokter untuk berhenti melahirkan. Bahkan, ia diberitahu jika dokter sudah memotong rahimnya.
Artikel terkait: Wow! Ibu ini melahirkan anak ke-21 di usia 43 tahun
Pantang Menyerah untuk Menghidupi 38 Anaknya
Setelah menderita penyakit langka kehamilan, kini hidup Mariem didedikasikan untuk ke-38 anaknya. Ia bekerja keras agar bisa memberikan kehidupan yang layak untuk para buah hatinya.
Saat ini Meriem dan anak-anaknya diketahui tinggal di empat rumah sempit yang terbuat dari balok semen dan atap seng di sebuah desa di utara Kampala, Uganda. Ia mengaku semua waktunya dihabiskan untuk merawat anak-anaknya dan bekerja untuk mengumpulkan uang.
Meriem melakukan segalanya untuk mendapatkan uang, mulai dari menjadi penata rambut, mengumpulkan besi tua, hingga menjual obat-obatan herbal. Semua uang yang didapatkannya langsung habis untuk membeli kebutuhan makanan, pakaian, perawatan medis, dan biaya sekolah.
Buah hati Mariem menganggap bahwa sang ibu adalah pahlawannya. Menurut anak sulungnya, Ivan Kibuka, ibunya kewalahan karena harus melakukan banyak pekerjaan.
“Kami membantu semampu kami, seperti memasak dan mencuci. Namun, ia masih menanggung seluruh beban keluarga. Saya ikut merasakannya,” ucapnya.
Itulah kisah dari seorang wanita yang mengalami penyakit langka kehamilan dan membuatnya telah melahirkan 44 anak. Seperti apa pendapat Parents mengenai kondisi yang dialami oleh wanita tersebut?
***
Baca juga:
Pilu! Kisah Bayi Lahir di Ukraina Tanpa Dokter, Listrik, dan Air